Editor: Divna Reporter: Charles
SIDOARJO - analisapost.com | Kali ini kembali pameran seni rupa digelar di Rumah Budaya Malik Ibrahim Jl. Malik Ibrahim no 39, Pucanganom, Sidoarjo, pameran seni rupa dengan tajuk Arek Limo dibuka mulai tanggal 6-14 Agustus pada pukul 10.00-21.00 WIB. Pameran ini merupakan karya seni dari 5 orang teman sepermainan yang berasal dari Sidoarjo. Sabtu (6/8/22)
Pameran tersebut menghadirkan 20 karya seni lukis Arek Limo dari perupa Sidoarjo yakni Anggi Heru, Fathur Rojib, Rudy Asri, Sentot Usdek dan Yoes Wibowo. Mereka adalah seorang seniman yang memiliki sejarah panjang dalam proses berkesenian. Pada akhirnya lukisan mereka mengungkapkan sifat identitas yang berlapis, juga mengangkat pertanyaan tentang bagaimana seseorang menjadi bagian dari karyanya.
Pengalaman mereka berbeda namun memiliki kemiripan. Mereka memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memajukan dunia seni dan kiprah mereka menjadi barometer bagi perupa di Sidoarjo.
Seperti yang disampaikan Sentot Usdek, "Untuk meningkatkan great dari pelukis, otomatis menampilkan karya dengan bobot yang lebih tinggi dan berkualitas. Selain itu untuk memotivasi teman-teman yang lain sehingga Sidoarjo mulai terangkat." ujar Sentot Hidayat yang kerap disapa Sentot Usdek. Pria yang murah senyum hingga kini aktif di dunia periklanan bukanlah orang baru dikancah seni rupa.
Salah satu karyanya yang ditampilkan adalah "Justice Not For All (2022). Ia tercatat sebagai Ketua Bidang Advokasi Dewan kesenian Sidoarjo periode 2018-2023 ini berkeinginan adanya sinergitas antara pelaku seni sehingga bisa mengharumkan nama Sidoarjo.
Sementara Rudy Asri pria asal Desa Kandangan RT.09 RW 05 Krembung Sidoarjo menjelaskan kepada awak media Analisa Post bahwa salah satu karyanya yang berjudul "Keluarga Bahagia" dengan ukuran 150 x 140cm menggunakan cat minyak di atas kanvas adalah cerita dari kehidupan.
Menurutnya banyak orang terlalu sibuk sehingga lupa melihat visual. Karena itu lukisan yang dibuat lebih tepat semacam sentilan. Dengan kedalaman dan komposisi warna tertentu ia gunakan untuk menciptakan suatu karya.
"Lukisan yang saya pamerkan adalah menggambarkan perjalanan kehidupan pribadi saya. Tetapi juga mengajak mereka untuk berfikir dan merenungkan makna kehidupan." ujar Rudy Asri dengan mata berkaca-kaca ketika menceritakan.
Berharap para penikmat karya lukis mengerti makna dan belajar menghayati setiap pesan moril yang terdapat didalamnya pastinya membutuhkan daya pikir ekstra untuk mampu menagkap dari hasil goresan karena ingin mengungkapkan ekspresi dalam batin mereka.
Disisi lain founder dari Rumah Budaya, Satria Gama Rakantasetta mengatakan kepada awak media Analisa Post sebelum pamit pulang, " Setiap orang akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap lukisan. Ini adalah proses mengolah rasa yang dimulai dari sejak lahir sampai dewasa mewakilkan kisi-kisi kehidupan. Seni lukis yang dihasilkan dari ide, ekspresi akan menjadi ciri khas dalam karyanya."tutupnya mengakhiri. (Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com