SURABAYA - analisapost.com | Presiden BEM FISIP Universitas Airlangga (Unair), Tuffahati Ullyyah Bachtiar, serta beberapa pengurus BEM lainnya terus menerima intimidasi dan serangan siber yang semakin meningkat.
Serangan ini muncul setelah BEM FISIP menyampaikan kritik terhadap pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dengan mengirimkan karangan bunga satire pada Selasa (22/10).
Akibat aksi tersebut BEM FISIP sempat dibekukan oleh pihak Dekanat. Meskipun pembekuan tersebut kini telah dicabut namun intimidasi dalam bentuk pesan ancaman, panggilan dari nomor tidak dikenal, video call, serta komentar negatif di media sosial justru semakin deras dialami oleh Tuffa dan rekan-rekannya.
Mulai akun pribadi mereka, termasuk akun resmi BEM FISIP Unair, turut diserang dengan komentar bernada kebencian dan body shaming.
"Ini semua ada di media sosial BEM FISIP, media sosial saya dan semua fungsionaris itu cukup mengganggu. Untuk bentuk intimidasinya pertama body shaming, kemudian narasi setelah lulus dari kampus akan susah mendapat pekerjaan," kata Tuffa kepada awak media AnalisaPost, Rabu (29/10/24)
Menurut Tuffa, ancaman tidak hanya berupa ujaran yang merendahkan fisik, namun juga prediksi buruk terkait masa depan pekerjaan mereka. Bahkan, sejumlah ancaman fisik muncul, terutama saat mereka berada di luar kampus.
"Ada pula yang memberikan ancaman jika bertemu dijalan. Kemudian menyumpahkan hal-hal yang tidak baik. Ketika dijalan, akan dapat ancaman fisik dan lain sebagainya." imbuhnya.
"Yang janggal itu narasinya sama semua dan masif. Selisih komennya tidak ada satu detik mengglorifikasi program Jokowi hingga mendoakan yang tidak baik," jelasnya sambil memperlihatkan pesan yang dikirim.
Salah satu pesan intimidasi itu berbunyi, 'Seandainya orang tua anda yang menjadi presiden lalu diberi umpatan-umpatan bajingan-bajingan, apakah anda terima? Saya malu loh sekelas UNAIR mahasiswanya apa tidak diajarkan sopan santun dalam berbicara'.
Nomor lainnya yang tak dikenal juga menuliskan, 'Apa anda buta apa saja pencapaian Jokowi dalam 10 tahun membangun Indonesia, salah satunya membangun infrastruktur lohh kak, program seperti BPJS, KIP, pembangunan infrastruktur sangat terasa bagi masyarakat Indonesia loh'.
Walaupun serangan terus berdatangan, Tuffa meminta para pengurus BEM FISIP untuk tetap kritis dan tidak gentar.
BEM FISIP kini sedang menginventarisasi setiap ancaman dan narasi serangan siber tersebut, serta berencana berkoordinasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya guna menindaklanjuti situasi ini sebagai ancaman bagi kebebasan berekspresi mahasiswa. (Che/Dna).
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comentarios