SURABAYA - analisapost.com | Film horor Kuasa Gelap, disutradarai oleh Bobby Prasetyo, menghadirkan cerita yang berbeda dari film horor pada umumnya. Film ini mengangkat tema ritual pengusiran setan atau eksorsisme, berdasarkan pengalaman nyata seorang pastor di Jawa Tengah.
Film yang diproduksi oleh Robert Ronny, Andi Boediman, Pandu Birantoro, dan Arvin Sutedja, dengan pemeran utama seperti Lukman Sardi, Jerome Kurnia, Astrid Tiar, Freya JKT48, Delia Husein, Lea Ciarachel, dan Erdin Wedrayana, menjadi film pertama di Indonesia yang secara khusus mengangkat tema agama Katolik dalam konteks ritual eksorsisme serentak ditayangkan dibioskop pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Dari info yang didapat awak media AnalisaPost, film ini terinspirasi dari riset mendalam tim produksi yang bekerja sama dengan pastor dan mempelajari ritual eksorsisme untuk menyajikan realitas yang akurat.
Film ini menggambarkan eksorsisme dalam konteks Gereja Katolik, menyoroti pengalaman jemaat yang kerasukan, dan menjelaskan bahwa hanya 10 persen kasus kerasukan memerlukan eksorsisme. Sisanya, 90 persen, ternyata lebih berhubungan dengan masalah kesehatan mental.
Dalam cerita ini menyoroti konflik batin Romo Thomas (diperankan oleh Jerome Kurnia), seorang pastor yang meragukan imannya setelah mengalami kecelakaan tragis yang menewaskan ibu dan adiknya.
Sebelum dia bisa mundur dari jabatannya, Romo Thomas diberi tugas terakhir untuk menyelamatkan Kayla (Lea Ciarachel), seorang remaja yang menunjukkan perilaku aneh setelah bermain boneka jelangkung.
Proses perizinan untuk produksi film ini membutuhkan dua tahun, karena institusi Gereja Katolik yang sangat tertutup terhadap ritual eksorsisme hingga akhirnya pihak gereja Katolik memberikan persetujuan untuk melakukan syuting di Indonesia.
Selama masa riset, tim produksi berbicara dengan banyak pihak yang terlibat dalam kasus-kasus eksorsisme untuk memastikan bahwa cerita yang diangkat benar-benar sesuai dengan kenyataan.
Apa itu Eksorsisme dalam Tradisi Gereja Katolik?
Eksorsisme adalah doa khusus yang dimaksudkan untuk melawan kekuatan iblis, di mana gereja meminta perlindungan dan pembebasan dalam nama Yesus Kristus. Eksorsisme bukanlah sakramen, tetapi termasuk dalam kategori sakramentali atau tanda suci yang ditetapkan oleh gereja untuk menyucikan keadaan-keadaan tertentu dalam kehidupan.
Dalam konteks sakramentali ini, eksorsisme berbeda dengan Sakramen Tobat yang bertujuan untuk mengampuni dosa dan mendamaikan umat dengan gereja. Eksorsisme biasanya dilakukan ketika seseorang diduga kerasukan oleh roh jahat atau berada di bawah kekuasaan iblis.
Tujuannya adalah untuk membebaskan individu tersebut dari pengaruh spiritual negatif yang menguasainya. Namun, eksorsisme bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan sembarangan. Proses ini memerlukan penilaian dan persetujuan khusus dari gereja untuk memastikan bahwa intervensi eksorsisme benar-benar diperlukan.
Setelah menonton, awak media mencoba bertanya kepada salah satu penonton. Mereka pun berkomentar, "Awalnya saya datang ke sini karena penasaran. Saya heran, kok banyak orang menonton. Soal setan, kita memang tidak boleh percaya. Yang penting, iman kita harus kuat," ujarnya.
"Filmnya bagus, dan ini pertama kalinya saya mendengar istilah eksorsisme. Pesan saya untuk teman-teman, jangan lupa berdoa dan selalu meminta perlindungan kepada Tuhan," kata Artahsasta Xerses Kanoneng dan Chalista Gendis Asmara P. kepada awak media AnalisaPost. (Che/Dna)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.
Comentarios