top of page
Gambar penulisanalisapost

Melihat Harta Karun Perpustakaan Medayu Agung

SURABAYA - analisapost.com | Perpustakaan Medayu Agung letaknya berada di dalam perumahan Kosagrha, tepatnya Jalan Medayu Selatan Gang IV no 42-44, Rungkut Surabaya menyimpan banyak harta karun.

Koleksi perpustakaan Medayu Agung
Koleksi perpustakaan Medayu Agung (Foto: Charles)

Harta karun yang dimaksud bukanlah sejumlah uang, emas dan sejenis lainnya. Melainkan kertas dan dokumen yang menyimpan sumber sejarah. Banyak koleksi buku-buku, majalah langka dan begitu mahal yang dapat mengungkap kejadian-kejadian berpuluh-puluh tahun.


Ini yang membedakan Perpustakaan Medayu Agung. Dimana perpustakaan ini memiliki buku hingga koran terbitan berbahasa Indonesia dan Mandarin tahun 1959-1980. Di antaranya Suara Rakjat, Pewarta Soerabaia, Api Pantjasila, Ampera, Suluh Indonesia, Manifesto, Kengpo, Kedaulatan Rakyat, Djawa Pos, Surabaja Post, hingga Merdeka.


Pendiri perpustakaan ini bernama Oei Hiem Hwie merupakan keturunan Tionghoa yang lahir di Malang, bertemu Haji Masagung, Tionghoa Muslim yang dikenal sebagai pendiri Toko Buku Gunung Agung dan Perpustakaan Yayasan Idayu.


Lantas apa yang unik dari perpustakaan ini ?


Sebelumnya Oei Hiem Hwie pernah menjadi wartawan di Terompet Masjarakat dan pernah menjadi eks tahanan politik dan diasingkan di pulau Buru bersama Pramoedya Ananta Toer.


Selama bekerja dengan Haji Masagung ia melanjutkan mengkliping koran dan mengoleksi berbagai buku dan majalah yang ada di Indonesia. Itu semua dilakukan karena kecintaannya terhadap membaca dan mengarsip buku-buku. Akhirnya Hwie dapat mendirikan perpustakaan.

King Gaudi selaku Ketua Pengurus Perpustakaan
King Gaudi selaku Ketua Pengurus Perpustakaan (Foto: Istimewa)

King Gaudi selaku Ketua Pengurus menceritakan perpustakaan ini memiliki bermacam-macam koleksi. Koleksi yang dimiliki berupa buku, arsip, majalah dan koran-koran lama.


"Di sini terdapat ada manuskrip asli tetralogi Buru asli dan masih menggunakan media kertas semen. Dimana bawanya sembunyi - sembunyi termasuk menulisnya. Dan kita masih mencari dana untuk digitalisasi supaya bisa dipakai lebih luas, buku bisa diamankan sehingga tidak rusak," jelasnya.


"Tempat sini sering menjadi jujukan mahasiswa,dosen bahkan pak Ahok pernah berkunjung kesini. Koran dari tahun 1910, majalah 1924 juga ada koleksi mengenai Bung Karno dan Pramoedya Ananta Toer," ujarnya, Kamis (18/1/24)


Tampak terlihat majalah dan koran-koran itu berjejer rapi dan di susun berurutan dengan tahun terbitnya sehingga menjadi surga untuk orang-orang yang ingin mencari arsip atau sumber sejarah.


"Untuk pak Oei Hiem Hwie sudah jarang beliau kesini disebabkan usianya sudah tua. Bagi siapapun yang membutuhkan koleksi tersebut, dapat menghubungi petugas untuk di foto copi karena koleksi buku dan arsip dokumen tidak dapat dibawa pulang," tutupnya mengakhiri.


Dengan adanya perpustakaan ini siapapun yang ingin mengetahui lebih banyak hal tentang sejarah, ini bisa menjadi salah satu tempat rujukan yang bagus dan bisa dikunjungi setiap Senin-Sabtu mulai pukul 09.00-14.00 WIB.(Che)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya