SURABAYA - analisapost.com | Pasar Buku Blauran yang pernah menjadi ikon literasi Surabaya kini tampak memprihatinkan. Hanya beberapa kios yang buka, dan sebagian besar penjualnya kebanyakan sudah lanjut usia.
Dari pantauan awak media AnalisaPost, nampak mereka duduk-duduk, beberapa terlihat mengamati telepon genggam mereka. Pasar buku yang dulunya menjadi surga bagi pencinta buku kini mulai kehilangan pamornya.
Kehadiran toko buku online dan platform marketplace telah mengubah pola belanja masyarakat secara drastis. Buku bekas yang dulunya menjadi alternatif utama karena harganya yang murah kini lebih banyak dicari secara online.
Tutik, salah seorang pedagang di Pasar Blauran menyebutkan, "Sekarang ini pembelinya tidak banyak seperti dulu. Paling tiap hari hanya satu atau dua orang. Kebanyakan mereka sekarang beli online." ujarnya dengan wajah sedih. Situasi ini membuat banyak penjual menutup lapak mereka atau mencari usaha sampingan.
Hal ini menunjukkan betapa perubahan gaya hidup dan kemajuan teknologi telah membawa tantangan berat bagi dunia literasi.
"Padahal, Pasar Buku Blauran dulunya menjadi destinasi favorit bagi pelajar, mahasiswa, dan pencinta buku lawas. Selain menawarkan harga terjangkau, tempat ini juga menyimpan buku-buku yang tidak lagi diterbitkan," ceritanya kepada awak media AnalisaPost.
Ia berpendapat bahwa atmosfer pasar yang antik dan aroma khas buku tua menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Kini, di tengah gempuran era digital, peran pemerintah diharapkan dapat membantu membangkitkan kembali gairah literasi masyarakat. Salah satunya dengan mempertahankan eksistensi pasar buku legendaris seperti Pasar Blauran.
Dukungan dalam bentuk promosi, penyelenggaraan acara literasi, atau revitalisasi pasar dapat menjadi langkah untuk menghidupkan kembali daya tarik Pasar Buku Blauran yang kini nyaris kehilangan ruhnya.
"Membangun literasi bukan hanya soal membaca, tetapi juga merawat warisan budaya yang ada di dalamnya dan pasar Buku Blauran adalah salah satu warisan, dan tidak seharusnya dibiarkan perlahan-lahan memudar,"kata salah seorang pengamat literasi. (Che/Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments