top of page
Gambar penulisanalisapost

Generasi Penerus Bangsa Terancam Putus Sekolah Gara Gara Zonasi

Diperbarui: 17 Nov 2021


Foto : Charles

Surabaya, Analisa Post | Akhir akhir ini orang tua murid dibuat kecewa dengan sistem zonasi. Bagaimana tidak, keinginan masuk Sekolah Negeri tidak tercapai. Semua pupus karena zonasi meskipun nilainya tinggi. Jumat (04/06/2021)


Ironisnya yang kena imbas selain warga yang kurang mampu, kaum difabel juga kena imbasnya. Seperti yang dialami oleh Muhammad Nero. Dimana keinginanya masuk SMAN 4 gagal.


Saat awak media Analisa Post datang untuk bertemu, orang tuanya mengatakan, "Sebenarnya nilai anak saya bagus dan tinggi selalu dapat delapan.Tapi kenapa di tolak. Padahal posisi rumah Nero berdekatan dengan SMAN 4, 6, dan 9." Paparnya.


Menurut informasi yang di dapatkan, Karena yang daftar banyak akhirnya mereka tersingkir. Hal ini membuat Nero sedih. Sebab tidak terima di sekolah Negeri. Ditambah orang tua sudah tidak bekerja. Sekarang hanya mengadalkan penghasilan dari ibunya saja.


"Dengan kondisi sikile (kaki) Nero anak saya seprti itu, jadi saya kemana-mana wajib ikut mas. Siapa lagi yang ngurusi anak saya, kalau bukan bapak ibunya." Ujar pria paruhbaya ini.

Foto : Charles

Nasib yang dialami Nero ternyata tidak sendiri ada beberapa siswa yang mengalami kegagalan gara-gara zonasi.


Kalau sudah begini siapa yang akan bertanggung jawab? Sedangkan Dinas terkait bisanya lempar tanggung jawab.


Oleh karena itu pada hari Jumat (4/5/2021) para orang tua murid mengadakan jumpa pers di Hotel Mandiri Mansion jln.Kertayaja Surabaya. Dalam hal ini para orang tua mengeluh terkait pendaftaran PPDB secara online akibat zonasi.


Salah satu orang tua murid mengatakan, "Kami sangat kecewa karena ada keterbasan dalam pendaftaran."


Saat jumpa pers yang hadir semua warga yang terancam gagal masuk SMK akibat zonasi dan nilai hadir juga teman-teman disabilitas.

Foto : Charles

Dengan kegagalan masuk sekolah negeri otomatis sekolah swasta menanti. Tetapi kondisi pandemi jelas tidak mungkin. Mereka berujar, "untuk makan sehari hari saja kesulitan, makanya kita mencari sekolah negeri."


Ini semua dampak dari covid-19 dan mereka terimbasnya sebagai korban PHK. Harusnya lebih transparan jangan ada oknum yang memperjual belikan bangku kosong.


Berharap terbesar Dinas terkait segera mengambil tindakan atau kebijakan yang tidak merugikan masyarakat. Terutama kaum difabel itu diutamakan. Apa jadinya Negara ini ketika para generasi penerus bangsa gagal bersekolah.(Red)


43 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya