Sumut - Analisa Post | Perjuangan panjang dan upaya untuk menuntut hak yang berkeadilan kepada perusahaan PT. Toba Palp Lestari (TPL) memasuki babak baru. Tak tanggung tanggung Pdt Faber S Manurung.S.Th M.Sc membuat petisi-petisi untuk 'menyelamatkan' bumi yang diunggah di laman change.org, Sabtu (01/5/2021).
Hasil penyelusuran awak media terhadap laman petisi itu, terlihat yang menanda tangani petisi sudah mencapai 400 orang. Tak dapat dipungkiri petisi tersebut untuk mengingatkan kepedulian semua pihak pada kelestarian lingkungan hidup.
Maka, berbagai cara dilakukan orang untuk menggugah kesadaran pentingnya melestarikan lingkungan hidup. Dan petisi tersebut diberi judul PT Toba Pulp Lestari! Tolong Kembalikan Hak Lingkungan Bersih Warga Parbulu.
Berikut petisi-petisi untuk 'menyelamatkan' bumi yang diunggah di laman change.org :
1. Kembalikan tanah leluhur kami yang sudah dipakai 34 tahun
2. Kembalikan kesuburan tanah, kemurnian air, dll, supaya bisa diolah menjadi sumber ekonomi.
3. Ganti rugi untuk seluruh korban baik materi mau pun jasmani, akibat polusi kimia, dan operasional pabrik nya
Sementara, pencetus petisi itu pun meminta, supaya pemilik PT TPL langsung turun tangan, dan berbicara dengan warga Kampung Parbulu Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Sumatera Utara, khususnya keturunan Oppu Sinta Manurung dan warga lainnya. Karena selama ini, menurutnya, anak buahnya diduga telah sengaja memberikan harapan palsu secara berulangkali, bahkan melakukan pembohongan.
Kemudian, beragam komentar pun bermunculan dikolom petisi tersebut, dan apa yang menjadi alasan masyarakat menanda tangani petisi akhirnya terkuak juga kepermukaan.
Berikut ini ragam komentar masyarakat alasan menanda tangani di petisi tersebut. Dan lihat mengapa orang lain menandatangani petisi dan mengapa puka petisi ini penting untuk mereka.
"Pencemaran lingkungan Danau Toba akibat limbah PT.TPL sudah tidak ditolerir, terlebih program Danau Toba sebagai super prioritas wisata," tulis Tommy Sihombing.
"Karena sudah terlalu lama PT.TPL (dulu Indorayon) menindas Tano Batak dibiarkan oleh rezim pemerintah silih berganti," tulis Eliakim Sitorus.
"Sudah sejak lama menindas dan di biarkan dari tahun ke tahun oleh pemerintah, Kepada bapak bapak penyalur suara rakyat, Tolonglah gunakan wewenang kalian untuk menyampaikan suara kami ini, semoga cepat di tanggapi," tulis Yosua Maranatha Sianturi.
"TPL perusak Lingkungan dan perampas Tanah Adat / Hutan Adat di Tanah Batak, TPL Go To Hell!," tulis Sammas Sitorus.
"Hak atas tanah kembalikan kepada masyarakat, negara wajib melindungi masyarakatnya bukan berpihak pada pemodal," tulis Gamin Lampor.
"Tuhan tolong penyelesaian konflik ini. Bagaimanapun pencemaran merugikan generasi sekarang dan berikutnya. Tetap semangat," tulis Emma Manurung. (edi)
Comments