top of page

Peletakan Batu Pertama Wihara Tantular Sugata Wilwatikta, Simbol Kebajikan dan Keharmonisan

Gambar penulis: analisapostanalisapost

Diperbarui: 4 menit yang lalu

MOJOKERTO - analisapost.com | Upacara peletakan batu pertama pembangunan Wihara Tantular Sugata Wilwatikta Buddhayana Center di Mojokerto, yang berdiri di atas lahan seluas 1.200 meter persegi, resmi digelar pada Sabtu (9/3/2025). Acara sakral ini dihadiri sekitar 400 umat Buddha dari Mojokerto dan berbagai provinsi di Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan pembangunan wihara ini.

Peletakan Batu Pertama Wihara Tantular Sugata Wilwatikta dihariri Dirjen Bimas Buddha Drs. Supriyadi, M.Pd
Peletakan Batu Pertama Wihara Tantular Sugata Wilwatikta dihariri Dirjen Bimas Buddha Drs. Supriyadi, M.Pd (Foto: Div)

Turut hadir dalam acara ini Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia, Drs. Supriyadi, M.Pd; Pembimbing Masyarakat Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Ketut Panji Budiawan; Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Y.M. Nyanasuryanadi Mahathera; Ketua Umum DPP Sangha Agung Indonesia (Saagin), Y.M. Khemacaro beserta 13 anggota Sangha Agung Indonesia; Ketua Yayasan Angga Jina Mitto, Putu Nonik Hendrayani; Ketua Umum Sekretariat Bersama Yayasan Buddhayana (Sekber Yabuddhi), Toni Sasana Surya; FKUB, Permabudi, serta beberapa tokoh agama dan umat Buddha dari Mojokerto. Kehadiran berbagai elemen ini menjadi simbol keharmonisan dan persatuan dalam keberagaman.


Acara berlangsung dengan khidmat, diawali dengan sambutan dari para tokoh. Kepala Wihara Tantular Sugata Wilwatikta, Y.M. Bante Nyanasila Thera, menjelaskan bahwa nama wihara ini diambil dari tokoh Majapahit, Mpu Tantular yang mencetuskan semboyan Bhineka Tunggal Ika, sebuah prinsip yang hingga kini menjadi identitas bangsa indonesia.

"Saya sangat mengapresiasi toleransi masyarakat Mojokerto yang begitu tinggi, meskipun lokasi ini berada di lingkungan yang mayoritas bukan beragama Buddha. Peletakan batu pertama ini bukan sekadar awal pembangunan fisik, tetapi juga menjadi momentum memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman," ujar Bante Nyanasila.


"Dengan semangat kebajikan, pembangunan wihara Tantular sugata wilwatikta buddhayana center mojokerto, menandai babak baru bagi perkembangan ajaran Buddha di Indonesia," terangnya.


Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Drs. Supriyadi, M.Pd, memberikan apresiasi kepada Yayasan Angga atas pembangunan Buddhis Center di Mojokerto.


"Mojokerto adalah bagian dari jejak peradaban Buddha yang mengalami kejayaan pada masa Kerajaan Majapahit. Kita diingatkan kembali untuk mengambil spirit dari kejayaan tersebut sebagai kebanggaan bagi kita semua," ungkapnya.


Ia juga berharap agar jejak peradaban Buddha yang menjadi kebanggaan ini dapat tumbuh kembali, sehingga umat Buddha semakin mantap dalam keyakinannya.

Ketua Umum Sekretariat Bersama Yayasan Buddhayana (Sekber Yabuddhi), Toni Sasana Surya
Ketua Umum Sekretariat Bersama Yayasan Buddhayana (Sekber Yabuddhi), Toni Sasana Surya (Foto: Div)

"Melalui peradaban, kita dapat memahami nilai-nilai nasionalisme, kebangsaan, serta kecintaan terhadap tanah air. Dibutuhkan kerelaan dan keterbukaan agar kita dapat belajar bersama tentang Bhinneka Tunggal Ika dan Tahana Dharma Mangrua melalui Buddhis Center," tambahnya.


Setelah sambutan, prosesi peletakan batu pertama dilakukan oleh para tokoh agama dan pejabat yang hadir. Acara ini diakhiri dengan pemberkatan tiga tradisi Buddhis, yakni Theravada, Mahayana, dan Vajrayana, serta simbolis pengerukan tanah.


Dari informasi yang didapat awak media AnalisaPost, batu andesit yang digunakan dalam peletakan batu pertama dilengkapi dengan Batu Permata Panca Warna, yang memiliki makna mendalam sebagai penghormatan kepada Panca Tathagata serta melambangkan kebajikan para penderma. Lima titik di atas batu andesit akan ditaburi Batu Permata Panca Warna, sebagai simbol bahwa pembangunan wihara ini didasari kebajikan, welas asih, dan keyakinan kepada Triratna.


Para pemuka agama yang hadir menyampaikan harapan agar Wihara Tantular Sugata Wilwatikta menjadi pusat spiritual yang memancarkan nilai-nilai kebajikan, toleransi, dan keharmonisan sosial. Pembangunan wihara ini juga diharapkan menjadi tempat ibadah serta pusat pembelajaran bagi umat Buddha dan masyarakat luas dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan dan cinta kasih.

Ketua Yayasan Angga Jina Mitto, Putu Nonik Hendrayani
Ketua Yayasan Angga Jina Mitto, Putu Nonik Hendrayani (Foto: Div)

Menutup sambutannya, Supriyadi mengajak seluruh umat Buddha untuk selalu berbuat kebajikan, dengan harapan kebajikan tersebut akan membuahkan manfaat di kehidupan yang akan datang.


Rangkaian acara peletakan batu pertama ditutup dengan kunjungan ke Badan Pelestarian Cagar Budaya Trowulan. Pembangunan Wihara Tantular Sugata Wilwatikta disambut baik oleh masyarakat Mojokerto sebagai bagian dari warisan spiritual dan budaya yang memperkaya keberagaman Indonesia. (Dna)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

留言


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya