SURABAYA - analisapost.com | Ikatan Psikologi Klinis (IPK), yang berada di bawah naungan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), menyelenggarakan Temu Ilmiah Nasional VI dengan tema: “Peluang dan Tantangan Peran Psikologi Klinis dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Psikologis Menyongsong Era Society 5.0: Optimalisasi Fungsi Psikologis sebagai Bentuk Penyesuaian Diri Menghadapi Masa Transisi”.

Acara tahunan ini digelar selama dua hari Jumat dan Sabtu, 6-7 Desember 2024 di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Kampus B, Jl. Airlangga No 4-6 Surabaya ini dihadiri 360 orang, 160 peserta workshop, dan 200 orang peserta seminar bertujuan untuk memperkuat peran psikolog klinis dan ilmuwan psikologi dalam memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan transisi menuju Era Society 5.0.
Ketua IPK Himpsi, Natalia Kusumawardhani, S.Psi., M.Si., menyampaikan pandangannya terkait penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, meskipun teknologi seharusnya diciptakan untuk membantu manusia, kenyataannya banyak yang justru terhanyut dan menganggap teknologi sebagai satu-satunya pusat kehidupan.
"Teknologi yang diciptakan untuk membantu sering kali membuat kita terjebak. Banyak kasus terjadi karena ketidakmampuan individu melepaskan diri dari teknologi," ujar Natalia kepada awak media AnalisaPost, Jumat (6/12/24)
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sikap bijak dalam penggunaan teknologi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental.
"Bagaimana kita menggunakan teknologi untuk mempermudah hidup, itulah yang seharusnya dilakukan. Peran psikologi klinis adalah membantu masyarakat menghadapi masa transisi ini, mulai dari menciptakan teknologi hingga benar-benar bisa merangkulnya. Dunia ada di genggaman kita, bukan kita yang digenggam oleh dunia," jelas Natalia.
Salah satu topik yang dibahas dalam workshop paralel yang digelar oleh IPK adalah pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam pemeriksaan psikologi. Selain itu, workshop ini juga membahas upaya peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental akibat penyalahgunaan teknologi informasi.
Natalia menjelaskan bahwa secara ilmu psikologi klinis, IPK banyak menangani orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
"Perbedaannya, ODMK memiliki gangguan yang belum parah, seperti adiksi internet ringan. Namun, jika sudah berkembang menjadi adiksi pornografi, judi online, hingga keinginan bunuh diri, itu sudah masuk kategori gangguan psikologi," terangnya.

Ia pun menekankan pentingnya mencari bantuan profesional jika seseorang sudah mengalami masalah kesehatan mental. "Istilahnya, jika sakit harus berobat ke dokter, dan dalam hal ini dokter yang dimaksud adalah psikolog klinis," tegasnya.
Natalia juga menyebutkan bahwa IPK memiliki sekitar 2.400 anggota psikolog klinis yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Sulawesi, Bali, Jakarta, hingga Nusa Tenggara Timur.
Temu Ilmiah Nasional VI diharapkan menjadi wadah diskusi ilmiah, pertukaran gagasan, dan kolaborasi antar profesional psikologi. Acara ini bertujuan untuk mengoptimalkan layanan psikologi klinis dalam mendukung kesejahteraan psikologis masyarakat, baik di tingkat individu maupun komunitas.
Temu Ilmiah Nasional VI ini diharapkan menjadi wadah diskusi ilmiah, pertukaran gagasan, serta kolaborasi antar profesional psikologi untuk mengoptimalkan layanan psikologi klinis. Kegiatan ini juga akan mengoptimalkan layanan psikologi klinis dalam mendukung kesejahteraan psikologis masyarakat, baik di tingkat individu maupun komunitas.
Rangkaian acara meliputi seminar, diskusi panel, presentasi penelitian, serta pelatihan berbasis praktik yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para peserta. Selain itu, Temu Ilmiah Nasional VI ini menjadi momen penting bagi IPK-HIMPSI untuk mengukuhkan komitmennya dalam mendukung perkembangan ilmu dan praktik psikologi klinis di Indonesia.
Acara ini diharapkan dapat dihadiri oleh para psikolog klinis, akademisi, peneliti, serta pemangku kepentingan lainnya dari berbagai sektor. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkaya diskusi dan memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan psikologi klinis di Indonesia. (Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments