DENPASAR - analisapost.com | Sebuah proyek pembangunan bianglala raksasa menjadi perbincangan karena dibangun di Desa Canggu, Denpasar, yang dikenal sebagai destinasi wisata di tengah hamparan sawah. Keberadaan proyek ini dinilai mengganggu privasi penduduk serta berpotensi menambah kemacetan di kawasan yang sudah padat, Senin (17/2/25).

Anggota DPD RI Bali, Ni Luh Djelantik, turut menanggapi polemik ini. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Rabu, 22 Januari 2025, ia membagikan ulang video yang memperlihatkan bianglala tersebut dengan narasi kritik terhadap proyek pembangunan tersebut.
"Pengusaha begini amat nyari duitnya. Ampun itu mengganggu privasi penduduk, bikin tambah macet. Mohon ditindak tegas dan dihentikan," tulis Ni Luh dalam unggahannya.
Dari pantauan awak media AnalisaPost, pembangunan terus berlanjut dan telah mencapai sekitar 75 persen.
Sejak unggahan tersebut, banyak warga menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai dampak lingkungan dan sosial dari proyek ini. Beberapa menilai bahwa keberadaan wahana tersebut tidak selaras dengan kondisi desa yang selama ini dikenal dengan suasana asri dan area hijau yang luas.
Hingga berita ini diturunkan, awak media AnalisaPost belum mendatangi Dinas Perizinan Kabupaten Badung untuk mendapatkan informasi mengenai langkah yang akan diambil terkait pembangunan bianglala tersebut. Namun, desakan dari berbagai pihak untuk meninjau ulang dan menghentikan proyek ini semakin menguat.
Polemik ini menambah daftar panjang kontroversi pembangunan di Bali yang dinilai kurang mempertimbangkan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Publik kini menunggu respons dari pemerintah dan pemangku kebijakan terkait kelanjutan proyek ini. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Komentar