Inilah Prosedur dan Jenis CSR BUMN Yang Bisa Diakses Masyarakat
- analisapost
- 10 Jan 2022
- 4 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Minggu 9 Januari 2022, suasana Cafe Historisma di Jl Bratang Binangun No 17 Surabaya nampak ramai dipenuhi oleh para aktivis, pendamping sosial dan masyarakat yang tidak asing dalam dunia pergerakan.

Hari itu difasilitasi oleh Komunitas Ngobrol pintar diselenggarakan diskusi publik mengusung tema “Peran CSR BUMN dalam Agenda Pemulihan Ekonomi Nasional” yang menghadirkan Komisaris Utama PTPN XI, Osmar Tanjung, Komisaris PT Angkasa Pura Property Ermawan Wibisono, mantan anggota DPR RI, Henky Kurniadi serta Ketua Karang Taruna Surabaya, Fuad Benardi.
"Kegiatan Ngobrol Pintar kali ini diselengarakan dan diikuti 15 lembaga pendamping masyarakat dan juga ada 4 eks elemen pendukung Jokowi di Jawa Timur," kata Aven Januar, Koordinator Panitia.
Acara ini juga menggandeng dan didukung oleh Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Jatim dan PT. Perkebunan Nusantara XI.
Pada paparan pertama, Osmar Tanjung menjelaskan terkait tujuan dan sasaran penyaluran CSR kepada masyarakat. Memahami konteks CSR BUMN harus dipahami bahwa secara umum BUMN lebih memprioritaskan agenda CSR pada program pemerintah daerah.

Kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), diprioritaskan dengan evaluasi kegiatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh, seperti yang dilakukan oleh PTPN XI. "Temuan khas dari kondisi krisis ekonomi saat pandemi. UKM dan UMKM memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi situasi krisis, maka dari itu PTPN XI akan mensupport kegiatan tersebut," jelas mantan Komisaris PTPN IV ini.
Ermawan Wibisono, ST, SE, MM. menyampaikan tentang konsepsi dasar CSR dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN, yakni meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat.
CSR selain ditujukan untuk kepentingan perusahaan, juga ditujukan untuk komunitas setempat dan masyarakat umum. BUMN sebagai persero akan fokus pada pola hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai dan budaya masyarakat setempat," jelas Ermawan yang juga arek asli Suroboyo ini.
Ermawan juga menekankan alas hukum tentang CCR, yakni PP 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas dan PerMenSos No. 9 Tahun 2020 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha. PT yang menjalankan kegiatan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam,wajib dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya PT yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Yang tidak melaksanakan kewajiban CSR dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Alumni ITS sekaligus Unair ini juga menerinci mengenai jenis CSR. Pertama untuk Rehabilitasi Alam, yakni reboisasi hutan, hibah bibit tanaman produktif, penanaman bakau, dan sebagainya. Kedua untuk Pengolahan Limbah Berwawasan Lingkungan,seperti meminimalisasi toksisitas limbah, saat dibuang tidak menimbulkan kerusakan ekosistem.
Selanjutnya Filantropi, yakni aktivitas kemanusiaan demi menolong orang yang membutuhkan melalui penggalangan dana melalui donasi, membuka kampung wirausaha, bantuan dana UMKM, dan sebagainya. Keempat Penggunaan Sumber Energi Terbarukan, memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti angin, air, uap alam, dan tenaga surya, serta ikut melestarikan sumber daya terancam punah.
Kelima Budaya Kerja Ramah SDM dengan menciptakan budaya kerja yang ramah bagi SD, tidak selalu mengenai materi, bisa berupa penanaman nilai dan sikap sehingga SDM memiliki karakter yang baik. Keenam, kegiatan Volunteering, dengan melakukan aktifitas volunteering atau kerelawanan, baik rutin atau insidental serta penerjunan tenaga relawan ketika bencana. Terakhir Pemberdayaan Ekonomi Karyawan, dengan membentuk koperasi karyawan, melatih kemampuan wirausaha, bantuan pendanaan.
Ermawan mencontohkan implementasi CSR dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT. Petrokimia Gresik melalui Program Pertanian Berkelanjutan Tahap I ”Kebun KPN” di Wonorejo, dengan melibatkan Yayasan Jembatan Nawacita Tim untuk menjalankan Budidaya Porang sebagai komoditas yang mempunyai manfaat sebagai bahan baku kosmetik, lem, dan jelly.
Juga sebagai bahan pangan rendah kalori dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pasar Export komuditas Porang sangat luas, menjangkau China, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Australia, Eropa dan sebagianya. “Dengan implementasi CSR yang bisa menggerakkan pertanian, ekonomi dan SDM ini maka kemanfaatannya dapat terlihat secara nyata dan dapat dicontoh oleh kelompok masyarakat lainnya.” inbuh Ermawan yang juga Ketua KAPT Jatim ini.

Pada kesempatan ketiga, Fuad Benardi mengatakan, gerakan pemuda yang sinergis dalam Karang Taruna sudah memiliki kemajuan yang jauh dalam pengembangan ekonomi masyarakat. "Karang Taruna di Kota Surabaya sudah pada tahapan melakukan inisiasi pengembangan diri dan kualitas kepemudaan dalam menjawab tantangan dan inovasi jaman, ada beberapa inovasi Kartar Surabaya diantaranya adalah pengelolaan limbah minyak jelantah untuk menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi pemuda surabaya" jelas putra sulung Mensos Risma ini.
Fuad menambahkan, keterkaitannya dengan CSR BUMN, bahwa kedepan kegiatan perekonomian pemuda karang taruna akan bersinergis dengan beberapa BUMN. Saat ini, Kartar Surabaya pada tahap peningkatan kualitas produk-produk UMKM yang dikelolanya.
Terakhir, Henky Kurniadi mantan anggota DPR RI 2014 -2019 banyak menyoroti persoalan ekonomi pasca-pandemi. Khususnya mengenai fasilitasi pemerintah pusat. Menurutnya, BUMN dan pemerintah daerah untuk segera memberikan dukungan materiil pada sektor ekonomi masyarakat.
"Para pemilik usaha baik skala besar, maupun menengah masih menunggu keseriusan pemerintah dalam mensupport segala kegiatan ekonomi masyarakat. Jika ekonomi masyarakat bawah bergerak maka ekonomi diatasnya pun juga akan bergerak," pungkas Henky Kurniadi.
Sebelum acara ditutup, dibuka kesempatan sesi tanggapan dan diskusi. Dany, perwakilan dari PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia) menyampaikan bahwa mereka tidak mau dikasihani, hanya ingin diberikan kesempatan yang sama dengan yang lainnya.
Mereka yang menjalankan usaha pernak-pernik dan souvenir, pijat, serta pemain musik memiliki kapasitas dan kemampuan. Apabila diberikan kesempatan dan kepercayaan, mereka mampu. Merekapun banyak yang bisa menempuh pendidikan tinggi baik S1 maupun S2.
Stigma harus dihilangkan, penghargaan dan kesertaan harus dikedepankan. Radian Jadid, Sekretaris KAPT Jatim memaparkan bahwa kondisidi lapangan, para pelaku UMKM selama ini sangat ulet dan terbukti mampu survive dalam beragam kondisi, termasuk saat krismon maupun saat pandemi covid-19. Merekalah kontributor riil perekonomian Indonesia.
Permodalanpun sebenarnya tidak butuh banyak, namun belum bisa mengakses dunia perbankan. Yang ada justru memakai jasa bank patikelir atau ”bank titil” yang terkenal sangat mencekik, itu pun mereka masih bisa bertahan. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian bersama. “Keberpihakan BUMN, PT dan pemegang CSR adalah kunci utama, untuk selanjutnya disosialisasikan dan dibantu aksesnya.
Karang Taruna bisa memfungsikan sebagai fasilitator dan pemberdaya, mengorganisir potensi UMKM yang ada untuk memperoleh kesempatan, kesetaraan dan maju bersama.” pungkas Jadid.(RJ/Dna)
コメント