SURABAYA - analisapost.com | Tegar adalah sebuah film yang di sutradari oleh Anggi Frisca. Dimana filim ini menceritakan kehidupan seorang anak berusia 10 tahun di perankan oleh aktor cilik M. Aldifi Tegar Rajasa. Ia adalah seorang penyandang disabilitas hanya memiliki kaki satu tanpa tangan.
Dalam film ini, orang tua Tegar bercerai ia hidup bersama Ibunya di perankan oleh Sha Ine Febriyanti, yang sibuk bekerja sehingga tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuannya, dan Kakeknya Felix Jaban Kayana, di perankan oleh Dedy Mizwar, seorang pengusaha yang sukses.
Kakek Tegar sangat sayang kepada cucunya itu, dia satu-satunya orang yang selalu ada untuk Tegar dan mendukung semua keinginannya. Saat Tegar genap berusia 10 tahun, ia mengutarakan keinginannya untuk bersekolah seperti anak-anak yang lain pada sang kakek. Tapi, ibu menentang keinginan Tegar karena khawatir dengan anaknya yang seorang difabel.
Ibunya takut Tegar akan mendapat perlakuan yang buruk dan diremehkan teman-temannya. Oleh sebab itu, ibunya kemudian berusaha menjauhkan Tegar dari dunia luar. Atas perlakuakan ibunya, sang kakek sering terlibat perselisihan karena keduanya memiliki perbedaan pendapat.
Tegar sangat kecewa dengan jawaban ibunya, ia juga semakin merasa kesepian setelah ditinggalkan kakeknya. Hingga akhirnya ia meninggalkan rumah saat ibu dan perawatnya (Joanita Chatarine) terpaksa pulang kampung. Ia harus menjalani kehidupan seorang diri dan ia hidup bersama seorang penyandang disabilitas lainnya.
Film produksi Aksa Bumi langit dan Citra Sinema ini, tidak hanya menampilkan sebatas kehidupan seorang Tegar, namun juga melibatkan teman-teman Tegar secara langsung.
Anggi Frisca selaku sutradara film Tegar mengatakan berharap ada kesetaraan anak-anak indonesia. Ia juga menyampaikan, "Besar harapan film Tegar ini bisa di nikmati oleh semua kalangan dan bisa mendapatkan perhatian khusus anak muda, orang tua, tenaga pengajar, pemerhati anak dan siapapun. Jadi film ini di buat unutk anak dan keluarga." ujarnya yang di sampaikan saat press confrence. Rabu (16/11/22)
"Dengan nilai-nilai inklusi di segala bidang akhirnya ada kesetaraan anak Indonesia. Dan pesan moral yang terkandung di dalamnya adalah Leave no one behind yang bermakna berjalan bersama teman-teman disabilitas tanpa meninggalkan mereka di tengah kondisi yang ia miliki." jelasnya kepada awak media Analisa Post saat di tanya makna dari pesan moral tersebut. (Dna)
Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com
Comments