SURABAYA - analisapost.com | Masa pemerintahan Jokowi sebentar lagi akan berakhir dan akan digantikan oleh Prabowo-Gibran. Salah satu program andalan yang diusung adalah pemberian makanan bergizi gratis.
Gibran telah mulai menjalankan program ini di beberapa daerah, salah satunya di SDN Klampis Ngasem III Surabaya, di mana ia membagikan makanan gratis kepada para siswa.
Perlu diketahui bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar 71 triliun rupiah untuk program ini, meskipun bentuk detail dan sasaran penggunaan anggarannya masih belum jelas.
Terkait harga per daerah, Gibran menjelaskan bahwa tiap kota akan memiliki variasi biaya. "Tiap kota pasti bervariasi, kemarin ada yang 14.900 dan ini anggarannya Rp 15.000," ujarnya.
Namun, program ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampak terhadap APBN dan potensi permasalahan sampah yang belum mendapatkan solusi jelas. Saat kunjungan ke Surabaya, Gibran menyebutkan bahwa Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, mampu mengelola sampah plastik dari program tersebut.
Eri menjelaskan bahwa, "setiap sekolah akan memilah sampah organik dan non-organik, di mana sampah plastik akan dikumpulkan oleh siswa dan diserahkan ke bank sampah untuk dijual. Hasil penjualannya akan dikembalikan kepada siswa yang mengonsumsi makanan tersebut," terangnya.
Berbeda dengan pandangan Gibran dan Eri, Direktur Eksekutif Walhi Jawa Timur, Wahyu Eka Setiawan, menyoroti dampak negatif program ini terhadap produksi sampah plastik.
Wahyu mengungkapkan bahwa, "jika program ini berjalan di satu kecamatan yang memiliki 12 desa, dengan asumsi setiap desa memiliki dua sekolah dasar yang masing-masing berisi sekitar 500 siswa, maka akan ada sekitar 36.000 sampah plastik dihasilkan setiap hari jika dihitung dalam setahun. Jumlah ini bisa mencapai 2.304 ton sampah plastik hanya dari satu kecamatan atau yang tidak bisa diurai paling tidak ada 3 jenis pembungkus plastik," ungkapnya, Minggu (18/8/24)
"Jika program ini dijalankan akan memproduksi 1.500 sampah plastik. Jika ditotal dengan jumlah siswa sekitar 12.000 dari 24 sekolah dasar di satu kecamatan maka asumsinya sehari akan menghasilkan sampah plastik sekitar 36.000 sampah plastik atau sekitar 9.600 kilogram dalam sehari. jika ditotal keseluruhan selama 5 hari aktif sekolah maka dapat menghasilkan sekitar 180.000 sampah plastik yang setara dengan 48 ton," jelasnya.
Dengan begitu selama sebulan bisa mencapai 192 ton dan setahun akan menghasilkan sampah plastik sekitar 2.304 ton. Ini hanya di satu kecamatan belum jika nanti dikalkulasikan. Maka akan menghasilkan sampah plastik yang besar, belum lagi sampah organik sisa makanan.
"Program ini sangat berpotensi menambah sampah plastik dan sampah organik yang melengkapi problem sampah saat ini. Kemudian, jika benar dilakukan tanpa perencanaan dan persiapan matang dengan mempertimbangkan hal ini, maka program makan siang gratis justru tidak konsekuen dengan komitmen kampanye selama pilres Prabowo dan Gibran yang sempat menyentil soal sampah plastik," Solusinya adalah meminimalisir penggunaan plastik dengan menggunakan cara prasmanan dan untuk minumannya gunakan gelas atau botol non plastik dengan cara tersebut program bank sampah dapat disandingkan tegas Wahyu mengakhiri perbincangannya. (Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Editor: Dewi
Comentarios