top of page

Perilaku Bullying Di Kalangan Remaja


Oleh: Gracela Vanesa Silalahi

Mahasiswi Manajemen Pendidikan Kristen

Institut Agama Kristen Negeri Tarutung


Kasus yang sering kita temui di kalangan remaja sekarang adalah kasus kekerasan fisik. Selain kekerasan fisik, sebenarnya ada bentuk-bentuk perilaku kekerasan oleh remaja yang tidak begitu mendapat perhatian, seperti pengucilan maupun perundungan yang bisa disebut dengan bullying.


Bullying dapat dilakukan melalui apa saja, baik itu melalui media sosial maupun dilakukan secara langsung. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang takut atau trauma berinteraksi terhadap lingkungannya.


Bullying di kalangan remaja merupakan permasalahan global dan dapat berdampak negatif kepada korban. Dampak dari bullying ini sangat berbahaya karena dapat merugikan korban bullying dan bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri atau kematian terhadap korban.


Bullying dapat terjadi di mana saja, bahkan yang lebih memprihatinkan adalah tindakan bullying yang masih terjadi di lingkungan sekolah padahal seharusnya sekolah merupakan lingkungan yang bebas dari perbuatan bullying.


Ciri-ciri seorang remaja yang rentan menjadi korban bullying seperi cenderung susah bersosialisasi, seseorang yang susah bersosialisasi biasanya dinggap kuper atau lebih sering kita dengar dengan sebutan “culun”, selain itu seseorang yang memiliki kondisi fisik berbeda dengan yang lain, contohnya seperti kelebihan berat badan, terlalu kurus, bentuk fisik yang berbeda misalnya wajah yang dipenuhi dengan jerawat atau berbibir tebal.

Adapun jenis bullying yang sering terjadi di kalangan remaja seperti:

1. Bullying fisik:

Biasanya perundungan fisik adalah salah satu dari jenis bullying pada remaja yang paling mudah dikenali. Sering kali yang menjadi korban akan menerima berbagai perlakuan fisik yang kasar. Contoh perilaku perundungan fisik ini seperti menendang, memukul, meninju, menampar, mendorong, dan serangan fisik lainnya.


2. Bullying verbal:

Perundungan verbal ini merupakan salah satu jenis bullying yang sering terjadi di kalangan remaja sampai saat ini. Contoh tindakan yang dilakukan seperti menghina, memakai, menjuluki, meneriaki, memperlakukan di depan umum, menebar gosip, menuduh, memfitnah dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau merendahkan.


3. Tindakan pengucilan:

Jenis perundungan lainnya yang juga cukup sering terjadi yaitu pengucilan. Biasanya, anak yang mengalami jenis perundungan ini sering menyendiri, mengerjakan tugas kelompok seorang diri dan tidak pernah bermain bersama teman-teman di luar jam sekolah.


4. Bullying di dunia maya:

Faktanya, bullying tak hanya terjadi di dunia nyata saja. Sekarang ini bullying di dunia maya atau cyber bullying umum terjadi. Artinya, tidak dilakukan di lingkungan sekolah atau kehidupan sehari-hari secara langsung. Umumnya media yang digunakan untuk melalukan perundungan di dunia maya yaitu media sosial, aplikasi chatting, atau surat elektronik (e-mail). Perundungan yang terjadi biasanya berupa hinaan atau sindiran. Bisa juga berupa gosip yang disebarkan melalui media sosial. Biasanya ciri-ciri orang yang menjadi korban cyber bullying adalah sering menghabiskan waktu di dunia maya tetapi tampak sedih atau tertekan setelahnya.


5. Bullying Seksual:

Jenis perundungan ini lebih mungkin dialami oleh anak usia remaja.Pelaku perundungan akan mengomentari, menggoda, berusaha mengintip, bahkan menyentuh korban secara seksual.Tak hanya itu, jenis perundungan seksual pada remaja adalah jenis perundungan dengan cakupan yang cukup luas. Dimulai dari menyebarkan foto korban yang bersifat sensual dan pribadi, mengambil foto korban diam-diam dengan tujuan memuaskan gairah seksual pelaku, atau memaksa korban menonton atau melihat hal-hal yang berbau pornografi.

Bullying terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor keluarga, faktor teman sebaya, dan faktor sekolah.


