BANYUWANGI – analisapost.com l Liburan Nataru tahun 2021 ini disambut optimis oleh kalangan perhotelan, pengelola destinasi wisata dan kalangan UMKM di Kabupaten Banyuwangi.
Munculnya peringatan ancaman varian virus Covid-19 Omicron diyakini tidak menyurutkan minat wisatawan untuk berlibur, karena rata-rata wisatawan telah mendapatkan dosis vaksin minimal tahap pertama sebagai salah satu syarat untuk bepergian. Rabu (22/12/21)
Protokol kesehatan sangat ketat diterapkan, sehingga Kabupaten dan Kota Banyuwangi yang terletak di ujung paling Timur Jawa Timur ini sangat siap untuk mengelola kepentingan kepariwisataan di wilayah ini.
Siapa yang tidak kenal dengan destinasi wisata alam Kawah Ijen yang terkenal dengan api birunya, satu diantara dua fenomena api biru di dunia, Taman Nasional Baluran yang sering juga disebut sebagai Africa Van Java, Taman Nasional Alas Purwo, kawasan wisata bahari Pulau Tabuhan yang menawarkan aktivitas bahari snorkling melihat keindahan alam bawah laut, Bangsring Under Water dimana wisatawan bisa berenang bersama ikan hiu dengan aman, kawasan pantai Pulau Merah di Banyuwangi Selatan, pantai G Land dengan ombaknya yang disukai oleh para surfer tingkat dunia hingga pantai Sukamade yang dikenal sebagai surga bagi wisatawan pecinta lingkungan, karena merupakan habitat penyu hijau bertelur di sepanjang pantainya.
Dalam 10 tahun terakhir ini, data statistik tingkat kunjungan wisatawan nusantara ke Banyuwangi naik cukup signifikan. Berbagai penghargaan internasional pun berhasil diraih Kabupaten Banyuwangi. Jika tidak karena pandemi Covid 19 yang merebak di kuartal pertama tahun 2020 lalu, dipastikan hotel dan penginapan di Kota Banyuwangi yang juga dijuluki dengan Kota Gandrung ini akan kewalahan menerima tamu dan pengunjung dari seluruh Indonesia dan mancanegara.
Beberapa new development seperti The Kunang Kunang By Gravity dan Greenora Resort di kawasan Jelun Banyuwangi juga siap beroperasi awal tahun depan, menambah deretan hotel dan resort berbintang yang telah beroperasi.
Terkait diberlakukannya kebijakan pemerintah sebagaimana tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada periode liburan Nataru, beragam sikap disampaikan oleh stakeholder dan para pengelola hotel berbintang di Banyuwangi.
“Dalam menghadapi Nataru, sejalan dengan Inmendagri RI Nomor 66 Tahun 2021, Pemkab Banyuwangi bersama Satgas Covid-19 tetap akan melakukan pembatasan kondisi dengan menekankan pada konsep quality tourism, bukan mass tourism yang berpotensi mengundang kerumunan. Setiap destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi hanya diperbolehkan menerima 75% kunjungan wisatawan dari setiap kapasitas yang tersedia dan tidak diperkenankan untuk membuat event. Tujuannya adalah agara Banyuwangi tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi”, Jelas M Yanuar Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ketika dihubungi analisapost.com baru-baru ini.
Sementara itu Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia DPC Banyuwangi juga mengamini pernyataan Kadisbudpar Pemkab Banyuwangi terkait kebijakan saat Nataru.
"Dari rapat koordinasi yang dilakukan melalui zoom beberapa waktu lalu antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kalangan perhotelan melalui PHRI dan pengelola destinasi wisata dan kalangan UMKM Banyuwangi, disepakati selama masa PPKM Nataru 24 Desember hingga 2 Januari 2022, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak akan melakukan penutupan destinasi wisata selama libur Nataru”, jelas H. Zaenal Muttaqin, S.E., Ketua BPC PHRI Banyuwangi.
Lebih lanjut Zaenal mengatakan, yang akan dilakukan hanyalah pembatasan jam operasional destinasi wisata dari pukul 09.00 hingga pk.17.00 WIB. Sementara resto hotel dan cafe diperbolehkan buka hingga pukul 22.00 WIB dengan syarat melaksanakan protokol kesehatan sangat ketat.
Untuk malam pergantian tahun, setelah tutup pada pukul 22.00 hotel, restoran dan cafe tidak diperkenankan mengadakan pesta kembang api atau berbagai aktivitas pengumpulan massa lainnya yang rentan terhadap penyebaran virus.
Dengan tercapainya target vaksinasi pertama sebesar 70% di wilayah Kabupaten Banyuwangi, kalangan perhotelan dan pengelola destinasi wisata optimis, tahun 2022 akan membawa dampak positif bagi bisnis pariwisata di wilayah ini. Sebagai sebuah kawasan yang nyaman dan aman untuk dikunjungi wisatawan, stakeholder pariwisata di Banyuwangi merasa jauh lebih beruntung dibandingkan dengan kondisi di berbagai destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Beberapa pengelola hotel berbintang di Banyuwangi yang dihubungi oleh analisapost.com pun juga merasa optimistis, liburan akhir tahun 2021 ini tetap akan disambut antusias oleh masyarakat. Namun demikian ada juga yang merasa, bahwa kondisi prospek bisnis akhir tahun ini masih belum sesuai harapan. Pendapat mereka hampir senada.
Ketika dihubungi oleh Analisa Post, manajemen Hotel Ketapang Indah Banyuwangi menyatakan tetap optimis dengan kondisi bisnis di akhir tahun ini. Hotel berbintang empat yang terletak di kawasan Bulusan di tepi Selat Bali ini telah mempersiapkan berbagai paket staycation bagi para tamu setianya yang selama ini selalu menghabiskan waktu di hotel legendaris Banyuwangi ini yang terletak di tengah hamparan kebun kelapa yang sangat luas dan asri.
“Trend bisnis seputar perayaan Nataru akhir tahun 2021 ini masih sangat positif bagi hotel kami. Walaupun, hingga saat ini belum ada pergerakan reservasi yang signifikan untuk servasi kamar saat malam tahun baru. Karakteristik tamu domestik dari tahun ke tahun selalu sama, yaitu melakukan last minute booking. Kami meyakini, menjelang H-7 malam pergantian tahun, occupancy hotel kami akan mengalami lonjakan yang berarti”, jelas Mohammad Komari selaku room division manager Ketapang Indah Hotel, Banyuwangi.
Lebih lanjut Komari menambahkan, diprediksi kondisi bisnis hotelnya akan lebih baik di tahun 2022 yang tinggal beberapa hari lagi ini sambil berharap bahwa pemerintah tidak melakukan pengetatan pergerakan masyarakat atau PPKM lagi yang sedikit banyak akan berdampak pada minat masyarakat untuk melakukan traveling.
Hampir senada dengan prediksi Ketapang Indah Hotel, pengelola Aston Hotel & Conference Center Banyuwangi juga belum melihat adanya pergerakan signifikan tamu hotel untuk minggu terakhir Desember 2021 ini.
“Angka forecast kami, menjelang libur Nataru 2021 ini agak menurun. Dari yang kami prediksi sebelumnya occupancy rate di kisaran angka 60% hingga 70%, saat ini on hand reervation baru di angka 40%”, jelas Catur Rahmadi, general manager Aston Hotel & Conference Center Banyuwangi.
Lebih lanjut Catur menyampaikan, menurut pihaknya ada dua faktor yang akan menentukan keberhasilan bisnis di tahun 2022 mendatang. Yang pertama, tidak adanya lagi lonjakan kasus Covid-19 dan seberapa besar hotel tetap bisa survive menjalani kuartal pertama bisnis di tahun 2022.
Tahun depan, hotel berbintang empat yang bernaung di bawah jaringan Archipelago International ini akan lebih fokus menggarap segmen pasar corporate dan travel agent. Selama ini, business supporter hotel ini berasal dari kalangan pemerintahan, baik lokal maupun nasional. Selain kamar, yang akan jadi andalan bisnis untuk tahun depan adalah memaksimalkan sektor food & beverage dan ini diawali dengan dibukanya sebuah outlet baru bernama La Patisserie.
Sementara itu, pengelola Ilira Hotel Banyuwangi yang berbintang empat ini berharap banyak dari market segment government dan corporate untuk mengisi kamar hotelnya di tahun 2022.
“Sejak 3 bulan terakhir ini hotel kami mengalami kenaikan tingkat hunian yang sangat signifikan. Kebijakan Inmendagri terkait Nataru 2021 kami sambut positif dengan menerapkan protokol kesehatan ketat di hotel kami. Selain kalangan keluarga yang melakukan staycation, para tamu kami dari kalangan market segment corporate dan government hampir setiap akhir pekan mengadakan event, seperti meeting atau incentive group berwisata mengunjungi berbagai destinasi wisata Banyuwangi”, jelas Ary Guna, general manager Illira Hotel, salah satu hotel berbintang empat yang sering menjadi jujugan para tamu ketika berkunjung ke Banyuwangi.
Lebih lanjut Ary mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan beberapa strategi khusus agar hotelnya tetap menjadi pilihan utama para tamu dan wisatawan. Selain itu, peningkatan pelayanan akan ditingkatkan agar para tamu merasa puas ketika melakukan staycation dengan menjalankan prosedur protokol kesehatan yang sangat ketat. Pihaknya juga optimistis, bisnis perhotelan Banyuwangi di tahun 2022 akan lebih bagus dari tahun ini.
Ketika dihubungi oleh analisapost.com, pihak pengelola Hotel Santika Banyuwangi berpendapat, ada sedikit kekhawatiran terkait bisnis perhotelan menjelang akhir tahun 2021 ini.
”Hingga saat ini masih belum nampak adanya pick up reservasi yang cukup signifikan, terutama tamu-tamu grup atau rombongan yang berasal dari dari tour operator yang hingga saat ini pun belum banyak menerima inquiry atau permintaan dari market. Begitu pula untuk periode malam pergantian tahun, masih slow pick up”, jelas Edy Dwi Sutrisno, general manager Santika Hotel, Banyuwangi.
Walapun belum benar-benar terlihat adanya market rebound, pihaknya tetap optimistis bahwa bisnis akan membaik di tahun 2022, terutama dari sektor meeting, incentive, convention & exhibition atau yang biasa disebut dengan istilah MICE.
Santika Hotel Banyuwangi yang bernaung di bawah jaringan hotel Santika Indonesia ini akan meningkatkan komitmen dalam memberikan pelayanan kepada seluruh tamu dan client, terutama didukung dengan semakin banyaknya client yang tergabung dalam program Santika Loyalty yang berlaku di seluruh hotel Santika Indonesia.
Berbagai kalangan menilai, secara umum Banyuwangi dengan beragam destinasi wisata, aneka kuliner dan kekayaan budaya Osingnya tetap akan selalu menjadi magnet bagi wisatawan Nusantara khususnya untuk datang berkunjung. Semboyan stakeholder pariwisata Banyuwangi pun juga cukup menggelitik dan menyiratkan optimisme yaitu, Ayo Ke Banyuwangi Anda Pasti Ingin Datang Kembali! (Kusuma Hidayat)
Komentáre