top of page

Solusi Untuk Mengatasi Gangguan Baca Tulis, dan Penanganan Disleksia Sejak Dini

SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka menyambut Hari Disleksia Sedunia yang jatuh pada bulan Oktober, Athalia's Blessing bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan PP PAUD Provinsi Jawa Timur mengadakan workshop selama dua hari pada tanggal 24-25, yang berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu.

 Ketua DWP Inspektorat Jawa Timur, Chusnur Ismiati Hendro Gunawan
Ketua DWP Inspektorat Jawa Timur, Chusnur Ismiati Hendro Gunawan (Foto: Div)

Workshop menarik ini akan diadakan mulai pukul 09.00 hingga 17.00 di Gedung Inspektorat Jawa Timur, Jl. Raya Bandara Juanda No.8 Sidoarjo, dengan menghadirkan narasumber dari Malaysia, Prof. Ong Puay Hoon, PhD (Cognitive Science), yang merupakan pendiri SMARTER Phonics dan Fonik PINTAR, Kamis (22/8/24)


Mengusung tema "Workshop Solusi Mudah Membaca dengan Metode Fonik Pintar", Ketua DWP Inspektorat Jawa Timur, Chusnur Ismiati Hendro Gunawan, menyatakan bahwa acara ini bertujuan untuk menyoroti kesulitan yang dihadapi oleh disleksia serta meningkatkan pemahaman dan kepedulian terhadap mereka.


“Disleksia adalah kondisi dengan keistimewaan yang unik dan luar biasa. Individu dengan gangguan disleksia umumnya mengalami kesulitan dalam keakuratan dan kelancaran mengenali kata-kata tertulis serta masalah dalam penerimaan dan pemahaman ejaan,” ujarnya kepada media awak AnalisaPost pada Rabu (21/8/24).


Wanita yang kerap disapa Iis Hendro Gunawan ini menjelaskan bahwa penyebab disleksia selain faktor kelainan otak juga bisa berasal dari faktor biologis, psikologis, dan lingkungan, termasuk pola asuh yang salah dari orang tua.


“Kesalahan umum orang tua adalah memaksakan anak hingga merasa tertekan, yang justru menghambat perkembangan kognitifnya. Dengan solusi praktis seperti observasi pola belajar, penggunaan tes sederhana, dan pemantauan perkembangan bahasa, orang tua dan guru dapat lebih cepat mengidentifikasi tanda-tanda awal disleksia,” jelasnya.


“Anak-anak memiliki keunikan masing-masing. Target orang tua dapat tercapai jika cara pendidikannya tepat. Membuat anak duduk diam selama beberapa menit dan mengeja huruf-huruf yang belum dikenalnya bukanlah tugas mudah. Kita perlu menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan agar anak bersemangat dan bahkan jatuh cinta pada kegiatan membaca,” tambahnya.


Menurutnya, anak dengan disleksia bukan hanya mengalami kesulitan dalam mengelola emosi, tetapi gangguan ini juga memengaruhi kemampuan mereka dalam mempersepsikan sesuatu.

Agil Torresia Nirwanasari, S.E, C.E, seorang praktisi dan pemerhati anak
Agil Torresia Nirwanasari, S.E, C.E, seorang praktisi dan pemerhati anak (Foto: Div)

“Disleksia tidak sederhana dan memerlukan intervensi sejak dini, dimulai dari hal-hal dasar. Mungkin kita pernah menjadi orang tua atau guru yang kesulitan mengajarkan anak membaca. Bagi Anda yang mendampingi anak dalam belajar, mungkin pernah merasa sulit untuk membuat anak bisa membaca pada usia yang seharusnya sudah memahami baca tulis,” terangnya.


Agil Torresia Nirwanasari, S.E, C.E, seorang praktisi dan pemerhati anak, juga menambahkan bahwa penanganan disleksia sebaiknya dimulai dengan pendeteksian dini pada anak, yang bisa dilakukan saat anak mulai bersekolah atau sekitar usia 3-4 tahun.


“Ciri-ciri awal yang sering terlihat adalah perkembangan kognitif yang tertinggal dibanding anak seusianya. Jika tanda-tanda tersebut terdeteksi, sebaiknya segera membawa anak ke psikolog untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.


Berikut beberapa cara untuk menangani disleksia pada anak usia dini:

1. Identifikasi Dini

  • Amati Gejala Awal: Perhatikan tanda-tanda seperti kesulitan mengenali huruf, lambat dalam belajar membaca, atau kesulitan memahami urutan kata.

  • Konsultasi dengan Ahli: Jika ada kekhawatiran, konsultasikan dengan ahli seperti psikolog anak, guru, atau terapis pendidikan untuk evaluasi dan diagnosis.

2. Pendekatan Multi-Sensori

  • Gunakan Pendekatan Visual, Auditori, dan Kinestetik: Anak dengan disleksia dapat belajar lebih baik dengan pendekatan yang melibatkan penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Misalnya, menggunakan permainan huruf, lagu, atau kegiatan yang melibatkan sentuhan dan gerakan untuk belajar huruf dan kata.

3. Intervensi Terstruktur dan Sistematis

  • Program Pembelajaran yang Terstruktur: Terapkan metode belajar yang spesifik untuk disleksia seperti Orton-Gillingham, yang mengajarkan fonem dan pola kata secara bertahap.

  • Latihan Fonologi: Fokus pada latihan kesadaran fonologis seperti pengenalan bunyi huruf dan suku kata, yang sangat membantu anak dengan disleksia.

4. Dukungan Individual

  • Bimbingan Belajar Secara Personal: Setiap anak belajar dengan kecepatan yang berbeda, jadi penting untuk memberikan bimbingan sesuai kebutuhan individual anak.

  • Perhatian Ekstra di Sekolah: Kerja sama dengan guru untuk memberikan dukungan tambahan di sekolah, seperti waktu tambahan untuk membaca atau menyelesaikan tugas.

5. Penggunaan Teknologi Bantu

  • Aplikasi atau Alat Bantu Membaca: Ada banyak aplikasi dan perangkat lunak yang dirancang untuk membantu anak dengan disleksia, seperti aplikasi pengenalan suara yang membantu anak belajar membaca.

6. Dukungan Emosional dan Psikologis

  • Tingkatkan Kepercayaan Diri: Berikan pujian dan dorongan ketika anak berhasil mencapai sesuatu, sekecil apapun itu. Hindari memberikan tekanan berlebihan.

  • Terapi Psikologis: Jika anak merasa frustrasi atau kurang percaya diri, terapi psikologis dapat membantu mereka mengatasi kecemasan terkait kemampuan membaca.

7. Kolaborasi dengan Keluarga

  • Melibatkan Orang Tua: Orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan dan pemahaman. Ikut serta dalam terapi atau kegiatan yang dianjurkan oleh terapis dapat membantu memperkuat keterampilan anak di rumah.

  • Rutinitas Membaca di Rumah: Membuat rutinitas membaca harian yang menyenangkan bisa membantu, seperti membaca buku cerita bersama sebelum tidur.


Penanganan disleksia sejak dini dengan metode yang tepat dapat membantu anak mengembangkan kemampuan membaca dan menulis dengan lebih baik, serta mencegah munculnya masalah emosional di kemudian hari.(Dna/Che)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

コメント


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya