SURABAYA - analisaposst.com | Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, kembali menciptakan inovasi luar biasa di dunia kesehatan. Ia berhasil mengembangkan Nano Gold, berbahan dasar emas murni 24 karat, yang tidak hanya bermanfaat untuk kecantikan tetapi juga mampu membantu penyembuhan berbagai penyakit, termasuk stroke.
Penemuan ini juga terbukti dapat meningkatkan imunitas tubuh. Prof. Titik, Guru Besar Kimia Analitik Spesifikasi material Kosmetik Unesa itu menjelaskan kepada awak media AnalisaPost bahwa penelitian Nano Gold dimulai sejak ia menempuh pendidikan doktoral pada 2011-2013.
Penelitian lebih intensif dilakukan pada 2017, awalnya dengan menciptakan Nano Gold dalam bentuk air minum. Nano Gold tersebut telah diujicobakan pada pasien kanker, kusta, dan penyakit degeneratif seperti diabetes, stroke, dan kolesterol. Hasilnya menunjukkan peningkatan kondisi pasien, termasuk imunitas yang lebih baik dan perbaikan pada kulit.
"Sebelumnya Nano Gold sudah diujicobakan pada pasien kanker, hasilnya kondisi pasien membaik dan tidak mengalami kenaikan stadium. Begitu juga dengan penyakit kusta di Surabaya, hasilnya imunitas tubuh mereka meningkat dan kulit yang rusak akibat kusta juga semakin halus. Penderita kusta yang sebelumnya terkena batuk dan flu, sekarang mengaku lebih sehat,” ceritanya, Sabtu (14/12/24)
“Air minum Nanogold juga diujicobakan pada pasien penyakit degeneratif seperti diabet, stroke, kolesterol, rematik, asam urat bisa ditangani. Tidak hanya itu, orang kecelakaan, tipes dan lain-lain juga bisa karena antioksidan di dalam Nano Gold meredam radikal bebas 10 kali lipat lebih efektif dari vitamin E, sehingga mampu meningkatkan daya tahan tubuh," terang Prof kepada awak media AnalisaPost.
Pada 2021, Prof. Titik memperkenalkan metode baru berupa suntikan Nano Gold intravena, yang telah diujicobakan kepada 1.000 warga Surabaya. Hasilnya, mereka merasakan tubuh lebih bugar, kulit lebih cerah, dan imunitas meningkat.
Ia meyakinkan bahwa suntikan ini aman bagi tubuh, tanpa efek samping pada ginjal maupun organ lainnya. Suntikan ini juga disebut "susuk emas modern", menggantikan tradisi penggunaan susuk emas pada masa lalu.
"Nenek moyang kita puluhan tahun menggunakan susuk emas, sehat dan jarang sakit. Nah kini saya ubah teknologinya jadi suntik Nanogold Intravena sebagai gantinya atau kita sebut susuk emas modern dengan suntik skin care Nano Gold. Intinya saya ingin memopulerkan suntik Nanogold intravena ini sebagai suntik awet muda, muda wajahnya juga seluruh organ tubuhnya, sehingga semangat berkarya terus menyala. Khasiatnya 10 kali suntik vitamin, tidak bahaya di ginjal dan organ lainnya,” ungkapnya.
"Dengan dosis 200 mili temuan saya yang terbaru murni menggunakan Nano Gold saja tanpa campuran jadi yang sakit juga bisa sembuh selain kehendak tuhan. Umumnya yang sudah beredar di pasaran, nanogold ini disuntikan hanya 10 mili yang di gandengkan dengan kromosom atau nonogold dicampur dengan kolagen," terangnya.
Prof. Titik menekankan bahwa inovasi ini juga sangat relevan bagi mereka yang sudah menerima vaksin COVID-19, karena Nano Gold dapat meningkatkan efektivitas vaksin dengan membantu mencairkan darah dan memunculkan antibodi.
“Jika dikabarkan ada vaksin yang malah membuat darah mengental, maka suntikan Nanogold membantu mengencerkan darah. Jadi justru saat ini mulai dipikirkan untuk penggunaan keduanya, vaksinasi dan penyuntikan Nanogold,” ujar Titik.
"Saya dan dr. Iva sudah memberikan suntikan ini kepada warga sekitar. Jadi saya berpikir saat ini pilihannya injiksi yang langsung berdampak pengenceran darah dan antioksidan, antivirus untuk menjaga tubuh langsung, dengan metode penyuntikan, maka tidak menunggu lagi masuk sistem pencernaan baru beredar lewat pembuluh darah," katanya.
Prof Titik melanjutkan, suntik Nano Gold sesungguhnya menggantikan budaya susuk emas, yang dikenal di masa lalu. Selain dapat memberikan peningkatan imun, bonus dalam suntik nanogold adalah kulit menjadi lebih sehat, halus, dan cerah.
Ia pun menegaskan bahwa penggunaan Nano Gold telah sesuai dengan fatwa MUI yang membolehkan penggunaan partikel emas untuk keperluan yang dibenarkan secara syar’i.
Apa yang dilakukannya dari sudut pandang agama tidaklah perbuatan musyrik, karena dia berpegangan pada fatwa MUI Nomor: 47 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Partikel Emas dalam Produk Kosmetik bagi laki-laki.
Fatwa tertanggal 24 Oktober 2018 itu menyatakan, penggunaan kosmetika yang mengandung bahan partikel emas bagi laki-laki hukumnya boleh dengan ketentuan dimaksudkan untuk kepentingan yang di bolehkan secara syar'i dan ada kemanfaatan, aspek bahaya (madlarrat) dalam penggunaan partikel emas telah hilang (tidak membahayakan)
Inovasi ini telah mendapat dukungan komersialisasi melalui kerjasama dengan PT. Katama Inovasi Global sejak Maret 2021.
Salah satu pasien, Sulistiana, memberikan testimoni bahwa suntikan Nano Gold membantunya pulih dari diabetes dan stroke setelah sebelumnya divonis tidak dapat diobati oleh rumah sakit.
"Dulu saya kena Diabet dan stroke. Awalnya badan saya lemas dan tidak bisa beraktivitas gara-gara jatuh di kamar mandi dan sudah pasang kateter. Kami sudah ke rumah sakit untuk berobat dan dari pihak rumah sakit menyarankan saya tinggal di rumah karena sudah tidak bisa di tangani," ceritanya kepada awak media AnalisaPost.
"Dengan perasaan yang sudah pasrah tetapi yakin saya bisa sembuh, kemudian kami mencoba cari bu Titik dan minta di suntik nanogold. Setelah 3 kali di suntik ke badan saya, akhirnya, allhamdulillah saya sembuh, sudah bisa berjalan dan beraktivitas kembali."paparnya.
"Semoga penemuan Prof.Titik ini bisa membantu banyak orang terutama orang golongan kecil. Jadi siapapun yang datang berobat, jangan kawatir. Selain bisa sembuh, kulit bisa bagus dan cantik itu bonus,"tutupnya mengakhiri pembicaraaan sore itu. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments