SURABAYA - analisapost.com | Sejak porang booming, banyak petani di Madiun yang beralih menanam umbi tersebut. Terlebih hasil porang lebih menjanjikan dibandingkan pertanian lain. Namun setelah adanya aturan baru yang membebani para petani porang, menjerit karena umbi porang sangat rendah perkilogram.
Banyaknya petani porang yang mengeluhkan kondisi harga yang terus menerus turun, bahkan banyak petani terpaksa untuk tidak memanen porang dan membiarkannya di dalam tanah, Christian Julius Wijaya Dosen tekhnik kimia, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) hadir untuk bisa berperan melakukan transformasi porang menjadi berbagai produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
Bagaimana peranan perguruan tinggi untuk bisa berperan mengangkat masyarakat menjadi suatu bentuk kemandirian secara ekonomi. Dosen muda dengan beberapa prestasi yang diraihnya, berikan solusi melalui pemanfaatan mesin pengering porang dengan sumber utamannya LPG di Desa Morang, Kecamatan Kare, kabupaten Madiun, lokasi yang tak jauh dari kampus UKWMS, sehingga menjadi lokasi pembinaan terutama dalam pengabdian kepada masyarakat.
"Langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan porang ini adalah kita melakukan inovasi baru untuk turunan porang. Porang ini kita ubah menjadi produk tengah, untuk menjadi chips atau menjadi tepung. Kami memberikan 2 alat yakni alat pengering porang dan perajang porang. Kita provite pada proses untuk dapat mengembangkan masyarakat dalam bidang teknologi dan pengetahuan,"ujarnya saat di konfirmasi. Jumat (9/12/22)
Dengan adanya mesin, alat pengeringan berbentuk seperti oven yang menjadi pendukung untuk mengolah tanaman porang menjadi berbagai macam produk bernilai ekonomi tinggi, diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Spesifikasi Mesin Pengering Porang sendiri berbahan material rangka besi stall 30/30 dengan kapasitas 1.5 ton/ proses, dimensi mesin 8400mm x2200 mm x2200, dimensi box 7200 mm x 2200 mm, menggunakan elektro motor, 1 penggerak blower, lama proses pengeringan sekitar ±36 Jam. Suhu proses:± 60 – 80 °C, Pengeringan dilengkapi dengan blower fungsinya untuk mengeringkan chips porang siap menjadi tepung
"Alat ini kita upayakan suhunya lebih stabil, agar pengeringannya bisa lebih cepat lagi. Karena ketika petani-petani datang, mereka bisa untuk mencoba bagaimana mengoperasikan. Mereka bisa mengetahui berapa lama untuk pengeringan jika menggunakan alat ini."paparnya.
"Tujuanya mempermudah cara kerja para petani. Karena fungsi alat ini mempermudah prosesnya. Dimana mesin ini merupakan rangkaian mesin porang yang digunakan untuk mengolah porang, terutama pada proses perajangan porang. Tanaman porang sendiri sudah menjadi buah bibir banyak orang lantaran nilai ekonominya yang tinggi," paparnya menjelaskan.
Menurutnya, belum banyak yang mengetahui bahwa porang merupakan komoditas yang memiliki permintaan tinggi, bahkan diluar negeri seperti ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lainnya.
Angka permintaan yang besar ini jika dimanfaatkan secara optimal dengan menjual hasil olahan porang, maka keuntungan dan kesejahterahaan masyarakat yang di dapatkan oleh petani akan semakin meningkat.
"Dengan adanya alat tersebut, para petani tidak lagi bahan baku mentah yang mereka jual, tetapi menjadi produk tengah sehingga bisa melewati para tengkulak dan kami tetap akan selalu memberikan pendampingan untuk masyarakat,"paparnya menjelaskan ke awak media Analisa Post.
Ia juga menyampaikan bahwa dari pihaknya akan selalu mendampingi. Dengan adanya pendampingan, berharap bisa memotivasi dan dapat dilanjutkan pengabdian masyarakat sehingga terwujud daerah yang mandiri dan maju dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Segala kekurangan pastinya akan terus di benahi. Dalam hal ini kerja nyata yang dilakukan tentu saja menjadi satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Melalui para mahasiswanya bersinergi dengan dosen ikut andil dalam memberdayaan hingga mencerdaskan masyarakat.
Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com
Comments