SURABAYA - analisapost.com | Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) kembali menjalankan misi kemanusiaannya dengan mengirimkan 12 relawan ke Pulau Mandangin, Sampang, Madura.

Misi RSTKA tahun 2025 mengusung tema "Deteksi Dini Penyakit Katastropik di Kepulauan". akan berlangsung selama satu minggu ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini penyakit katastropik, sejalan dengan program Pemeriksaan Gratis oleh Kementerian Kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung yang sering terlambat terdeteksi akibat keterbatasan akses kesehatan di kepulauan terpencil.
Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR, Prof. Budi Santoso, menyatakan bahwa keberagaman asal perguruan tinggi para relawan menunjukkan bahwa RSTKA bukan hanya milik UNAIR, tetapi telah menjadi milik Indonesia.
"RSTKA bukan hanya milik UNAIR, tetapi sudah menjadi milik Indonesia. Lebih tepatnya, ini adalah persembahan UNAIR untuk Indonesia," ujar Prof. Budi saat melepas keberangkatan tim relawan pada Minggu pagi (16/2/2025).
Dari 83 relawan dokter umum yang mendaftar, hanya 12 orang yang terpilih untuk berangkat. Dua di antaranya adalah alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR), yaitu Dr. Nur Safitri dan Dr. Rizka Uswatun.
Sementara itu, sepuluh relawan lainnya berasal dari berbagai universitas di Indonesia yaitu:
Dr. Brenda Christie (Universitas Kristen Krida Wacana)
Dr. Khusnul Yaqien (Universitas Muslim Indonesia)
Dr. Faizuriah (Universitas Padjajaran)
Dr. Dwi Ariesta (Universitas Kristen Duta Wacana)
Dr. Yusuf Al Malik (Universitas Palangka Raya)
Dr. Sonia Ednia (Universitas Sriwijaya)
Dr. Puspa Pelita (Universitas Kristen Duta Wacana)
Dr. Azmi Arraga (Universitas Brawijaya)
Dr. Jean Gabrielle (Universitas Brawijaya)
Dr. Fairuziah, alumni FK Universitas Padjajaran, salah satu relawan dari 12 dokter yang terpilih, berbagi kisahnya tentang antusiasmenya untuk bergabung dalam misi ini.

Sebelumnya, ia menjalani masa internship di Garut sesuai keinginan orang tuanya dekat dengan Bandung. Namun, Dr. Fairuziah memiliki keinginan kuat untuk bekerja di daerah terpencil.
"Akhirnya kesampaian juga. Ini akan menjadi bekal yang sangat berharga bila nanti bekerja sebagai dokter di daerah terpencil," ujarnya.
Dari informasi yang didapatkan awak media AnalisaPost, RSTKA kerap menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik bagi masyarakat di pulau-pulau perbatasan. Hal itu dilakukan sejak pandemi Covid-19 awal tahun 2020.
Koordinator Lapangan Misi Mandangin, Dr. Yohanes Eka, menjelaskan bahwa RSTKA hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
"Dengan rumah sakit kapal yang kami miliki, kita bisa melakukan pemeriksaan gratis
sekaligus penanganannya di pulau-pulau yang sulit dijangkau,” terangnya.
Meski hanya 12 relawan yang diberangkatkan, Dr. Yohanes menegaskan bahwa semua relawan yang mendaftar sebenarnya layak untuk bergabung. "Maunya kita berangkatkan semua, karena semua yang mendaftar memang layak. Tunggu saja misi yang berikutnya,” ucap Yohanes.
Misi Mandangin didukung oleh berbagai pihak, antara lain:
Sponsor utama: SKK Migas dan HCML Mandangin
Dukungan operasional: RSUD Dr. Soetomo, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNAIR, serta Fakultas Kedokteran UNAIR
Kerja sama lintas lembaga: Pemerintah Kabupaten Sampang, IDI Cabang Surabaya, Bakti Komdigi, PT Pelindo, PT Pelindo Jasa Maritim, dan Aperindo
Kolaborasi ini, kata Yohanes, menunjukkan bahwa misi kemanusiaan RSTKA tidak hanya menjadi tanggung jawab satu institusi. Melainkan sebuah upaya bersama untuk meningkatkan akses kesehatan di daerah terpencil.
"Ini adalah bukti nyata bahwa kesehatan adalah tanggung jawab kita semua. Kami berharap misi ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk turut berkontribusi,” ungkapnya.
Misi RSTKA ke Pulau Mandangin bukan hanya sekadar kegiatan rutin. Kegiatan semacam ini, juga menjadi bukti komitmen Unair dan seluruh pihak yang terlibat untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di daerah terpencil. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments