Ribuan Pemedek Iringi Melasti Menuju Yeh Sah, Awali Rangkaian Karya Pujawali IBTK di Pura Agung Besakih
- analisapost
- 2 hari yang lalu
- 3 menit membaca
KARANGASEM - analisapost.com | Rangkaian upacara suci Pujawali Ida Betara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih resmi diawali dengan prosesi Melasti yang digelar pada Kamis, (10/425). Penyucian ini dilaksanakan di sumber mata air Yeh Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, yang menjadi tempat pemelastian utama dalam rangkaian upacara tahunan.

Prosesi Melasti kali ini menempuh jarak kurang lebih 8,5 kilometer pulang-pergi, dan dilaksanakan dengan berjalan kaki. Ribuan pemedek (umat) dari berbagai penjuru Bali turut hadir dan secara aktif mengiringi perjalanan suci Jempana Pralingga Ida Betara menuju lokasi pemelastian.
Arak-arakan yang mengiringi prosesi terdiri dari Pralingga Pura Catur Lawa dan sembilan Pralingga Pura Pedarmaan atau pura leluhur dari masa kerajaan yang berada di kawasan Pura Agung Besakih.
Salah satu kelompok pemedek yang mendapat kehormatan mengiringi Pralingga Pedarmaan adalah rombongan dari Maha Gotra Tirta Harum (MGTH), yang mengiringi Pralingga Pedarmaan Dalem Bakas.
Ketua Satgas IBTK, I Dewa Gede Putra Adnyana, ST., IAI, menjelaskan bahwa upacara Ngusaba Ida Betara Turun Kabeh merupakan ritual tahunan yang digelar setiap bulan Purnama Sasih Kapat dalam kalender Bali. Dalam kalender Masehi, puncak acaranya jatuh pada Sabtu 12 April 2025.
"Tujuan utama dari prosesi Melasti ini adalah untuk menyucikan pretima Ida Betara secara sekala dan niskala, sebagai bentuk persiapan menyambut puncak upacara Ngusaba IBTK pada Purnama Kedasa," jelas Adnyana saat dikonfirmasi awak media AnalisaPost melalui WhatsApp, Jumat (11/4/25).
Ia menambahkan bahwa kegiatan Melasti dan rangkaian Pujawali ini tidak hanya memiliki makna spiritual yang dalam, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat sekitar.
“Selain menyucikan bhuana alit (alam kecil) dan bhuana agung (alam besar), kegiatan ini juga memberikan efek berganda (multiplier effect) dalam bentuk penguatan spiritualitas, pelestarian budaya, serta kontribusi sosial dan ekonomi dari pergerakan umat yang berpartisipasi,” jelasnya.

Pelaksanaan upacara IBTK melibatkan persiapan yang panjang dan terstruktur. Bendesa Besakih sebagai tokoh adat bersama banjar adat dan para pregunung bekerja sama selama sekitar satu bulan, mengikuti tatanan kuno tradisi Besakih. Mereka mempersiapkan seluruh upekara (upacara) dengan koordinasi yang baik, sehingga setiap tahapan upacara dapat berlangsung dengan tertib dan khidmat.
Adnyana juga mengapresiasi revitalisasi Kawasan Pura Besakih yang dinilainya sebagai langkah maju dalam menjaga ketertiban dan kesucian kawasan suci tersebut.
“Area parkir bertingkat untuk menghemat lahan, sistem barcode, pesraman Sulinggih, balai pertemuan yang representatif, kantor pengelola yang elegan, serta kios pedagang yang ditata modern namun tetap mempertahankan nuansa tradisional adalah beberapa wujud nyata penataan yang berhasil,” ungkapnya.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Besakih, Lanang Muliarta, menambahkan bahwa tahun ini telah dilakukan penertiban ojek, pengadaan buggy khusus lansia dan sulinggih, serta peluncuran aplikasi informasi kepadatan pengunjung untuk mendukung kelancaran aktivitas umat.
“Penataan ini diharapkan membuat pemedek semakin tertib, kawasan semakin bersih, dan tidak lagi meninggalkan canang sembarangan setelah sembahyang,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Adnyana menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar, aman, dan penuh makna.
“Semoga setiap individu yang terlibat dalam upacara ini diliputi kebahagiaan yang tulus karena kualitas bhakti yang mendalam dan penuh konsentrasi,” pungkasnya.
Kehadiran para pemedek yang penuh semangat dan khidmat menunjukkan bahwa kekuatan spiritual dan rasa kebersamaan masih sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali.
Dengan semangat bhakti yang tinggi, masyarakat Bali terus membuktikan bahwa ritual keagamaan bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperkuat jati diri, budaya, dan spiritualitas Pulau Dewata.(Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments