SURABAYA - analisapost.com | Setelah video viral di media sosial yang menunjukkan kekerasan terhadap murid SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, kasus ini tampaknya akan dilanjutkan ke proses hukum. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, tampak dua personil Brimob ditempatkan di depan gedung sekolah saat tim media AnalisaPost datang untuk konfirmasi.
Kejadian ini diduga berawal dari kesalahpahaman setelah pertandingan basket "Next Gen" di sebuah mal Surabaya Barat yang kemudian berlanjut di media sosial pada Senin sore (20/10/24).
Ivan, ayah dari siswa SMA Cita Hati berinisial AL, merasa tidak terima karena anaknya diejek sebagai "anjing pudel" oleh EN. Ia pun datang ke sekolah EN di SMK Gloria 2 dengan membawa pengacara, serta diduga membawa preman dan senjata api, disaksikan oleh sekuriti perumahan.
Video yang menunjukkan dugaan kekerasan oleh Ivan terhadap EN telah dibantah oleh kedua orang tua siswa dalam video klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa masalah ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Dalam video klarifikasi berdurasi 1 menit 32 detik, Ivan yang merupakan pengusaha hiburan malam di Kota Surabaya, menjelaskan, "Saya Ivan, orang tua dari AL, yang sempat viral di SMA Gloria 2. Kejadian tersebut sebenarnya tidak benar. Banyak cerita yang tidak sesuai. Saya dan orang tua EN sudah berdamai secara kekeluargaan," ucap Ivan, yang kemudian berjabat tangan dengan orang tua EN.
Meskipun kedua pihak menyatakan sudah berdamai, pihak sekolah SMAK Gloria 2 tetap akan menempuh jalur hukum karena tindakan ini dianggap meresahkan lingkungan sekolah.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya, Syaiful Bachri, SP, bersama timnya, mengunjungi SMAK Gloria 2 untuk mendukung perlindungan anak dalam kasus ini.
"Kami prihatin dengan tindakan premanisme ini. Siapa pun pelakunya, berapa pun kekayaannya, harus diproses secara hukum," tegasnya.
Syaiful juga menegaskan bahwa Komnas PA siap memberikan pendampingan kepada korban, termasuk trauma healing, dan berharap masyarakat ikut mengawasi agar kejadian serupa tidak terulang di dunia pendidikan, terutama di sekolah tersebut.
Dari pantauan tim AnalisaPost, Ketua Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur periode 2023-2028, Febri Kurniawan Pikulun, SH., CLA, beserta jajarannya, turut hadir dalam kunjungan tersebut. (Che/Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments