SURABAYA - analisapost.com | Penerapan pendidikan karakter yang dilakukan pada berbagai metode mulai dari pemberian permainan, tugas, dan kegiatan interaktif yang ditekankan pada kurikulum ini menuntut peran aktif orang tua dan guru. Hal ini merupakan salah satu pendidikan dengan jenjang SPK SD yang dilakukan oleh Surabaya Grammar School (SGS) beralamat di Jl.Wisata Bukit Mas II G2-7, Lidah Wetan, Kec.Lakasantri, Kota Surabaya. Selasa (31/05/22)

Sekolah yang 100 persen menggunakan bahasa Inggris, dengan kurikulum yang digunakan merupakan gabungan antara Cambridge dan Diknas ini tidak lagi hanya menjalankan proses pendidikan tingkat PG, TK, dan SD. Sejak 2013, SGS juga dilengkapi SMP. Gedung berlantai lima, letaknya bersebrangan dikawasan Wisata Bukit Mas.
Sementara itu, Bambang Tugas Haryono dari Dinas Pendidikan Pemkot Surabaya, yang hadir dalam kegiatan ini mengatakan, "Kita akan selalu mensuport dan memberikan yang terbaik. Kegiatan ini bisa membangkitkan semangat anak-anak, setelah adanya pandemi. Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi siswa" ujarnya
Untuk mendukung kemampuan siswa SGS, Kepala Sekolah Feriana Susanti, Spd menjelaskan pendidikan karakter ini berdasarkan modul agar bisa memberikan materi dan mampu mengasah sosial emosional anak."Ini adalah cara sekolah mengapresiasi apa yang telah siswa pelajari selama enam tahun di SD. Kita menyiapkan anak dengan life skill, dimana terintegrasi ke beberapa pembelajaran." katanya
"Penerapan pendidikan tidak hanya melalui life skill, tetapi kita mengedepankan untuk karakter. Hal ini dilakukan dengan beberapa metode mulai dari pemberian permainan, tugas dan kegiatan interaktif agar anak-anak agar punya empati." jelas Feriana sapaan wanita cantik ini.
"Pendidikan karakter yang ditekankan pada kurikulum ini menuntut peran aktif orang tua dan guru juga. Kami mencoba banyak praktek dari skill yang bisa memancing kepribadian siswa." tuturnnya kepada awak media Analisa Post.
"Academic is very important, akademik itu sangant penting. Sebagai sekolah SPK dengan setiap hari menggunakan bahasa Inggris, kita ingin mereka siap di industri 4.0 nantinya."tegasnya menutup pembicaraan.
Lewat project ini mereka mengembangkan dan berkesempatan menunjukan hasil-hasil mereka dalam sebuah pameran yang diimplementasi pada pelajaran saat diterima selama menempuh pendidikan. Proses pembuatan memakan waktu satu bulan dan tidak langsung jadi.

Salah satu karya yang dipamerkan adalah kostum menggunakan kantong tas bekas, selain baju berbahan dasar karung beras, ada Diorama zoo, Recycle Cloth, Growing Plants from Seeds, Diorama 3D House, Making Cookies sebagai media siswa kelas 6 SD.
Primary 6 Project Based Assessment (PBA) Exhibition yang digelar selama tiga hari mulai hari Selasa tanggal 31 Mei khusus P6-1 dan P6-2, kamis 2 Juni untuk P6-3 dan P6-4, Jumat tanggal 3 Juni, P6-5 dan P6-6 yang di mulai pada pukul 08.30-09.30 session 1 dan pukul 10.00-11.00 session ke 2, diharapkan anak-anak SGS siap menuju 4.0 (Dna/Che)
Comments