SUMENEP - analisapost.com | Namanya Muhammad Abdurrahman Kafabih, anak yang akrab disapa Ra Abduh (Lora Abduh) dengan pakaian ala Banser, tampak memegang kardus di jalanan yang ramai kendaraan. Ia turut serta menggalang dana bersama ayahnya, KH. Muhammad Chotib dalam aksi galang dana yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Badan Otonom (Banom) NU yang dilaksanakan di ruas jalan protokol Sumenep. ( Selasa, 07/12/21)
"Kegiatan itu dilakukan pada tanggal 7 Desember sekitar jam 11 siang," ucap Noor Izdiyana atau Nyi Dian, Ibu Ra Abduh saat dihubungi analisapost.
Ra Abduh melakukan aksi galang dana atas keinginannya sendiri, bahkan dari portal resmi NU ketika ayahnya Kiai Wafi bahkan anggota NU lain memintanya untuk berhenti karena padatnya lalu lintas dan panasnya cuaca tidak menyurutkan langkahnya. Ia menolak dan tetap menjalankan aksinya.
Kiai Wafi sering melakukan kegiatannya secara sembunyi agar Ra Abduh tidak ikut. Tetapi hari itu Kiai Wafi tidak mampu melakukannya. Kegiatannya telah diketahui putranya. Kepedulian Ra Abduh terhadap korban bencana erupsi Semeru bermula saat Kiai Wafi menceritakan kondisi korban Semeru. Bahkan Ra Abduh malah bertanya apakah di sana ada anak kecil, bagaimana mereka sekolah dan bagaimana mereka bermain. Sejak saat itu Ra Abduh semakin peduli terhadap kondisi di sana.
"Awalnya memang di ceritain tentang kondisi di lumajang. Beberapa kali liat foto anak-anak kecil juga. Terus keesokanya Kiai Wafi bilang ke saya kalau mau ada kegiatan penggalangan dana dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Denger kaya gitu abduh-nya langsung nyeletuk, 'Buya (sebuatan untuk ayah) adek abduh mau ikut ya'. Sudah dilarang awalnya, karena kegiatanya bukan di gedung / rumah tapi di jalan. Karena biasanya memang abduh ini sering diajak buya-nya kalau ngisi acara NU ), Tapi tetap maksa. 'Adek abduh mau ikutan cari uang kasihan anak-anak yang gak bisa sekolah gak bisa beli jajan'," tutur Nyi Dian menirukan ucapan anaknya. (9/12/2021)
Ra Abduh saat ini masih berumur 6 tahun. Ia masih duduk di bangku kelas 1 SDN Pajagalan 1. Bagi Kiai Wafi prestasi akademik masih nomer sekian, tetapi akhlak dan kepedulian terhadap sesama itu cukup. Ia berharap kepedulian Ra Abduh terhadap sesama terpatri hingga dewasa nanti. (Juna)
Comentarios