top of page

Moving Art: Instalasi Seni yang Menghubungkan Waktu dan Emosi

SURABAYA - analisaPost.com | Seni selalu menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan, merangkai cerita, dan menggugah emosi. Di tengah perkembangan zaman yang semakin cepat, sebuah seni inovatif bertajuk Moving Art hadir di Galeri Merah Putih, Komplek Balai Pemuda Surabaya, Rabu (18/9/24).

Salah satu pengunjung yang takjub akan pameran Moving Art
Salah satu pengunjung yang takjub akan pameran Moving Art (Foto: Div)

21 karya dengan tiga model yakni move art, painting colase sampai abstrak yang dipamerkan mulai 14-20 September ini merupakan jembatan yang menghubungkan waktu dan emosi manusia. Selain dipamerkan, kedua perupa Helmy dan Choy, juga mengajarkan dalam membuat instalasi layang-layang dan pesawat terbang yang kemudian dipraktekan untuk diterbangkan.


Instalasi Moving Art menghadirkan karya-karya visual dinamis yang terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Setiap detik, elemen-elemen dalam karya seni ini bergerak, menciptakan pola dan bentuk baru yang melambangkan pergerakan waktu yang tidak pernah berhenti.


Choy, sang perupa menjelaskan bahwa ide di balik Moving Art adalah menggambarkan bagaimana waktu mengubah persepsi kita terhadap dunia, dan bagaimana emosi kita berkembang seiring perjalanan hidup.


"Kami memang membuat karya yang berbeda dengan bahan-bahan menggunakan kayu, akrilik, cat air, kertas, logam, dan kain. Dalam karya ini, kami mengenalkan tiga masa, masa lalu, masa kini hingga masa depan melalui kondisi di sekeliling kita." ungkap Choy.

Choy , seniman moving art memberikan mini workshop kepada para siswa SD yang berkunjung ke area pamerannya
Choy, seniman moving art memberikan mini workshop kepada para siswa SD yang berkunjung ke area pamerannya (Foto: Div)

"Seni dalam Moving Art tidak pernah benar-benar ‘selesai. Ia terus berubah, berkembang, dan bertransformasi seperti halnya kehidupan. Setiap pengunjung bisa melihat karya seni ini dengan interpretasi yang berbeda, tergantung pada kapan mereka melihatnya dan dalam keadaan emosi apa mereka berada saat itu." ujarnya.


"Selain instalasi yang bergerak, pameran ini juga memanfaatkan teknologi sensorik yang mampu menangkap ekspresi wajah pengunjung dan mengubahnya menjadi bagian dari karya seni."jelasnya kepada awak media AnalisaPost.


Emosi seperti kegembiraan, kesedihan, dan rasa ingin tahu akan tercermin dalam visual yang disajikan di layar, seolah-olah karya seni tersebut berinteraksi langsung dengan perasaan pengunjung.


Menurut salah satu pengunjung, Rizky Putri mengatakan bahwa Moving Art  adalah pengalaman yang sangat personal dan mendalam.


“Ketika saya pertama kali masuk, saya merasa terhubung dengan setiap perubahan yang terjadi di depan mata saya. Setiap elemen visual membawa saya ke berbagai memori, seolah-olah saya sedang melakukan perjalanan melintasi waktu." kata putri.

 Interaktif antara seniman dan penonton
Interaktif antara seniman dan penonton (Foto: Div)

"Dan ini pertama kali ada pameran yang di pajang boleh di pegang. Biasanya tidak boleh di sentuh ataupun di pegang," ucapnya sambil tertawa.


Baginya pameran Moving Art ini menyuguhkan berbagai diskusi interaktif antara seniman dan penonton. Dengan kombinasi antara seni, teknologi, dan pengalaman emosional, Moving Art menjadi contoh bagaimana seni dapat berkembang dan merespons dinamika kehidupan modern.


Dari pantauan awak media AnalisaPost di lokasi, tampak emosi para pengunjung terlihat dari wajah-wajah mereka yang merespos proses penciptaan karya ini dengan senang dan gembira saat Choy dan Helmy menjelaskan. (Che/Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Comentários


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya