SURABAYA - analisapost.com | Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat provinsi di Hotel Santika Primer Gubeng, Surabaya, pada Selasa (5/11/24). Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya pelestarian bahasa daerah, khususnya bahasa Madura.
Festival ini diikuti oleh enam kabupaten, yaitu Sampang, Sumenep, Bangkalan, Pamekasan, Situbondo, dan Bondowoso, dan menjadi wadah bagi para siswa untuk menunjukkan kemampuan berbahasa dan berkarya dalam bahasa Madura.
Peserta yang diikutkan adalah siswa SD/sederajat dan SMP/sederajat di Jawa Timur yang merupakan pemenang di tingkat kabupaten.
Ada tujuh cabang lomba disajikan, seperti lomba menulis cerpen, membaca puisi, pidato bahasa Madura, mendonggeng, stand up komedy atau komedi tunggal, tembang dan lomba menulis dan membaca aksara Madura tingkat SD/Sederajat dan SMP/sederajat.
Rangkaian kegiatan FTBI ini dilaksanakan selama tiga hari 5-7 November 2024 dimulai dari tahapan seleksi untuk menjaring 10 peserta terpilih yang akan berlaga di tingkat provinsi untuk masing-masing mata lomba di tiap jenjang. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan FTBI tingkat provinsi.
Dr. Umi Kulsum, S.S.,M.Hum Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menyampaikan kepada awak media AnalisaPost. "Ini merupakan revitalisasi bahasa daerah tahun kedua. Yang pertama kami lakukan di tahun 2023 dengan dua sasaran yaitu bahasa Madura dan juga bahasa Jawa. Perbedaannya adalah tahun kemarin diikuti hanya Kabupaten yang ada di Pulau Madura tetapi sekarang kami menambah sasaran yaitu Bondowoso dan Situbondo," ujarnya.
"Tujuannya adalah bagaimana anak-anak merasa bangga berbahasa daerah khususnya Madura agar tidak kehilangan jati diri kita serta memperkuat identitas budaya dan bahasa Madura di kalangan generasi muda agar tidak lekang oleh perkembangan zaman," jelasnya.
Dr. Umi juga berharap, "Melalui FTBI, generasi muda tidak hanya mencintai dan peduli pada bahasa daerah, tetapi juga mampu menyebarkan sikap positif terhadap bahasa daerah di masyarakat."
Pada kesempatan yang sama, Dias guru pendamping siswa SDN Kelabang Bondowoso, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada muridnya yang telah berlatih keras.
"Terima kasih atas usaha kalian selama latihan. Menang atau kalah hanyalah bonus; yang penting adalah tampil maksimal," ujarnya sambil menepuk pundak Anil, siswanya.
"Terima kasih sudah mau bekerja keras selama latihan. Nanti juara atau tidak itu adalah bonus yang penting menurut saya, Anil murid saya bisa tampil semaksimal mungkin," ucapnya sambil memegang pundak siswanya.
"Kami sebagai guru hanya bisa menggali dan mengarahkan bakatnya dari setiap murid-murid kami," ungkapnya.
Sementara Almalik Anil Ilhamdan dari SDN kelabang Bondowoso menceritakan dengan lancar perasaannya saat mengikuti lomba kepada awak media AnalisaPost.
"Dapat idenya belajar sendiri dan di bantu pak guru. Tadi komedinya cerita tentang sekolah. Karena sekolahku ada di atas gunung,"cerita bocah cilik yang menyukai pelajaran matematika.
"Saya sudah biasa mengikuti lomba lawak di Bondowoso dan pernah juara 1 dan cita-citaku nanti mau jadi TNI. Harapannya lomba ini aku bisa menang juara 1," tutupnya mengakhiri sambil tertawa malu.(Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments