top of page

Desa Sumerta Kaja Belajar Tata Kelola Kampung Wisata Oase Ondemohen

Diperbarui: 5 Mei 2024

SURABAYA - analisapost.com | Study Banding antar Desa atau Kampung dilakukan oleh Pemkot Kota Denpasar Timur Desa Sumerta Kaja terdiri dari Aparatur Desa (Perbekel, Perangkat Desa dan staf) TPS3R, Sadu, dan Bumdes Amertha Jati ini disambut baik oleh Donmy Wahyu Nugroho, S.STP M.PSDM, Lurah Ketabang pada Jumat (3/5/24).

Mengenal mesin pyrolisis yang menjadikan BBM jenis solar
Mengenal mesin pyrolisis yang menjadikan BBM jenis solar (Foto: Div)

Acara Study Banding di Kampung Wisata Oase Ondomohen, Jalan Ondomohen Magersari V, RT.08 RW.07, Kel.Ketabang, Kec. Genteng Kota Surabaya, menjadikan Kampung Wisata Oase Ondomohen sebagai tempat studi banding bukan tanpa alasan.


Kampung yang tercatat sebagai salah satu kampung terbaik dalam Edukasi Urban Farming dan Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, menjadi percontohan.


Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Desa Sumerta Kaja, I Gusti Ngurah Mayun saat dikonfirmasi oleh awak media AnalisaPost terkait kedatangannya ke Kampung Wisata Oase Ondomohen Surabaya.


Ia bercerita bahwa berdasarkan potensi daerah yang dimiliki dengan tampilan desa perkotaan, Perbekel (Lurah) I Gusti Ngurah Mayun ingin meningkatkan mutu sumber daya manusia dan penataan lingkungan terkait masalah penanganan sampah.


"Tujuan dan kunjungan rombongan yang berjumlah 33 orang ini datang ke Kampung Wisata Oase Ondomohen adalah terkait dengan kebersihan mulai dari penataan kampung hingga pengolahan sampah," ujarnya.


Menurutnya rendahnya partisipasi masyarakat karena kurang kesadaran dan pemahaman terhadap pengolahan dan pemanfaatan sampah, menyebabkan banyak problem.


"Belajar dari suksesnya Kampung Wisata Oase Ondomohen dalam pengelolaan sampah yang melibatkan warga, merupakan hal mutlak harus dilakukan agar problem sampah yang terjadi di seluruh Nusantara dapat segera diselesaikan secara sustainable," ungkapnya.


"Kami ingin mengadopsi sistemnya selain kampung hijau menyejukan mata, disini saya lihat ada mesin pencacah plastik, ada mesin pyrolisis yang menjadikan BBM jenis solar dan ada beberapa hal lagi yang kami lihat berharap untuk kemudian bisa diimplementasikan," jelasnya kepada awak media AnalisaPost.

Hasil dari mesin pencacah plastik
Hasil dari mesin pencacah plastik (Foto: Div)

Perbekel yang mempunyai cita-cita ingin masyarakat sadar bahwa sampah bisa menjadi komoditas ekonomi, sehingga tidak akan lagi membuang sembarangan, mendapat perhatian semua pihak untuk diselesaikan bersama.


"Disini kami juga melihat Kampung Ondomohen ini mampu menyulap selokan menjadi kolam budidaya ikan nila dan lele. Nah hal ini yang akan coba kami lakukan mengubah pola pikir masyarakat agar masyarakat mulai menyadari bahwa sampah bisa di manfaatkan dan bisa mendatangkan ekonomi buat PAD Desa," jelasnya.


Semetara Ir. Adi Candra, S.Si.,M.Si selaku Ketua DPD I Perkumpulan pengelola Sampah & bank Sampah Nusantara (PERBANUSA) Jawa Timur mengatakan bahwa pengelolaan sampah yang belum maksimal tidak hanya berdampak pada permukiman warga, namun juga menjadi petaka bagi aliran sungai yang berada di perkotaan maupun pedesaan padat penduduk.


"Isu pengelolaan sampah dan lingkungan menjadi isu yang sangat strategis yang harus kita carikan solusinya. Karena berapapun anggaran yang diberikan, jika masyarakat tidak dilibatkan dalam pengelolaan sampah, maka sangat minim hasilnya karena sumber dasar dari pengelolaan sampah berasal dari masyarakatnya," ungkap Adi.


Pria yang konsen dengan lingkungan juga memaparkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat karena kurang kesadaran dan pemahaman tentang peran serta dalam proses pembangunan yang ada di wilayah masing-masing, menyebabkan banyak program yang tidak akan terlaksana dengan baik.


"Yang menjadi appreciate bagi tamu kami mengapa Ondomohen bisa berkelanjutan karena kita melibatkan kolaborasi strategi pentahelix mulai dari sisi pemerintah, masyarakat, dari teman-teman dunia usaha, dari media pathnernya dan yang terpenting adalah dari teman-teman akademisi dan praktisi sehingga Kampung Oase Ondomohen bisa menjadi role model Edukasi Urban Farming dan Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat," paparnya.

Kampung Oase Ondomohen bisa diakses dengan cara scan barcode
Kampung Oase Ondomohen bisa diakses dengan cara scan barcode (Foto: Div)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Mus Mulyono fasilitator Lingkungan Ketabang untuk Surabaya Smart City dan berkelanjutan kepada rombongan saat berkeliling mengitari Kampung Wisata Oase Ondomohen.


"Tempat ini merupakan tempat wisata minat khusus dimana mereka ingin mengetahui lebih jauh persoalan lingkungan terutama lingkungan perkotaan," cerita Mus Mulyono kepada Perbekel (Lurah) I Gusti Ngurah Mayun.


Ia menyampaikan bahwa tidak hanya sampah plastik yang bisa di manfaatkan tetapi mereka memanfaatkan lahan yang ada mulai dari sayuran ditanam di hidroponik, hasil limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan melalui lava black soldier fly atau magot hingga penghematan listrik untuk kebutuhan oksigen kolam menggunakan solar cell atau tenaga surya.


Usai berkeliling, dilanjutkan dengan diskusi dan ditutup dengan makan bersama. Setelah menghadiri studi banding di Kampung Wisata Oase Ondomohen, Ngurah Mayun beserta rombongan akan bertolak kembali ke Denpasar.


Catatan penting yang bisa dilihat dalam hal ini adalah apabila kedepannya semua lini bisa bersinergi melalui Konsep Community Based Tourism, banyak hal yang bisa didapatkan mulai mengelolah sampah sampai pembuatan briket termasuk pemasaran UMKM secara digital.

Pemberian cindera mata
Pemberian cindera mata (Foto: Div)

Pemerintah daerah harus membuka ruang sebesar-besarnya agar dapat mengelola sampah secara mandiri, mulai dari proses pemilahan dari rumah, pengangkutan, dan pengolahan di tempat penampungan sementara (TPS).


Terkait sisa sampah yang tidak dapat diolah dan didaur ulang TPS, maka pemerintah daerah harus memfasilitasi pengangkutan menuju TPA. Dengan demikian membuka peluang kerja bagi masyarakat desa dan sumber pendapatan asli desa.


Kebijakan yang tidak mustahil dilakukan adalah jika masyarakat sadar bahwa sampah sebagai komoditas ekonomi, maka tentunya tidak akan lagi membuang sembarangan akan tetapi dikumpulkan dan di bawa ke Bank sampah yang nantinya dihitung dengan nilai ekonomi.(Dna/Che).


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya