top of page
Gambar penulisanalisapost

UKWMS Berikan Mesin Teknologi Tepat Guna Untuk Usaha Makanan Tradisional Produk Lokal

Diperbarui: 19 Des 2022

SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan pada usaha masyarakat kecil UMKM, perlu adanya pengembangan usaha melalui inovasi pada bahan baku, proses pembuatan dan pemasarannya.

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berikan mesin pengering kerupuk hemat energi guna membantu optimalkan produksi kerupuk (Foto: Div)

Dengan tujuan Pengabdian Masyarakat Terintegrasi, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berikan mesin pengering kerupuk hemat energi guna membantu optimalkan produksi kerupuk bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) di Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo. Sabtu, (17/12/22).


Hal ini tentu sangat membantu pemerintah karena program untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan pedesaan telah dilakukan guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejaterahaan masyarakat.


Dilakukan implementasi mesin produksi di UMKM bertujuan guna mengembangkan usaha makanan tradisional produk lokal khususnya krupuk di desa. Tantangan membangun desa tentu akan menjadi bagian dari dinamika masyarakat dalam mengawali perubahan pengembangan usaha makanan tradisional produk lokal.

Ir. Andrew Joewono, ST.,MT.,IPU.,ASEAN, saat ditemui di Desa Curah Cottok mengatakan, keunggulan alat ini dibanding pengering laiinnya adalah hemat energi guna membantu produksi kerupuk bagi pelaku UMKM yang diberikan.


“Pengembangan Usaha Makanan Tradisional Produk Lokal dengan Mesin Produksi Tepat Guna, kami berikan pada UMKM “RISQI” di Desa Curah Cottok Situbondo. Keunggulan alat ini dibanding pengering laiinya karena hanya membutuhkan 72 watt saja dan juga menghasilkan proses pengeringan menggunakan LPG." jelas Andrew sebagai penanggung jawab terhadap pelaksaanaan kegiatan, juga sebagai seorang dosen.


"Proses pengeringan pada mesin ini hanya membutuhkan waktu 1 jam dengan kapasitas 50 kilogram kerupuk, menggunakan elpigi 3 kilogram. Satu elpiji bisa dipakai tiga kali pengeringan dengan durasi 1 jam kurang atau 90 menit.


Andrew menjelaskan cara kerja mesin pengering yang sangat sederhana."Caranya mudah kok tidak ribet. Tinggal menekan tombol power dan start maka mesin akan mulai beroperasi. Dengan adanya mesin ini, kelembaban dan suhu mudah diatur. Jadi ketika musim hujan para pelaku UMKM tentu tidak akan kawatir lagi." cerita pria paruh baya ini kepada awak media Analisa Post.

Tidak hanya terhenti pada mesin pengering kerupuk. Dosen Teknik Elektro dan Dra. Ir., Adriana Anteng Anggorowati,MSi.,IPU, sebagai anggota yang membantu persiapan hingga pelaksanaan kegiatan, dengan kepakaran implementasi material produksi (kimia). Dengan usaha produksi produk lokal, akan terus mengembangkan desa tertinggal menjadi desa wisata guna perbaikan ekonomi masyarakat tersebut.


Sementara Kades Curah Conttok Situbondo yang diwakillan oleh carik (sekretaris desa) mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada UKWMS. "Kami sangat mengapresiasi apa yang telah diberikan kampus UKWMS dan seluruh Mahasiswa yang datang dari berbagai provinsi mewakili kampusnya masing-masing."ujarnya


"Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, semoga apa yang telah diberikan bisa kami kembangkan untuk seterusnya. Mohon maaf dan terima kasih," tuturnya.(Dna)


Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya