top of page

Mahasiswa Petra Sulap Buah Pepaya Menjadi Wine

Diperbarui: 14 Mar

SURABAYA - analisapost.com | Dua mahasiswa Hotel Management dari Petra Christian University (PCU), Davin Varian Ikwanto Koean dan Cleary Budiman, berhasil mengolah pepaya menjadi wine dengan cita rasa istimewa.

Davin Varian Ikwanto Koean (kanan) dan Cleary Budiman (berkaca mata-kiri) menunjukkan proses pembuatan wine berbahan dasar Pepaya Bangkok
Davin Varian Ikwanto Koean (kanan) dan Cleary Budiman (berkaca mata-kiri) menunjukkan proses pembuatan wine berbahan dasar Pepaya Bangkok (Foto: Div)

Ide ini berawal dari banyaknya sisa buah pepaya akibat panen berlebih, sehingga Davin dan Cleary berinisiatif mencari solusi pengolahan yang lebih efektif.


"Kami melihat bahwa pepaya di Indonesia melimpah, tetapi kurang memiliki nilai tambah. Dengan riset mendalam dan serangkaian uji coba, kami menemukan bahwa pepaya Bangkok memiliki kadar gula alami yang cukup tinggi, sehingga cocok untuk proses fermentasi dalam pembuatan wine berkualitas," ujar Cleary.


Selain mengurangi limbah pertanian, pengolahan ini juga memperpanjang masa simpan dan meningkatkan nilai ekonomis buah pepaya.


Menurut mereka, produk wine pepaya ini dapat menjadi solusi bagi daerah penghasil pepaya di Jawa Timur, seperti Desa Sugihwaras, Kediri, yang terletak di kawasan kaki Gunung Kelud.


Daerah tersebut memiliki tanah vulkanik yang subur, sehingga cocok untuk pertanian. Namun, melimpahnya produksi pepaya sering menyebabkan harga turun dan merugikan petani.


Setelah melakukan serangkaian eksperimen menggunakan pepaya jenis California, Hawaii, dan Bangkok, mereka menemukan bahwa pepaya Bangkok adalah yang paling cocok untuk diolah menjadi wine.


"Wine dari pepaya Bangkok memiliki rasa manis yang lebih seimbang, tingkat keasaman rendah, serta tekstur yang lebih baik. Aroma alkoholnya juga lebih halus, dengan kadar sekitar 12 persen, sesuai standar wine komersial," jelas Davin pada Kamis (13/03).

"ABABI", wine berbahan dasar Pepaya Bangkok yang dibuat oleh dua mahasiswa Hotel Management dengan harga jual sebesar Rp 150.000
"ABABI", wine berbahan dasar Pepaya Bangkok yang dibuat oleh dua mahasiswa Hotel Management dengan harga jual sebesar Rp 150.000 (Foto: Div)

Dengan teknik yang tepat, mereka berhasil menciptakan wine dengan karakteristik menarik, yaitu perpaduan rasa manis alami dari pepaya dengan sedikit sentuhan asam yang menyegarkan.


"Awalnya banyak yang meragukan, karena umumnya wine dibuat dari buah anggur. Namun, wine dari pepaya Bangkok memiliki keseimbangan rasa yang lebih baik, tingkat keasaman yang rendah, serta tekstur yang lebih halus dengan kadar sesuai standar wine komersial, yakni sekitar 12 persen," tambahnya.


"Untuk menghasilkan komposisi yang pas, Pepaya harus dikupas dan dipisahkan dari bijinya, lalu dipotong. Setelah itu diblender dan dicampur air dengan perbandingan 1 : 1. Proses penyaringan juga diperlukan, lalu ditambahkan gula pasir, air dan ragi (Saccharomyces Cerevisiae),” rinci Davin yang memiliki passion di bidang Food and Beverage.


"Penyimpanan harus dilakukan pada suhu ruang, tetapi perlu diperhatikan penambahan gula dan lama fermentasi. Jika terlalu lama difermentasi, hasilnya akan berubah menjadi cuka karena tingkat keasamannya meningkat," terangnya.


"Kami berharap inovasi ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda untuk berani mencoba hal baru dan menggali potensi dari bahan-bahan lokal yang ada di sekitar kita," tambahnya.


Dari informasi yang diperoleh awak media AnalisaPost, proses pembuatan wine pepaya ini melibatkan fermentasi selama 21 hari dengan pengawasan ketat terhadap suhu dan kadar alkohol. Setelah itu, residu yang terbentuk dipisahkan sebelum wine dimasukkan ke dalam botol untuk proses pengendapan selama tujuh hari. Setelah endapan dipisahkan, wine siap dikonsumsi.


Cleary dan Davin menetapkan harga Rp 150 ribu per botol (750 ml) untuk wine dari pepaya Bangkok ini.

Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing Hotel Management Petra Christian University (PCU)
Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing Hotel Management Petra Christian University (PCU) (Foto: Div)

Hanjaya Siaputra, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing, mengungkapkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal seperti buah pepaya dapat memberi dampak positif bagi masyarakat, khususnya di Desa Sugihwaras, Kediri. Ilmu dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dapat membantu warga mengelola hasil panen dengan lebih baik, sehingga meningkatkan perekonomian mereka.


"Saat ini, kami tengah berupaya memperkenalkan produk inovatif ini ke pasar yang lebih luas, termasuk berdiskusi dengan pelaku industri minuman fermentasi. Respons positif mulai berdatangan, banyak yang tertarik mencicipi dan mengetahui lebih lanjut tentang wine pepaya ini," ujarnya.


"Ke depan, kami berharap dapat mengembangkan skala produksi dan menghadirkan wine pepaya sebagai salah satu produk unggulan dari Indonesia di kancah internasional," tutupnya.


Inovasi ini membuka peluang baru dalam pemanfaatan pepaya yang selama ini kurang dioptimalkan. Selain membantu petani mengatasi surplus produksi, wine berbasis pepaya ini juga berpotensi menjadi produk unggulan dari hasil pertanian lokal. (Dna/Che)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya