top of page

Kelahiran Pertama Bayi Dengan Ibu Covid-19 Di RSLI

Surabaya, Analisa Post | Pukul 20.20 WIB hari senin merupakan hari yang berbahagia bagi pasien covid-19 Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dengan inisial SU alias Mawar. Pasalnya malam itu ia melahirkan seorang bayi lak-laki dengan persalinan normal, dengan berat 2.500 gram dan panjang 48 centimeter. Kelahiran bayi tesebut dibantu dan ditangani oleh para tenaga kesehatan RSLI, yakni Bidan Era H, A,Md.Keb., Perawat Jafar Lapandewa, S.Kep., Mohammad Adli, A.Md.Kep., dan Ratna Setyowati, A.Md.Kep., serta dokter umum dr. Muhammad Ainul Rohman Firmansya. Senin (20/9/21)

Foto : Humas

Dr. Ainul menjelaskan secara rinci proses kelahiran bayi tersebut. Dari pengakuan Mawar, sebenarnya ia sudah merasakan nyeri kecang sejak pagi setelah senam, tapi dikira sakit perut biasa dan tidak lapor ke medis. Mawarpun juga mengungkapkan bahwa ini merupakan kehamilan kedua, dimana pada kehamilan pertama kelahirannya melalui operasi cesar, karena panggulnya sempit.


Mawar menganggap sakit perut biasa dan ia istirahat santai diruangannya di Saturnus RSLI. Pukul 20.00 dr Ainul visit pasein di ruangan Mars, mendapat kabar ada pasien di Saturnus ketubannya pecah. Sambil menuju saturnus, ia menghubungi perawat untuk ambil Dopler guna pemeriksaan Denyut Jantung Banyi (DJB).


Saat tiba di bed ibu Mawar, selimut sudah basah dan ada warna merah (campur darah) yang menandakan ketuban memang sudah pecah. Saat mau pemeriksaan dalam (DJB) ternyata sudah kelihatan kepalanya. Dr Ainul menghubungi bidan Era dan juga medis di tenda administrasi (apotek) untuk mempersiapkan partus set dan infuse buat ibu melahirkan.


Tepat Puku 20.20 WIB. bayi lahir dengan selamat ditangani dokter, bidan dan perawat dengan baik dan 20.35 WIB. plasentanya lahir lengkap dan proses persalinan. Bayi sempat diberikan kumandang adzan oleh perawat Adli. Selanjutnya dilakukan observasi selama dua jam untuk monitoring perdarahan, kontraksi perut, dan tanda-tanda vital pada ibu dan janin. Semua dipastikan sesuai dengan ketentuan penanganan persalinan sehingga baik ibu maupun bayinya dipastikan sehat dan aman.


Bagi Mawar, wanita asal Pamekasan ini tidak menyangka kalau hari itu ia bakal melahirkan karena menurut ingatannya usia kehamilannya masih dikisaran 36-37 minggu. Ia memang berniat pulang dari Malaysia untuk bisa melahirkan ditempat asalnya di Pamekasan.


Ia sudah dirawat di RSLI selama 8 hari dan dijadwalkan nanti hari ke-14 sudah bisa pulang, kembali ke keluarganya di Pamekasan. Wanita berusia 37 tahun inipun sempat kaget saat tiba di Bandara Juanda dan dilanjutkan karantina di Asrama Haji, saat di swab PCR dinyatakan positif dan dikirim ke RSLI untuk mendapatkan pelayanan dan pengobatan covid-19.


Ketentuan imigrasi yang mengharuskan karantina 5 hari bagi yang negatif dan penyembuhan minimal 14 hari bagi yang positif covid-19, menyurutkan langkahnya untuk segera berkumpul dengan keluarganya di Pamekasan dan mempersiapkan kelahiran putra ke duanya. Namun dengan kelahiran putra keduanya di RSLI dengan dibantu oleh dokter, bidan dan perawat yang profesional telah cukup membahagiakan dan melegakan dirinya, walaupun tidak didampingi suaminya yang masih berada di Malaysia.


Sesuai kesepakat dengan suaminya, bayi laki-laki tesebut diberi nama Asroful Anam yang bermakna, pemimpin yang berwibawa dan percaya diri sebagai pemberian Alloh yang diberkahi. Ia juga sangat berterima kasih pada semua pihak RSLI atas bantuan dan penanganan selama proses kelahiran sehingga berjalan normal, dan semua selamat sertatidak ada kendala. “Matur sakalangkong”Ujar Mawar.


Laksamana Pertama dr. Ahmad Samsulhadi, MARS, Penanggung jawab RSLI menyatakan kegembiraanya atas proses persalinan perdana yang berhasil ditangani dengan baik oleh nakes RSLI. Hal ini merupakan bukti atas keseriusan seluruh unsur di RSLI dalam penanganan dan penyembuhan covid-19 termasuk pada ibu hamil dan (saat ini) pada ibu yang melahirkan.

Foto : Humas

Satu setengah tahun RSLI beroperasi, memang telah banyak menangani beragam kondisi pasien, namun baru kali iniproses persalinan ditangani dengan baik di RSLI. “Ini merupakan kejadian langka tapi tetap perlu disyukuri sebagai sebuah anugrah Alloh SWT, terutama bagi orangtua bayi.


Dengan persalinan normal dan penanganan nakes yang kompeten, insyaAlloh bayinya akan terawat dengan baik. Saya juga sudah ambil kebijakan agar seluruh kebutuhan bayi dan ibunya pasca persalinan dapat dipenuhi oleh RSLI dibantu Relawan Pendamping Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI” tutur dr Samsulhadi.

Sita Pramesthi, relawan pendamping PPKPC-RSLI mengungkapkan bahwa sesuai arahan Penanggung jawab RSLI tentang penanganan ibu dan bayi yang baru lahir, relawan telah mempersiapkan semua kebutuhan urgen untuk mereka. Untuk keperluan bayi telah di berikan pampers, baju bayi baik lengan pendek maupun panjang, celana, perlak, selimut, gedong, sarung tangan,topi bayi, handuk, popok dan gurita.


Juga diberikan minyak telon, bedak, shampo, baby oil, bak mandi, thermos, dot dan susu SGM untuk preventif bila ibunya mengalami kesulitan ASI. Bagi ibunya juga diberikan sarung, pembalut dan kebutuhan lainnya. Semua fasilitas yang diberikan ini merupakan wujud syukur atas kelahiran perdana di RSLI serta merupakan bentuk tanggap dan kesiagaan relawan pendamping PPKPC-RSLI atas perkembangan dan kondis yang ada, khsusunya bagi pasien.


Dr.Nurarifah Destianizar Ali, selaku dokter umum RSLI menyatakan bahwa sudah banyak ibu hamil yang telah dirawat di Indrapura, namun ini kali pertama terjadi persalinan normal di sini. Dengan fasilitas yang cukup memadai, kami para tenaga Kesehatan disini melakukan penanganan dengan baik, dan berusaha berkolaborasi dengan dokter spesialis Anak dan dokter Spesialis obsgyn dari RSDS (RS Pengampu) untuk memberikan perawatan yang optimal.


Memonitoring kondisi ibu dan bayi, memberikan fasilitas agar ibu dapat memberikan ASI dengan baik, memberikan konseling kepada ibu agar tenang dan rileks. Untuk monitoring kondisi bayi, Dr. Agrasenfani Hadi (Dokter Umum RSLI) menyatakan bahwa RSLI langsung memberikan perhatian khusus bagi bayi tersebut.


Bayi telah dilakukan pemeriksaan RT- PCR dan sedang menunggu hasil. Saat ini Ibu dan bayi dirawat bersama di RSLI. Ibu dapat tetap memberikan ASI kepada bayi sesuai dengan rekomendasi karena ASI dari Ibu yang terkena COVID 19 tidak menularkan virus ke bayi.


Pemberian ASI tentu dengan tetap melakukan protokol pencegahan penularan COVID 19, yakni memakai masker ketika menyusui, mencuci tangan sebelum menyusui. Senada dengan dr. Agrasenfani, dr. Andrew Jonatan, M. Biomed. (dokter umum RSLI) menjelaskan kemungkinan besar kondisi bayi yang lahir dengan ibu terkonfirmasi positif covid-19. Bayi lahir dari ibu yang sedang menderita COVID-19 bisa mendapatkan kekebalan terhadap COVID-19 dari ibu.


Pada pasien COVID-19 terjadi pembentukan antibodi immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin M, A dan G (IgM, IgA IgG) terbentuk pada hari ke 7 dan ke 14 setelah terinfeksi COVID-19 (bukan setelah timbul gejala). IgA diproduksi lebih awal daripada IgG. IgM akan diproduksi pada hari ke 7 dan mencapai puncaknya setelah hari ke 14.


Sedangkan IgG akan diproduksi pada hari ke 14 dan dapat memberikan imunitas dalam jangka panjang. Pada ibu hamil, IgG merupakan antibodi yang dapat melewati plasenta bayi dan dapat memberikan imunitas terhadap bayi. Selain IgG, bayi juga bisa mendapatkan imunitas dari IgA yang terdapat pada ASI ibu penderita COVID-19.


Pemberian ASI sangatlah penting pada anak-anak, karena ASI mengandung nutrisi dan imunitas terbaik untuk bayi serta dapat menciptakan hubungan emosional antara ibu dan bayi. Maka dari itu, selama masa perawatan kami menyarankan ibu untuk memberikan ASI dengan tetap menjaga protokol kesehatan, seperti cuci tangan sebelum memegang bayi atau sebelum berada disekitar bayi, saat batuk menutup dengan lengan dan tidak mengarah kepada orang lain, menjaga kebersihan diri.


Bila ibu tidak sengaja batuk atau bersin dan mengarah ke bagian payudara, bisa langsung dibersihkan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, baru menyusui anaknya. Bila resiko penularan lebih besar daripada manfaat memberikan ASI secara langsung, dapat dilakukan pemberian ASI perah pada bayi yang masih menyusui. “Harus dipastikan agar semua peralatan selalu bersih dicuci, tidak perlu melakukan pemanasan atau sterilisasi pada ASI yang akan diberikan pada bayi.”pungkas dr. Andrew.(Jadid/Dna)

Commentaires


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya