SURABAYA - analisapost.com | Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaran seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan, segala urusan dan tindakkan kebijakan, siasat dan sebagainya, cara bertindak dalam menghadapi atau menangani suatu masalah, itulah politik.
Dari definisi politik itu sendiri, tidak bicara tentang pemerintahan ataupun negara, tetapi dampaknya sangat luas, bukan hanya untuk pribadi, keluarga ataupun golongan tertentu tapi seluruh lapisan masyarakat dan juga melibatkan kepedulian lingkungan tehadap bangsa dan kemanusiaan.
Benarkah Politik Itu Jahat?
Politik itu jahat karena menggunakan segala cara dan penuh ketidakjujuran serta penghianatan. Namun jangan lupa bahwa orang bisa menggunakan kekuasaan politik atau yang disebut Politisi itulah yang menyebabkan politk itu menjadi jahat dan kejam meskipun tidak semua politisi sifatnya jahat karena masih ada politisi yang bersih, jujur dan amanah.
Intinya politik itu merupakan salah satu alat untuk mengamalkan ibadah dan mengabdi kepada bangsa serta negara bukan untuk dijadikan permainan.
Jadi siapapun yang menggunakan kekuasaan politik untuk hal-hal buruk, sesungguhnya ia telah berkhianat kepada Tuhan Yang Maha Esa serta hati nuraninya seperti yang terjadi hari ini pada Pemilu 2024 faktanya menunjukan bahwa politik itu jahat karena belum netral.
UNTUK NEGERIKU, MERAH PUTIH BERDUKA
Indonesia, Haruskah Aku Pamit?
Dimana tanah air bergetar karena duka merajai
hatiku pilu, seakan malam mendalam.
Lara mengalir dalam riuh kehidupan
Senyap merona, dalam kepedihan abadi.
Indonesia, Haruskah Aku Pamit?
Dimana air mata meluapkan duka yang tulus,
Mengalir membasahi bumi yang meratap.
Merah Putih berkabung, anggun terkulai.
Puisi haru, dihiasi pilu yang tak terhingga.
Indonesia, Haruskah Aku Pamit?
Dimana angin berbisik, membawa cerita sedih
Sejarah berduka, mengukir luka di sanubari.
Berjuta rasa, dalam satu keluhan.
Indonesia meratap, menatap langit yang kelam.
Indonesia, Haruskah Aku Pamit?
Di tengah reruntuhan hati,
Dimana harapan tetap bersemi, menjelma dalam jiwa.
Bangkitlah negeriku tercinta
Duka tak selamanya, bersama kita tuk bersatu.
Berkibarlah wahai bendera merah putih
Sebagai lambang kekuatan jiwa yang tegar.
Puisi ini doa dalam setiap hembusan angin
Semoga Indonesia pulih, menyinari malam yang kelam.
Suara kami untuk negeriku, Kamis(15/2/24) Surabaya (Dna)