1. Faktor Keluarga:

Pola didik (pola asuh) yang diterapkan dalam keluarga merupakan salah satu faktor munculnya perilaku bullying. Orang tua yang mendidik anak secara ketat (otoriter) dan cenderung memberi hukuman fisik pada anak (dalam setiap perilaku salah) tanpa memberikan penjelasan, membuat anak menjadi melawan dan marah saat diperlakukan seperti itu dan melakukan pelampiasan di luar rumah salah satunya dengan melakukan bullying.


Jika kita melihat lebih mendalam, hal ini juga dikaitkan dengan anak usia remaja yang berada dalam rentang usia 12-17 tahun karena pada usia itu remaja secara emosional lebih labil dan memiliki banyak konflik karena kecenderungan untuk berusaha memberontak dari segala aturan-aturan yang otoriter termasuk dari orang tuanya.


2. Faktor Teman Sebaya:

Remaja yang berperilaku bullying umumnya terjadi karena pengaruh teman kelompok.Lingkungan sekolah juga merupakan lingkungan pertemanan yang paling memengaruhi. Selain itu, sebagian besar memiliki gank (teman akrab) di sekolah. Sebagian besar beralasan melakukan perilaku bullying karena mengikuti teman dalam kelompok yang terlebih dahulu melakukan bullying dan agar diterima oleh kelompok. Hal ini dikarenakan remaja mengalami masa pencarian identitas yang berkaitan dengan penerimaan teman sebaya. Keikutsertaan dalam kelompok membuat individu merasa diterima.


3. Faktor Sekolah:

Begitu juga dengan sekolah,sekolah juga berpengaruh dalam perilaku bullying yang terjadi pada siswa. Dalam hal ini sekolah diharapkan dapat menjadi tempat yang aman, menyenangkan, merangsang keinginan untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan semua potensi siswa baik akademik, sosial ataupun emosional.


Ketika ketiga faktor tersebut berjalan dengan tidak kondusif maka remaja akan cenderung melampiaskan gejolak emosinya dalam hal yang negatif, dalam hal ini salah satunya adalah bullying. Sedangkan apabila fungsi keluarga, teman sebaya, dan sekolah berjalan dengan baik dan kondusif maka perilaku bullying dapat dicegah dan dikurangi keberadaannya.


Bagi remaja yang mengetahui adanya tindakan bullying disekitarnya diharapkan dapat mencegah dan menghentikan tindakan tersebut, salah satu caranya dengan melaporkan tindakan tersebut pada pihak sekolah atau orang tua.


Dalam beberapa kasus, perundungan seksual termasuk dalam tindakan kriminal yaitu pelecehan atau kekerasan seksual, yang memungkinkan pelaku ditindak secara hukum. Kebanyakan korban dari jenis perundungan seksual adalah anak perempuan, meskipun tak menutup kemungkinan anak laki-laki juga mengalami jenis perundungan ini.


4. Bullying antar saudara:

Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi pada remaja adalah perundungan dari saudara terdekat.Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang merasa bahwa dia diperlakukan kurang baik dibandingkan dengan adiknya. Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan cenderung lebih rentan mengalami masalah mental sewaktu dewasa. Inilah bahaya bullying di rumah yang perlu lebih diwaspadai setiap orang tua.

Bullying bukan sekadar “permainan” anak di usia remaja. Bullying adalah hal serius yang bisa berakibat fatal pada kondisi mental korbannya.


Secara khusus untuk pelaku bullying, agar menyadari bahwa perilakunya tersebut tidak hanya akan berdampak buruk pada korbannya, namun juga pada dirinya sendiri. apa pun bentuknya, perilaku bullying hanya akan memberikan dampak yang buruk.


Sebagai orang tua diharapkan lebih menyadari terhadap perilaku mereka kepada remaja karena segala perilaku mereka dapat dipersepsikan oleh remaja. Orang tua juga diharapkan lebih serius lagi menanggapi tentang bullying dan lebih peka lagi untuk memperhatikan apakah anaknya terlibat bullying atau tidak, serta dapat memberikan arahan yang positif bagi anaknya.


Peranan orang tua juga diharapkan mampu menjadi teladan yang positif untuk anak-anaknya dengan menjadi contoh yang positif (misalnya: tidak memberikan panggilan yang negatif pada anak, tidak membentak dengan kata-kata kasar, dsb) sehingga anak menjadi lebih paham apa yang pantas dan mana yang tidak pantas untuk dilakukan.


Referensi

bullying di sekolah . gramedia. kesehatan mental remaja bulling pada anak remaja . hellosehat.com. Tumon, A. (2014). Studi Deskriptif Perilaku Bullyingpada Remaja . Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.3 No.1.


Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya