Dunia Katolik Berduka: Paus Fransiskus Berpulang Setelah Perjuangan Panjang Melawan Sakit
- analisapost
- 4 hari yang lalu
- 3 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Dunia dikejutkan oleh kabar duka dari Kota Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, wafat pada usia 88 tahun. Kabar ini diumumkan secara resmi oleh Takhta Suci pada Senin malam waktu setempat.

Riwayat Kesehatan Paus
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, dikenal memiliki riwayat kesehatan yang cukup serius. Di usia muda, ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru akibat infeksi berat, yang berdampak jangka panjang pada sistem pernapasannya.
Sejak diangkat menjadi Paus pada tahun 2013, ia beberapa kali menjalani perawatan medis karena berbagai masalah, termasuk gangguan pada lutut, hernia, dan sistem pencernaan. Pada 2021, Paus sempat menjalani operasi usus besar di Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Meski Vatikan menyatakan operasi tersebut berhasil, sejumlah laporan menyebutkan bahwa proses pemulihannya berlangsung lebih lama dari yang diumumkan secara resmi.
Faktor usia tentu menjadi beban tambahan. Sebagai kepala negara dan pemimpin spiritual bagi lebih dari 1,4 miliar umat Katolik, jadwal harian Paus yang padat mencakup audiensi, pertemuan diplomatik, kunjungan internasional, hingga penulisan dokumen gerejawi menjadi tekanan luar biasa, bahkan bagi orang yang lebih muda.
Meski Vatikan beberapa kali menegaskan bahwa kondisi beliau tetap "stabil", kenyataan bahwa Paus semakin sering menggunakan kursi roda dan jarang tampil di depan publik menunjukkan bahwa kesehatan telah menjadi hambatan dalam menjalankan tugasnya.
Kondisi kesehatan yang menurun sempat memicu spekulasi bahwa Paus Fransiskus mungkin akan mengikuti jejak pendahulunya, Paus Benediktus XVI, yang mundur pada 2013 sebuah langkah yang sangat langka dalam sejarah Gereja Katolik.
Namun dalam berbagai kesempatan, Paus menegaskan bahwa meski pengunduran diri bukan hal tabu, dirinya belum merasa saatnya untuk mundur.
"Saya masih bisa menjalankan tugas saya. Tapi jika suatu hari saya tidak lagi mampu, saya akan mempertimbangkan (untuk mundur)," ujarnya dalam wawancara dengan media Spanyol tahun lalu.
Pada awal tahun 2025, kondisi Paus kembali menjadi perhatian publik setelah ia beberapa kali membatalkan agenda penting karena kelelahan akhirnya dirawat intensif di Rumah Sakit Gemelli dan didiagnosis menderita pneumonia ganda. Kondisi ini membuatnya absen dari sejumlah perayaan penting, termasuk misa Minggu Palma.
Sumber di Vatikan menyebut meskipun sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan, tiba-tiba pada senin pagi kondisinya memburuk hingga akhirnya beliau berpulang.
Rangkaian Upacara Pemakaman
Prosesi pemakaman akan mengikuti tata cara Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad, pertama penghancuran "Cincin Nelayan". Selain itu, segel kepausan juga akan dihancurkan untuk mencegah penyalahgunaan simbol kekuasaan kepausan.
Sesuai wasiat yang ditulis, jenazah Paus akan disemayamkan selama tiga hari di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di Basilika Santo Petrus. Berbeda dengan tradisi biasanya jenazahnya tidak akan diletakan di tandu tinggi, melainkan disemayamkan di dalam peti kayu yang menghadap ke jemaat.
Pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 26 April 2025, pukul 09.00 waktu setempat, di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Upacara akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, dan dihadiri oleh para pemimpin dunia serta umat Katolik dari berbagai negara.
Agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir, dapat mulai memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus mulai hari Rabu (23/4) di Basilika Santo Petrus.
Kemudian proses pemilihan Paus baru (konklaf) akan segera digelar dalam waktu dekat 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Setidaknya sudah muncul beberapa nama cardinal yang disinyalir akan menjadi pemimpin baru Gereja katolik.
Mereka juga akan membahas operasional Gereja selama masa sede vacante (takhta kosong) sebelum terpilihnya Paus baru.
Meninggalnya Paus Fransiskus seorang pemimpin yang dikenal berani mendorong reformasi dan membela kaum marginal menandai berakhirnya sebuah era penting dalam sejarah Gereja Katolik dan meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments