Wartawan yang Jelas Tidak Akan Melakukan Intimidasi
- analisapost
- 5 Okt 2021
- 1 menit membaca
Diperbarui: 24 Feb 2023

SURABAYA - analisapost.com | Menjadi Jurnalis itu tidak mudah tugas utamanya adalah meliput, memotret, lalu beritanya dipublish.
Namun keberadaannya dianggap sering menyusahkan atau menganggu narasumber padahal fungsi utamanya wartawan melakukan kontrol sosial sehingga narasumber harusnya bisa kerjasama secara baik karena diera keterbukaan ini dibutuhkan transparansi.
Tetapi profesi wartawan sekarang ini dinodai oleh oknum yang mengaku-ngaku jurnalis. Ironisnya hanya bermodal id card, mereka mencari-cari kesalahan dari narasumber.
Apabila kemauannya tidak dituruti aibnya akan dipublish. Otomatis narasumber mengalami ketakutan, akhirnya terjadi kesepakatan dari nilai rupiah yang diinginkan.
Seringkali mereka dijebak oleh narasumber untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.Tetapi bagi wartawan gadungan, hal ini tidak pernah membuat mereka jera.
Ditambah lagi LSM juga ngaku wartawan untuk mencari kasus dari para pejabat. Pola mereka biasanya intimidasi Kepala Desa, Kadis, Pengusaha dll tujuanya hanya mencari uang receh.
Kalau sudah begini yang dirugikan jelas adalah wartawan yang benar-benar mencari berita. Ada kalanya tingkah mereka memalukan. Disetiap ada moment sering berebut nasi bungkus dan uang receh. Bahkan mereka dikasih uang dua puluh ribu sudah senangnya bukan main.
Sedangkan wartawan yang benar tidak seperti itu. Mereka hanya mencari berita lalu dipublikasikan dan medianya jelas ada.
Pesan bagi narasumber yang didatangi wartawan abal-abal, untuk cek medianya, ada atau tidak. Kalau sudah dianggap meresahkan segera laporkan ke pihak berwajib.
Pesan bagi pejabat, jangan samaratakan bahwa semua wartawan pasti tabiatnya seperti itu alias meminta uang. (Red)
Comments