top of page

SLB Fajar Harapan Bekali Siswa Dengan Pelatihan Kemandirian

Diperbarui: 12 Nov 2022

SURABAYA - analisapost.com | Jaman modern ini banyak membawa perubahan dan itu harus di imbingi oleh kravitas serta inovasi. Kalau tidak begitu, para siswa akan ketinggalan jauh. Hal ini di buktikan oleh SLB Fajar Harapan yang berlokasi Jl. Kebraon Praja Bar. No.III/1, Kebraon, Kec. Karangpilang, Kota Surabaya.

Anak-anak saat mendapatkan pelatihan salon (Foto: Div)

Dimana para siswanya di bekali ketrampilan mandiri tujuannya sebagai bekal ketika lulus. Kegiatan pelatihan kemampuan kemandirian di SLB Fajar Harapan ini adalah menganalisis potensi mereka, memaparkan hobi dan impian mereka masing-masing.


Dari kegiatan tersebut, tentunya akan mendapat gambaran awal karakter anak-anak yang sekolah di SLB. Selain memberikan pelatihan salon, mural dan akupresure, mereka diajak bercakap ringan untuk membangun kedekatan dengan mereka terlebih dahulu.


Kegiatan ini diharapkan menjadi awal untuk mengasah personal Care Skill dan Interpersonal Competance Skill.


Seperti yang disampaikan oleh Noor Ainah,S.Pd Kepala Sekolah SLB Fajar Harapan, "Kita mendapatkan kunjungan fasilitator untuk Program Sekolah Penggerak angkatan ke-2. Dimana sekolah kami termasuk salah satunya SLB yang sudah mandiri." ujar wanita ini dengan ramah.

"Fasilitator Program Sekolah Penggerak berperan sebagai pendamping dan pendukung kepala sekolah, guru dan pengawas untuk mewujudkan tujuan dari program yaitu yang berpusat pada murid." tuturnya Selasa (1/11/22)


Sementara fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan ke-2, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., S.T., M.Kes., IPU ASEAN Eng. mengatakan, sekolah penggerak sedikit berbeda dari sekolah biasa. Dimana sekolah akan lebih terstruktur. Terutama saat kurikulum merdeka belajar mulai diterapkan.


"Program Sekolah Penggerak ini merupakan bentuk dukungan yang berfokus pada pengembangan kompetensi SDM mulai dari siswa, guru, sampai kepala sekolah." ujarnya


"Di Jawa Timur ada 3 fasilitator untuk sekolah Luar Biasa. Harapannya ketika kurikulum merdeka belajar sudah dipakai dan sekolah tersebut ikut sekolah penggerak, maka dia akan menjadi contoh. Sehingga sekolah itu harus lebih update,” kata wanita cantik ini kepada awak media Analisa Post saat dikonfirmasi.


Sebagai Guru Besar termuda yang juga mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), beliau mengatakan," Tidak semua sekolah bisa menjadi sekolah penggerak. Kita tidak bisa seperti sekolah reguler. Tapi kita bagaimana bisa menyiapkan anak ini mandiri itu sebenarnya point utama. Kita melihatnya setiap tahun apakah bisa berhasil." jelas Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Lanjut disampaikan. "Sebenarnya dari dulu sudah ada. Tetapi kita lebih mengarahkan SOP nya step by step. Jadi untuk melihat dari awal itu butuh proses. Tidak bisa hanya yayasan saja, orang tua, pengawas, guru atau kepala sekolah saja. Semuanya terlibat." paparnya.


Wanita yang kerap disapa Prof.Qoqom, sempat terharu melihat anak-anak SLB, meskipun mereka anak istimewa, tetapi mereka memiliki keinginan yang luar biasa.


Ia juga menjelaskan bahwa sesungguhnya penerapan itu tak bisa berjalan sendiri karena bersifat kolaboratif.


"Kami berharap Sekolah Penggerak bisa sebagai figur untuk sekolah-sekolah binaan yang lainnya. Untuk menjadi contoh tidak mudah. Mereka menunjukan karya-karyanya. Seperti intan berlian, mereka tidak banyak bicara, tetapi kerja, kerja dan kerja. Dengan sendirinya akan kelihatan dan muncul." tutupnya mengakhiri.(Dna/Che)


Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya