SURABAYA -analisapost.com | Dharma Wanita Persatuan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DWP ITS) selenggarakan diskusi tentang pentingnya wakaf dana abadi untuk pendidikan anak bangsa, Jumat (7/10). Dalam sambutan pembukanya Ketua DWP ITS, Rosi Indarjani mengajak Ibu-Ibu Pengurus Unit dan Ketua Unit DWP ITS untuk lebih peduli terhadap masa depan pendidikan anak bangsa dengan mendukung program-program Dana Abadi ITS.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengundang Pak Machsus selaku pengelola Dana Abadi (Endowment Fund) ITS untuk sharing session terkait program-program pembesaran dana abadi, ungkap Istri Rektor ITS, Prof. M. Ashari.
Dalam agenda tersebut, Machsus menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi Ibu-Ibu Pengurus DWP ITS yang telah berinisiasi mengundangnya, karena sejatinya sudah lama terbesit keinginan untuk melakukan sosialisasi program Dana Abadi ITS kepada ibu-ibu Dharma Wanita. Pengelola Dana Abadi ITS juga tak lupa mengajak ibu-ibu DWP untuk berkolaborasi dalam pengembangan program-program dana abadi ITS.
DWP diharapkan turut berpartisipasi penghimpunan wakaf atau donasi untuk pembesaran dana abadi ITS. Selain itu, juga diharapkan dapat bekerjasama dalam pemanfaatan hasil pengelolaan dana abadi ITS, yang tentunya tetap dalam bingkai tri dharma perguruan tinggi. Peluang kerjasama dalam program pengabdian masyarakat dapat berupa penyaluran hasil pengelolaan dana abadi untuk kegiatan bantuan sosial kemanusiaan yang ditujukan bagi keluarga besar ITS. Misalnya, program atau kegiatan bagi keluarga besar ITS purna tugas yang membutuhkan bantuan di bidang Kesehatan, atau kebutuhan lainnya.
Dalam kurun waktu sekitar 2,5 tahun ini, total akumulasi pokok Dana Abadi ITS telah terkumpul sekitar 55 miliar rupiah. Dari nominal tersebut sudah diinvestasikan ke Sukuk Wakaf Private Placement senilai Rp 50 miliar, dengan imbal hasil (yield) lebih dari 200 juta rupiah per bulan. Hasil tersebut dimanfaatkan untuk mendukung segala kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk pengabdian kepada masyarakat.
“Pengabdian masyarakat yang kami definisikan bisa untuk masyarakat umum, ataupun untuk keluarga besar ITS. Jika hasil Dana Abadi ITS semakin besar, banyak program-program yang bisa kita rancang dan dikerjasamakan, bahkan mungkin nanti yang menjalankan program bisa dari ibu-ibu DWP,” ujar Dosen Prodi S2 Terapan, Fakultas Vokasi ITS.
Selain itu, dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil tersebut menyampaikan kepada ibu-ibu DWP untuk mendukung suami-suaminya yang merupakan para pimpinan ITS, untuk meraih keberkahan hidup dengan berwakaf uang melalui Dana Abadi ITS.
“Seorang istri memegang peranan penting dalam kehidupan berumah tangga. Kedudukannya pun sangat penting. Di dalam rumah tangganya itulah seorang wanita akan mudah mendapatkan surga ataupun neraka,” tutur Dr. Ir. Machsus, ST., MT.
"Sejatinya, Dana Abadi ini bukan semata-mata program untuk kemandirian keuangan atau merdeka finansial bagi setiap perguruan tinggi, terutama yang berstatus PTNBH. Melainkan ada dimensi spiritual yang perlu kita pahami bersama."Tegasnya.
Dana Abadi tidak hanya sebagai sebuah program saja, tetapi ada nilai ibadah yang perlu kita agungkan untuk menyemangati kita bersama. Berdasarkan Hadis Riwayat Muslim, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”.
Akumulasi perolehan donasi dana abadi sejumlah 50 miliar telah diinvestasikan ITS melalui Sukuk Wakaf sejak bulan Juni 2022, dan ITS merupakan perguruan tinggi pertama yang berinvestasi di Sukuk Wakaf dengan metode Private Placement. Alhamdulillah, kini mulai diikuti jejaknya oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) tempo hari. Meski IPB menjadi kampus PTNBH kedua yang berinvestasi melalui Sukuk Wakaf, tapi nominalnya yang terbesar, yakni 200 miliar rupiah.
“Tetapi tetap kita yang pertama, minimal kita menjadi pelopor, sehingga kita berharap mendapat pahala karena mendorong PTNBH yang lain. Kampus PTNBH yang lain insyaallah juga akan menyusul untuk menginvestasikan dana abadinya di Sukuk Wakaf Private Placement. Kabarnya besaran dana abadi di beberapa PTNBH ada yang sudah mencapai sekitar 300-an miliar rupiah. Meski kita baru 50 miliar rupiah, tapi minimal kita sudah nekat menjadi pelopor,” ucap Machsus berkelakar.
Harvard University, hanya dalam waktu 50 tahun dimulai dari tahun 1974 hingga sekarang, telah menghasilkan dana abadi (endowment fund) sekitar 600 triliun rupiah. “ITS memulai Dana Abadi di akhir 2018. Dan awal 2020, ketika saya memulai mengemban Amanah ini, akumulasi dana abadi ITS yang terkumpul kurang lebih 124 juta rupiah. Alhamdulillah, sekarang satuannya sudah berubah, dari juta (Jt) menjadi miliar (M),” terang Machsus.
Impiannya, ITS di 50 tahun mendatang jika tidak dapat mencapai 600 triliun, setidaknya jika mendapatkan 10 persennya saja, ITS sudah mampu menjadi kampus yang gratis dan berkelas dunia. Bukan kampus murahan, karena seluruh kebutuhannya bisa ditopang dari hasil pengelolaan Dana Abadinya.
Mengakhiri sharing session, Machsus kembali mengingatkan pentingnya dukungan DWP ITS terhadap Program Dana Abadi untuk Pendidikan Anak Bangsa. Melalui Program Dana Abadi ini, ITS juga ingin menjadi agen gerakan filantropi. Gerakan filantropi adalah semangat partisipatif dukungan material yang dapat membantu kelompok masyarakat yang membutuhkan. Wakaf Dana Abadi adalah salah satu saluran terbaik dalam pengelolaan filantropi di perguruan tinggi dan semoga semangat filantropi melalui wakaf dana abadi ITS ini dapat menjadi gaya hidup (lifestyle) khususnya bagi civitas dan alumni ITS, serta masyarakat pada umumnya.(Ist)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com