top of page
Gambar penulisanalisapost

Pertama Kalinya, Festival Teater Berbahasa Jawa Digelar

Diperbarui: 13 jam yang lalu

SURABAYA - analisapost.com | Dalam upaya melestarikan bahasa daerah, Festival Teater Berbahasa Daerah (FTBD) pertama untuk siswa SMA/SMK se-Jawa Timur resmi digelar. Acara yang berlangsung pada 19-21 November 2024 di Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama dan diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur sebagai bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah.

Cerita rakyat berjudul Grojogan Roro Kuning dari SMAN 8 Kediri
Cerita rakyat berjudul Grojogan Roro Kuning dari SMAN 8 Kediri (Foto: Div)

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum., menjelaskan bahwa festival ini bertujuan meningkatkan kecintaan remaja terhadap bahasa Jawa dan mendorong kreativitas seni mereka melalui teater.


"Lewat festival ini, kami berharap dapat mengapresiasi seni teater sekaligus melestarikan bahasa daerah," ujarnya.


Ketua Panitia FTBD, Balok Safarudin, M.Si., menambahkan bahwa festival ini melibatkan 200 peserta terdiri dari 10 siswa SMA, 7 SMK, dan 3 sanggar teater yang tersebar di 10 kabupaten dan 4 kota di Jawa Timur.


"Teater berbahasa Jawa tingkat SMA dan sederajat ini adalah yang pertama kali diadakan. Tujuannya untuk melestarikan bahasa Jawa serta menumbuhkan kecintaan remaja terhadap bahasa daerah," jelas Balok kepada awak media AnalisaPost saat ditemui, Rabu (20/11/24).

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Umi Kulsum, M.Hum (Foto: Div)

Menurutnya, para peserta menampilkan teater tradisional maupun modern dengan durasi 30 menit di hadapan lima juri.


"Ajang ini memberikan ruang bagi pelajar untuk menampilkan bakat teatrikal mereka sekaligus bersaing secara sehat. Kami berharap festival ini memupuk rasa bangga berbahasa Jawa sekaligus menjadi momentum penting dalam melestarikan budaya dan seni tradisional di kalangan generasi muda," imbuhnya.


Salah satu dewan juri, Deniy Tri Ariyanti, memaparkan kriteria penilaian dalam perlombaan ini. "Secara global, kriteria yang dinilai mencakup naskah, penyutradaraan, keaktoran, serta artistik, seperti musik, kostum, dan set panggung. Dewan juri juga memperhatikan aspek lokalitas, termasuk logat daerah yang ditampilkan," terang dosen STKW tersebut.


Sutradara dari Teater Sadel, SMAN 8 Kediri, Dhea Keniza Putri, turut mengapresiasi pelaksanaan festival ini. Menurutnya, kegiatan seperti FTBD sangat penting untuk menarik minat remaja dalam melestarikan bahasa daerah melalui kebersamaan dan kompetisi sehat.


"Kegiatan seperti ini perlu dilakukan di sekolah-sekolah, terutama yang berbasis pada legenda dan cerita rakyat," ungkapnya.

Dewan juri dari STKW, Deniy Tri Ariyanti
Dewan juri dari STKW, Deniy Tri Ariyanti (Foto: Div)

Dalam festival ini, kelompoknya menampilkan cerita rakyat berjudul Grojogan Roro Kuning, yang mengisahkan asal-usul air terjun legendaris dari Gunung Wilis, sebuah cerita populer di wilayah Nganjuk dan Kediri.


"Harapan kami sederhana, yaitu agar teater ini bisa terus berkembang di masa mendatang dan menghasilkan yang terbaik bagi semua pihak," ujar Prihatin sambil tersenyum.


Sebagai puncak acara, enam kategori juara dan enam penghargaan kategori terbaik akan diumumkan pada penutupan kegiatan, Kamis (21/11). Festival ini diharapkan menjadi langkah awal yang inspiratif dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah melalui seni pertunjukan yang melibatkan generasi muda. (Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya