SURABAYA - analisapost.com | Mereka melakukan aksi demonstrasi terkait dana hibah yang sering kali bermasalah di DPU Bina Marga bahkan temuan adanya LPJ Hibah yang belum disetorkan TA 2020.
Meski diguyur hujan deres, massa aksi yang diketuai oleh Che' Amar tetap melanjutkan aksi hingga ditemui oleh Mohammad Amirullah Sekdis PU Bina Marga sebagai perwakilan.
Che Amar dalam orasinya menyampaikan setidaknya ada 392 M dana hibah di DPU Bina Marga yang belum ter-LPJ hingga tutup tahun 2020.
"Ada 392 M uang rakyat yang belum ter-LPJ, padahal sudah tutup buku, hal ini berpotensi bermasalah dan diduga telah masuk ke rekening pribadi, KPK perlu mengusut tuntas dugaan korupsi tersebut", kata Amar dalam orasinya di depan gedung DPU Bina Marga, Kamis (21/4/2022).
Selain meminta KPK mengusut aliran dana hibah tersebut, Amar juga berharap agar gubernur segera mencopot dan merombak jajaran pejabat DPU Bina Marga.
"Gubernur harus mencopot Edy Tambeng dan mengevaluasi semua pejabat di dinas PU Bina Marga agar DPU Bina Marga tidak menjadi sarang mafia dana hibah", tambanya.
Saat massa aksi hendak membakar ban karena permintaan berdialog belum dipenuhi, pihak kepolisian mencoba menjembatani dengan meminta perwakilan demonstran masuk ke kantor DPU Bina Marga, namun massa menolak sembari berkata bahwa dialog harus dilaksanakan di ruang terbuka, bukan private room.
Setelahnya, Mohammad Amirullah Sekretaris Dinas PU Bina Marga datang menghampiri massa dan menjelaskan terkait dana hibah yang menjadi tuntutan massa aksi.
Amirullah bertanya kepada massa aksi soal pengertian dan hibah, karena massa enggan menjawab, akhirnya Amirullah menjelaskan sembari mengibaratkan dana hibah yang menjadi tuntutan para demonstran tidak ubahnya kentut yang keluar dan tidak berbekas.
"Saya mau tanya sampean, tahu hibah nggak? ", Tanya Amir kepada massa.
"Anggap kita tidak tahu", jawab Ferdi, perwakilan massa saat dialog.
"Kalau di agama, itu kayak orang kentut, hibah itu, dihibahkan selesai, ya lupakan, ikhlas, kalau di pemerintahan Jawa timur, hibah kita itu berupa uang, eee ada tahapan-tahapan yang harus dimonotoring, tugas kami hanya verifikasi administrasi, sampe disitu, mulai administrasi proposal, lengkap transfer, urusan pokmas", jelas Amirullah.
Ferdi, saat ditemui seusai demo menerangkan bahwa pernyataan Sekdis PU Bina Marga yang menganalogikan dana hibah dengan kentut adalah ucapan yang fatal dan lepas tanggung jawab.
"Tadi Pak Amir bilang bahwa dana hibah itu ibarat kentut, keluar langsung hilang. Jelas analoginya fatal dan mau lepas tangan. Kalau dana hibah diibaratkan kentut, artinya dana hibah tersebut dibuang cuma-cuma, dianggap tidak penting, pantas saja jika banyak pengerjaan di lapangan tidak benar, contohnya di Kab. Pamekasan dan Sumenep. Wong yang katanya hanya punya wewenang verifikasi ngomongnya ngawur", terang aktivis HMI tersebut.
Dia menambahkan bahwa akan melakukan demo lanjutan sampai ada yang dipanggil dan diperiksa terkait dana hibah dimaksud.
"Saya sudah koordinasi dengan kawan-kawan mahasiswa Jawa timur yang di Jakarta, InsyaAllah hari senin mereka akan demo di KPK dengan kasus yang sama, hari selasanya kita akan demo kembali disini (baca; PU Bina Marga), terus langsung ke polda untuk pengaduan", tutupnya.(Gaa)
Kommentare