SURABAYA - analisapost.com | Kisah hidup penyandang disabilitas digambarkan dalam film 'My Disability Roadmap' klip berdurasi 80 detik. Merupakan sebuah film baru dari sutradara Dan Habib dan Samuel Habib dimana Film ini mengisahkan seorang pemuda dengan disabilitas kompleks, saat ia menjalani kehidupannya.
Pemutaran film dan diskusi mengenai kehidupan nyata penyandang disabilitas terbuka untuk umum berlangsung pada Senin (29/7/24) di Konsulat Jendral AS di Surabaya, mulai pukul 13.30 WIB hingga 15.00 WIB sekaligus untuk merayakan 34 tahun Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika (ADA) yang menjadi tonggak penting dalam melarang diskriminasi dan melindungi hak-hak penyandang disabilitas di berbagai aspek kehidupan publik.
"You know, 34 years ago, the United States made a commitment to ensuring that our work spaces and just everyday life, Americans are able to live with dignity. That means making sure that we're making progress in inclusive, accessible spaces. And we reflect that in our U.S. embassies and consulates. And I'm just thankful we were able to also show it in film," ujar Kayla Smith selaku Deputy public Affairs Officer Konjen AS di Surabaya.
"That 30-minute film is not one of, it's one of many rather, and it's one that tells the story of many Americans. So our hope is that this film continues to further discussion on how the United States and Indonesia can push inclusivity, inclusion, and accessibility in all facets of life," jelasnya.
Kayla menyebutkan pemutaran film My Disability Roadmap bertujuan untuk menghormati dan memberdayakan individu dengan menampilkan cerita-cerita yang menyoroti pengalaman dan kontribusi mereka dalam masyarakat sehingga bisa menjadi inspirasi.
Sementara Melani Rahadiyanti, Dosen Arsitektur Universitas Ciputra (UC) Surabaya juga seorang alumni terhormat dari Program IVLP Workforce for People with Disabilities, sebagai narasumber dalam acara tersebut, ia mengatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya diskusi dan memberikan pandangan yang lebih luas tentang isu-isu yang dihadapi penyandang disabilitas.
"Kegiatan ini sangat menarik. Disini kita nonton bareng film dokumenter yang diambil dari kisah nyata Samuel Habib seorang penyandang disabilitas selain itu juga ada diskusi yang menarik agar kita bisa berkomunikasi dan mengerti bagaimana mereka para disabilitas menghadapi hidupnya dan menjaga dirinya sendiri," Kata Melani.
"Tujuan kami adalah meningkatkan kesadaran dan perhatian untuk menciptakan lingkungan yang dapat diakses oleh masyarakat. Kita harus menekankan hak-hak setara penyandang disabilitas untuk memiliki kesempatan yang lebih baik dalam pekerjaan, studi, dan hak sipil. Bersama-sama, kita dapat mendorong masa depan yang lebih inklusif dan adil," terangnya.
Sebagai akademisi yang juga seorang penyandang disabilitas, Melani terdorong untuk terus melakukan riset dalam upaya menciptakan akses yang lebih baik.
"Karena di Surabaya sendiri masih banyak PR. Contoh seperti area trotoar yang masih minim, akses untuk kursi rodanya terbatas dan jumlah angkutan umum yang ramah disabilitas perlu ditambah," ucapnya.
Dalam film ini, Penonton diajak untuk merefleksikan dan mengubah persepsi mereka tentang anak-anak disabilitas. Hal ini juga disampaikan oleh Ananda Atika, siswi kelas 12 SMA IPIEMS, yang turut hadir.
"Filmnya sangat menginspirasi dan mengajarkan saya untuk berfikir seandainya saya di posisi mereka. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari film tersebut bagaimana agar bisa lebih menghargai mereka yang memiliki kekurangan," ungkap Ananda.
Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan memberikan kesempatan yang sama, Ananda mengajak generasi muda untuk menghargai perbedaan dan mengatasi stigma yang seringkali melekat pada anak-anak disabilitas, menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments