SURABAYA - analisapost.com | Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia mempunyai banyak program dan agenda yang dharus dijalankan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan pendanaan yang tidak sedikit jumlahnya. Dengan jumlah warga NU yang cukup besar, merupakan potensi luar biasa apabila digali dan dikelola dengan baik.
Gerakan KOIN NU (Kotak Infaq NU) merupakan gagasan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dilucurkan sejak 2017 dibawah naungan Lembaga Zakat, infaq dan Shodaqoh Nahdalatul Ulama (LazisNU), merupakan salah satu upaya untuk menangkap potensi tersebut. Demikian halnya di MWC NU Mulyorejo, yang juga menyambut serta menggulirkannya sejak 2019 melalui Gerakan KOIN-9, yang hingga saat ini tetap konsisten menjalankannya.
Ketua LazisNU Kecamatan Mulyorejo Drs, H, Ah, Zaini Ilyas, M.Pd.I., menjelaskan bahwa saat Gerakan KOIN NU ini terus bergulir di Ranting NU di wilayah Kecamatan Mulyorejo. Ia mencontohkan di Kelurahan Sutorejo. KOIN NU yang tersebar sudah lebih dari 500 kotak yg menyebar. Manfaatnya dirasakan sangat besar sekali, dan sejak 2019telah memberikan banyak santunan kepada mereka yang sakit maupun yang meninggal dengan besaran 250-350 ribu rupiah.
Tiap bulan mereka berhasil mengumpulkan dana 13-15 juta rupiah, dan saldonya sekarang mencapai 90an juta rupiah. Demikian halnya dengan di Kelurahan Mulyorejo, yang juga telah berhasil memberikan santunan kepada lansia, mereka yang sakit, meninggal, dhuafa, dsb. Bulan maret ini terkumpul lebih dari 14,8 juta rupiah dan saldo sebesar 55 juta. Demikian halnya dengan di Kalisaridamen maupun di Kelurahan Kejawan Putih Tambak yang memiliki gang sekitar 25 gang dengan distribusi kotak di setiap gangnya.
Gerakan KOIN NU ini sangat besar sekali manfaatnya untuk kemaslahatan masyarakat, tidak hanya warga NU saja tapi juga telah diberikan dan dirasakan oleh masyarakat umum lainnya, bahkan yang non-muslim sekalipun. “Untuk mengapresiasi sekaligus memberikan motivasi bagai Gerakan KOIN NU, maka Pengurus cabang, memberikan dukungan pada ranting NU berupa hibah 100 kotak koin NU.” Pungkas H. Ilyas.
Hal itu disampaikan dalam acara Silaturahmi Pengurus LazisNU dengan Camat dan Lurah Se-Kecamatan Mulyorejo di Aula Lt. 2 Kantor Kecamatan Mulyorejo pada Rabu siang, 6 April 2022.
Acara dimoderatori oleh H. M. Karto selaku Ketua MWC NU Mulyorejo yang membawa pengurus ranting diwilayahnya dan menghantarkan pengurus LazisNU yang baru saja dilantik. Mereka diterima langsung oleh Camat Mulyorejo, Yudi Eko Handono S.IP, M.M. didampingi oleh para lurah di wilayah Kecamatan Mulyorejo. Selain mengenalkan diri karena baru dilatik dan menduduki jabatan camat mulai Januari 2022, Yudi juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi pada seluruh unsur NU terutama LazisNU yang telah menyempatkan waktu untuk datang dan bersilaturraahmi dengan jajarannya.
Monggo disampaikan kondisi, dan aspirasi masyarakat. Kami sangat senang dengan kehadiran dan keberadaan panjenengan semua yang memang riil berada diantara masyarakat.
Saya tolong dibantu untuk bisa menyampaikan program pemerintah untuk bisa sampai dan dirasakan manfatnya bagi masyarakat. Saat ini ada program vaksin booster dan masalah keamanan ketertiban yang perlu kita jaga bersama, terutama pada bulan Ramadhan ini, termasuk kegiatan anak-anak pada malam hari maupun menjelang sahur.
Idul Fitri nanti semoga berjalan normal, aman dan sehat. “Monggo, semua bisa dikomunikasikan, termasuk dengan saya, bisa pula melaui telpon atau WA. Monggo dicatat nomor saya.” ujar Yudi,
Ketua MWC NU Mulyorejo yang akrab disapa Abah Karto menyampaikan bahwa selain silaturrahim dan mengenalkan para ketua ranting agar bisa bersinergi dengan lurahnya, dan juga mengenalkan pengurus baru LazisNU Mulyorejo, ia juga merespon dan menyampaikan kesiapan seluruh jajaran NU di wilayah Mulyorejo untuk membantu pemerintah dalam hal ini kecamatan Mulyorejo.
Ketua ranting banyak merangkap ketua takmir masjid, dapat dilibatkan dalam menjalankan program Vaksinasi maupun upaya menjaga keamanan ketertiban, kenyamanan warga Mulyorejo. Warga NU sudah terbiasa dengan kerja nyata dan kerja ikhlas. Untuk program vaksin (booster) di bulan Ramadhan ini akan disiapkan agenda vaksinasi setelah sholat tarawih, sehingga tidak perlu antri.
Memang tidak semua masjid dapat. Semua masih dikoordinasikan dan ditata yg baik, baik dengan Dinkes, MUI dan stake holder terkait.
Terkait KOIN NU, Abah Karto meminta dukungan dari Camat dan jajarannya serta para lurah dan stakeholder lainnya untuk program ini, karena manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat, tidak saja warga Nu, tapi juga warga lainnya bahkan yang non-muslim sekalipun. Kalau diperkenankan titip kotak koin di kecamatan, kelurahan atau tempat strategis lainnya. Semuanya akan didata dan dilaporkan secara berkala oleh pengurus LazisNU sehingga akuntabel dan dapat dipercaya. Keperuntukan dan penyalurannya juga jelas, untuk kepentingan dan kemaslahatan warga.
Radian Jadid, Divisi IT dan Publikasi lazisNU Mulyorejo menambahkan, bahwa KOIN NU itu sebenarnya adalah Kotak Infaq NU. Jadi sebenarnya bukan makna harfiah koin sebagai sekedar uang logam dan uang receh saja.
Walaupun sampai terjadi, ada sebagian warga menukarkan uangnya menjadi dalam bentuk koin untuk mengisi KOIN NU tersebut. Itulah dinamika yang riil terjadi di masyarakat. Padahal mereka yang memasukkan uang ke KOIN NU tidak harus berupa uang koin dengan nominal sedikit (receh) saja, namun berapapun bisa dimasukkan termasuk pecahan limapuluh ribu atau seratus ribu. Namun demikian, meskipun mulai dari receh seratus, lima ratus, seribu atau berapapun, ternyata melalui Gerakan KOIN NU telah terkumpul dana yang luar biasa besar, yang kemanfaatannya sangat dirasakan oleh warga.
Bila ini massif dilaksanakan diseluruh tingkatan NU se Indonesia, maka penggalangan dana dan perubahan yang bisa dilaksanakan akan semakin besar. “Konsistensi dan kesinambungan Program KOIN NU diharapkan akan mampu membangkitkan kemandirian warga NU pada khususnya dan menjadi bagian dari perubahan warga bangsa. Hal ini akan membawa kontribusi bagi kondisi masyarakat yang semakin berdaya dengan membiayai program organisasi (NU) secara mandiri dan dapat membawa empati bagi sesama untuk bisa berbagi dan peduli bagi mereka yang masih membutuhkannya.” Pungkas Jadid.(RJ/Dna)
Comments