SURABAYA - analisapost.com | Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ikut serta berpartisipasi dalam kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo yang digelar sekitar boozem UPN Veteran Surabaya, Jawa Timur mulai tanggal 22-25 November 2022.
Dengan mengusung tema "Enterpreneurship Change To Good Life" KMI Expo XIII, diikuti sekitar 351 perguruan tinggi, dengan 402 booth pameran, 951 Produk usaha dan lebih dari 3000 mahasiswa dari perguruan negeri maupun swasta seluruh Indonesia hadir, merupakan rangkaian kegiatan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM).
Tim starup Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Aero Fun Research Tech turut mensukseskan ajang KMI, yang datang membawakan produk unggulan pesawat multiguna tanpa awak atau Unmaned Aerial Vehicle (UAV).
Tim yang melakukan riset sejak 2020 dengan melibatkan 12 mahasiswa dari berbagai fakultas.” Saya dari farmasi angkatan 2019 sebagai Chief Operating Officer (COO) di Tim Starup Aero Fun Research Tech," ujar Mentari kepada awak media Analisa Post Jumat (25/11) siang tadi.
Selain Mentari, beberapa mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan pesawat yakni, Fallah Alfrido Firmansyah dari teknik mesin sebagai Ketua, CEO Aero Fun Research Tech, Syaif Ambiya, sebagai Chief Technology Officer (CTO) mahasiswa Teknik Mesin tahun 2019, Siti Halimatussa’diyah mahasiswi Farmasi tahun 2019, finance dan Putri Hanifah Anggraeni mahasiswi Manajemen tahun 2020, marketing.
"Kegiatan ini tujuannya agar mahasiswa dapat terhubung satu sama lain dan menjadi pembelajaran untuk menjadi wirausaha Indonesia yang lebih maju. Berharap semakin banyak yang mengenal produk kami. Setelah kegiatan di Surabaya, kami akan ke Semarang untuk bertemu dirut Politeknik. Jika lolos, akan ikut pameran teknologi." tuturnya.
"Moto kami fun to flight, safe to fly. Dan pesan saya kepada anak-anak muda manfaatkan waktu sebaik-baiknya karena tidak ada kesempatan datang keduakali." tutup wanita mungil berhijab.
Sementara Fallah Alfrido Firmansyah mahasiswa semester 7 mengatakan pesawat multiguna tanpa awak atau pesawat Unmaned Aerial Vechicle (UAV), bisa digunakan oleh banyak sektor seperti pengiriman obat, barang , evakuasi maupun memonitoring korban bencana di lokasi sulit terjangkau.
Menurut Fallah, awal mula timnya mencoba membuat UAV, tahun 2020 pada kompetisi robot terbang dan pada tahun 2021 ia mendalami riset tersebut.
Fallah mengungkapkan pembuatan UAV dibutuhkan waktu 35-40 hari. "Material pembuatan ini memakai karbon keplar yang merupakan material ringan namun lebih kuat dari baja," ujarnya.
"Spesifikasinya pesawat ini memiliki berat 4.7 kilogram, panjang 2 meter dan mampu mengangkat beban 500 hingga 800 gram. Terbang di ketinggian 350 meter dengan durasi satu jam, jelajahnya 28 kilometer dan 38 menit," jelasnya kepada awak media Analisa Post.
"Untuk kualitas pembuatannya tidak perlu diragukan, kita menggunakan material yang istimewa. Ini loh buatan orang Indonesia yang nggak kalah dengan orang luar," tutup pria cerdas dan murah senyum ini mengakhiri pembicaraannya. (Dna/Che)
Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com