top of page

Warisan Sejarah di Omah Tua Coffee and Library

SURABAYA - analisapost.com | Omah Tua ini unik karena masih mempertahankan bangunan asli yang mulai berdiri pada tahun 1907.

Warisan Sejarah di Omah Tua Coffee and Library
Warisan Sejarah di Omah Tua Coffee and Library (Foto: Div)

Omah Tua Coffee and Library sendiri berada di kawasan Kampung Lawas yaitu Maspati Gang V no 31. Banyak yang tidak menyadari itu sebuah Cafe.


Sewaktu sampai disana pastinya pengunjung dibuat terkagum - kagum akan sebuah rumah tua masih terawat secara baik.


Dari informasi yang di dapat, bangunan lawas milik Sumargono dulunya merupakan Punden atau lebih tepatnya tempat berkumpul sewaktu hari raya lebaran, juga sebagai markas tentara pada masa Kolonial Belanda.


Tempat tersebut lebih banyak difungsikan sebagai tempat berkumpulnya pemuda pemudi Maspati guna menyusun strategi perang 10 November.


Berubah Menjadi Cafe

Suasana rumah tua dengan perpustakaannya
Suasana rumah tua dengan perpustakaannya (Foto: Div)

Saat awak media AnalisaPost berbincang - bincang bersama Bintang selaku pemilik, ia pun menceritakan awal mula cafe itu berdiri.


"Rumah ini berubah jadi cafe tepatnya tahun 2018. Tempat ini sudah ada sejak tahun 1907. Kondisinya masih asli, yang direnovasi hanya atap dan bagian belakang karena banjir," ujar Bintang salah satu cucu dari pemilik rumah tua.


Bintang mengatakan bahwa ide cafe itu ada karena rumah milik keluarganya sudah tidak ditempati.


"Sejak mbah (nenek) meninggal dan anak-anaknya sudah tidak disini, rumah ini jadi kosong. Akhirnya saya berusaha untuk menjaga dan merawat rumah ini dengan cara membuka cafe dari pada dibiarkan kosong,"terangnya.

Salah satu buku lama yang ada di perpustakaan
Salah satu buku lama yang ada di perpustakaan (Foto: Div)

"Untuk konsepnya memang saya biarkan jadul, disamping budget minim. Disini tidak hanya cafe saja. Tetapi ada juga buku-buku lama dari koleksi pribadi berikut dari teman-teman ayah,"cerita pria lulusan perhotelan ini.


Ia mengaku, meskipun hanya tamatan SMK, Bintang tidak pernah merasa malu bahkan minder. Tapi dia semakin bersemangat merawat rumah tua dengan mengundang beberapa komunitas filsafat untuk kegiatan berdiskusi.


Bintang juga mengakui pengunjung yang datang tidak hanya dari warga Surabaya tapi ada juga berasal dari luar kota bahkan wisatawan asing.


"Mereka tau tempat ini secara online. Kebanyakan mahasiswa sih yang kesini,"tuturnya kepada awak media AnalisaPost.

Mas Bintang, cucu dari pemilik rumah tua
Mas Bintang, cucu dari pemilik rumah tua (Foto: Charles)

"Untuk menu spesial yang terkenal adalah kopi single orginalnya atau kopi filter. Respon pengunjung kebanyakan mengatakan tempat disini unik serta tidak berisik karena jauh dari jalan raya," ungkapnya.


"Harapannya kedepan masih dipertahankan apa adanya sama ingin tambah koleksi bukunya agar bisa dibawa pulang," paparnya.


Sebagai informasi tambahan bagi pengunjung yang ingin datang kesana, cafe di buka mulai jam 4 sore sampai 10 malam. (Che/Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

1.064 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya