SURABAYA - analisapost.com | Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) launching buku Antologi Y-Ami berjudul "Mutiara Mutiara Yang Berserak" sekaligus memperingati hari Down Syndrome Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Maret kemarin serentak dilakukan sedunia, bertempat di aula gedung Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Jalan Gayung Kebonsari No. 56 B, Gayungan Surabaya, Rabu (22/3/23).
Dalam acara itu hadir Ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya, Syaiful Bachri,SP. Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini diawali dengan tari remo serta tari kupu-kupu kemudian angklung yang dilanjutkan dengan bedah buku dipimpin oleh Wahyu Kuncoro,ST.,M.MED.KOM
Acara berlangsung kurang lebih 2 jam. Buku pertama yang ditulis langsung oleh Ibu-ibu, berbagai kisah perjalanan tentang perjuangan merawat anak berkebutuhan khusus dari lahir hingga membesarkan seorang anak yang butuh kekuatan dan kesabaran dalam menyikapinya.
Wahyu Kuncoro,ST.,M.MED.KOM sebagai pembimbing dan editor dari Universitas 17 Agustus 1945 yang melatih para ibu menulis buku Mutiara-Mutiara Yang Berserak, menuturkan ia tertarik untuk membimbing ibu-ibu menjadi penulis karena buku ini dihasilkan sebagai bagian dari strategi mengubah emosi menjadi tulisan motivasi. Editor buku senior yang juga merupakan seorang Dosen dan Pimpinan Redaksi di Harian Bhirawa, di sesi ini terjadi diskusi menarik mengenai penulisan buku.
"Kita tahu setiap orang ada yang siap menerima keadaan dan tidak siap. Dengan adanya buku ini, tentu mereka memiliki pengalaman yang sangat penting hal ini perlu disebarkan ke semua orang," ujarnya.
"Dan mengapa memberikan judul bukunya Mutiara-Mutiara Yang Berserak?, karena pada dasarnya manusia punya kelebihan yang tidak diketahui. Kita tidak tahu, kelebihanya anak istimewa inilah mutiara yang belum terasah, berkilau dan berserak, karena mereka anak yang belum terjangkau," papar pria yang penuh wibawa ini saat ditanya terkait ketertarikannya.
Acara yang dikemas sangat menarik dari awal acara sampai akhir dimana anak ABK ini menunjukkan potensinya, keseriusan seperti Maulana (Tuna Rungu) membuka acara dengan doa. Mereka juga pernah mengikuti acara tari remo terbanyak di jembatan Surabaya kemudian permainan angklung, menyanyikan lagu Terimakasih Guruku oleh Anak-anak ABK.
Meskipun latihan hanya sebentar, mereka bisa dengan cepat mengingat gerakan-gerakan yang harus mereka lakukan dan di acara ini mereka menampilkan nya secara perdana, kemudian menampilkan tari kupu-kupu yang ditarikan oleh anak-anak Tuna Rungu.
Penampilan mereka dipandu oleh pelatih untuk arahan gerakan mereka agar bisa memahaminya dan diakhir mereka memberikan dua penampilan, anak Tuna Netra bermain Piano menyanyikan lagu Laskar Pelangi dan anak-anak bermain angklung menyanyikan lagu Bengawan Solo.
"Tidak ada kendala atau kesulitan ketika melatih anak-anak istimewa ini. Mereka anak-anak yang ekspresif dan ceria saat dilatih, mereka menunjukkan potensinya meskipun mereka anak istimewa tetap menunjukkan bahwa mereka bisa," tutur Wahyu kepada awak media Analisa Post.
"Harapannya dari launching buku ini semoga banyak orang ke trigger bagaimana bisa mengembangkan potensi semua anak dan memotivasi orang-orang yang terpuruk dapat bangkit," tegasnya.
Sementara Susilo Kusumaningtyas, selaku istri founder Y-ami ini berharap dengan di launching buku Mutiara Mutiara Yang Berserak, "kita ingin bahwa mereka yang diluar sana dapat mengambil hikmah dari buku ini dan orang diluar sana tidak lagi memandang sebelah mata. Target kedepan, masyarakat luas mengenal dunia anak-anak ABK dan bisa menerima keberadaan mereka, saling membantu," ceritanya.
Dari pantauan awak media Analisa Post, buku cetakan pertama yang dicetak 200 exemplar, sudah terjual 150 buku dan saat ini buku tersisa 50 buku.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu orang tua dari anak ABK ibu Magdalena mengatakan harapannya agar bisa berbagi ilmu dan para ibu tidak lagi menutup diri.
"Artinya sampaikanlah kepada masyarakat apa yang sudah kita miliki bahwa ini semua kehendak Allah tidak ada produk gagal dari Allah, jangan melihat keadaan saat ini tetapi melihat ke masa yang akan datang kita tidak tahu rencana Tuhan selanjutnya seperti apa karena tuhan sudah menakar orang-orang untuk memiliki anak-anak berkebutuhan khusus ini yang dianggap mampu dan bisa menerima keadaan ini," tutup Magdalena mengakhiri perbincangannya.(Sam)
Dapatkan update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com
Comments