LUMAJANG - analisapost.com | Rabu, 15 Desember 2021 Kompartemen Kebencanaan IKA ITS mengeluarkan rilis yang disampaikan oleh Radian jadid, selaku Humas, bahwa ada beberapa rekomendasi baru dari hasil asesment tim yang diterjunkan mulai minggu.
Tim Recovery Sungai dan Infrastruktur (RSI) Kompartemen Kebencanaan IKA ITS (KK IKA ITS) dipimpin oleh Dr. Techn. Umboro Lasminto, ST. MSc. didampingi M. Haris Miftakhul fajar ST., M.Eng. dan Ginanjar Yoni Wardoyo, ST. MT. CEIA. dibantu beberapa relawan mahasiswa terjun ke lokasi erupsi Semeru tepatnya dikawasan jembatan piket nol (biasa disebut Gladak Perak) yang terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Salah satu dampak besar akibat erupsi Semeru adalah robohnya jembatan piket nol (GladakPerak) yang terletak di atas Sungai Besuk Sat, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Jembatan tersebut membentang dengan panjang 130 m. di atas surah sungai di dua sisi tebing sungai sedalam kurang lebih dua ratus meter. Akibat erupsi Semeru, sungai besuk sat di bawah jembatan Gladak Perak, saat ini tertumpuk material vulkanik Semeru, sehingga aliran besuk tertutup.
Penanganan saat ini fokus pada pembuatan jembatan baru. Tapi ada aspek pekerjaan lain yg segera hrs dilakukan yaitu pembukaan aliran besuk tersebut sehingga aliran bisa normal. Debit normal di besuk sat sendiri yang tidak lebih dari 1 m. jika melebihi itu maka dlm kondisi siaga.
Mengingat Lanina masih diperkirakan sampai Februari (BMKG) yg berpotensi curah hujan tinggi. Dikawatirkan terjadi aliran dari atas dlm debut tinggi. Apabila kondisi sungai masih tertutup material, air dalam debit besar, apalagi membawa material sisa erupsi tidak bisa normal mengalir ke jalur aliran besuk sat ini yg akan ada potensi banjir yg mengarah ke tempat lain dan dikawatirkan ke pemukiman di Sumber Wuluh kec.Candipuro.
Ketiga Dewan Pakar Kompartemen Kebencanaan IKA ITS yang membawahi Bidang Recovery Sungai dan Infrastruktur KK IKA ITS tersebut melakukan observasi singkat berupa pengamatan, pengambilan data dan melakukan assesment dan untuk tahap awal mengeluarkan setidaknya dua rekomendasi, yang disampaikan langsung oleh Dr. Umboro. Ada dua hal yang dapat kami sampaikan mengenai kondisi seputar Jembatan Gladak Perak.
Yang pertama, potensi banjir pada saat nanti terjadi hujan (Desember, Januari) dengan intensitas tinggi. Saat ini di penampang sungai di hilir tertutup, melampaui tanggul, tanggul sudah tertutup. Sebagian lahan yang dulunya bukan merupakan sungai sudah tertutup lahar.
Dari hujan kemarin telah terjadi alur baru, tidak mengarah pada sungai yg lama, cukup berbahaya karena tidak mengarah kesungai lain, atau menajdi aliran yang liar. Untuk itu perlu segera dilakukan normalisasi atau pengerukan sedapat mungkin aliran itu kembali pada sungai yang lama, sehingga aliran itu terarah dan mengalir di penampang sungai, tidak menimbulkan bajiir atau luapan.
Kedua, mengenai Jembatan Gladak Perak sendiri, bahwa runtuhnya jembatan akibat konstruksi jembatan yang tidak kuat melawan terjangan lahar. Berikutnya, bila dibangun jembatan yang baru seyogyanya atau seharusnya elevasi atau ketinggian jembatan harus lebih tinggi dari jembatan yang lama seupaya tidak terjadi terjangan lahar. “Jadi untuk seberapa tingginya nanti akan kita lakukan analisa lebih detail lagi.” pungkas Dr.Umbara.(RJ)
Comments