SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh setiap tanggal 09 Februari, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), menggelar pelatihan memberikan dasar-dasar Fotografi Smartphone, membuat konten dalam penulisan pengelolaan di medsos dan dasar penulisan untuk memahami cerita atau Story Telling dengan tema 'Jurnalistik Ramah Anak '.
Pelatihan yang digelar di aula Gedung Diklat Baitul Haq Jl. Ketintang Permai BF 1 RW. 11, Kel. Karah, Kec. Jambangan, Surabaya mulai Jam 15.00 - 17.30 WIB menghadirkan dua narasumber, yakni kolumnis rubrik Fotografi di www.kompas.id dan seorang fotografer yang juga pendiri komunitas Matanesia, Mamuk Ismuntoro, serta Ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya, Saiful Bachri, SP berkolaborasi bersama Surabaya Beraksi, Sahabat Peduli Disabilitas, Yatim dan Dhuafa, RW. 11 Kel. Karah, Kec. Jambangan, Yayasan Karya Muda Sejahtera, Positive Community, Yatim Creative Center, dan Parenting Cangkruan Surabaya, yang disuport oleh Ayam Bakar Pak D, Favehotel disambut dengan antusias, Kamis (9/2/23).
Pelatihan diikuti sebanyak 15 peserta dari anak-anak Yatim dan Dhuafa, serta 5 disabilitas selama 1 hari. Pelatihan ini di bagi menjadi 2 sesi, yakni sesi 1 dimulai pada tanggal 9 Februari 2023 sebagai awal perkenalan dasar-dasar fotografi dan penulisan. Selanjutnya sesi 2 dilaksanakan pada awal Maret.
Menurut Saiful Bachri, SP sebagai Ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya disampaikan bahwa tujuan pelatihan itu adalah untuk meningkatkan minat warga dalam bidang penulisan dan jurnalistik.
"Berharap dengan adanya pelatihan dasar-dasar fotografi dan menulis konten, adik-adik yang memiliki kesukaan foto dan menulis, tidak lagi asal menulis di sosmed. Oleh karenanya diharapkan kalian bisa foto dan menulis sesuatu yang positif khususnya bagi yang datang untuk ikut pelatihan," ujarnya.
"Apalagi saat ini budaya menulis mulai memudar. Dulu, jaman ketika tidak ada HP, kita sering menulis misalnya surat untuk pacar", kelakarnya.
"Setelah adanya kegiatan pelatihan foto dan jurnalistik, kedepannya nanti akan kita lombakan untuk mendapatkan warga yang berbakat dalam foto dan penulis terbaik," jelasnya.
Mamuk Ismuntoro pun menyampaikan hal yang sama di dalam sambutannya. Sebagai seorang fotografer jurnalis yang juga editor foto mengatakan, "Jurnalis jangan dianggap sepele dan tugas dari jurnalis itu mempublikasi terkait kegiatan yang sedang berjalan. Oleh karenanya sangat penting ketika memotret, captionnya harus menarik jadi bukan asal menulis. Untuk mengawali berkaryalah jangan memikirkan uang dulu. Tapi tunjukan hasil karya kalian, uang nanti akan mengikuti." jelas fotografer senior ini.
Ia menambahkan bahwa foto menjadi sarana promosi yang efektif. Semakin sering berlatih memotret untuk menghasilkan karya yang baik, semakin menarik penyajian informasi yang diberikan, maka semakin mudah masyarakat mengenal potensi kita.
Sementara Imam Budi Utomo, ST. MM perwakilan dari Ketua RW 11 menyampaikan sangat senang diadakan pelatihan di Balai RW. Ia berharap warga sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat bisa seimbang,
"Dengan diadakan pelatihan yang bermanfaat seperti ini, saya sangat senang dan mengapresiasi sekali. Kami berharap pelatihan ini memberikan wawasan dan pemahaman yang baik agar dapat mencerdaskan semuanya," ungkapnya.
Pada akhir sesi, selain di sampaikan pengenalan dasar-dasar fotografi, para peserta juga diajak sharing tentang pisikologi dimana fenomena bullying seperti epidemi atau penyakit menular dengan cepat menimbulkan banyak korban sehingga pengetahuan ini sangat penting untuk melihat apakah masalah di sekitar anak serius atau tidak.(Dna)
Dapatkan Update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com
Comments