SURABAYA - analisapost.com | Debat putaran ketiga Pemilihan Gubernur Jawa Timur, Senin (18/11/24) di Grand City berlangsung panas, dengan pernyataan tegas dari Hasto Kristiyanto yang menyoroti strategi dan harapan kandidat yang diusungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto menyampaikan bahwa Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya, sepenuhnya menyerahkan nasib perjuangannya kepada masyarakat Jawa Timur, kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT.
Menurut Hasto, sikap pasrah ini justru mempercepat arus balik dukungan kepada sosok pemimpin yang dianggap merakyat, sederhana, dan mengedepankan kerja dengan hati.
Pemimpin seperti ini, menurut Hasto, adalah cerminan harapan rakyat yang mencari pemimpin sejati, bukan yang bergantung pada modal besar atau intimidasi.
Selain itu, Hasto menyinggung keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait netralitas aparatur negara, TNI, dan Polri dalam pemilu.
Ia mengingatkan bahwa keputusan tersebut harus dihormati semua pihak. "Jika ada oknum aparatur negara yang tidak netral atau melakukan intimidasi, maka mereka akan menghadapi tindak pidana." Ujarnya.
"Rakyat punya kekuatan besar. Jangan main-main dengan keputusan MK. Jika ada yang melanggar netralitas, rakyat akan bergerak, dan kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tegas Hasto.
Dalam rapat khusus dengan Eri Cahyadi, kader muda yang juga menjadi penerus Risma di Surabaya, Hasto menekankan pentingnya menjaga komitmen untuk memperjuangkan keadilan dan aspirasi rakyat Jawa Timur.
"Kami optimis bahwa komitmen ini akan membawa hasil yang baik bagi Jawa Timur," pungkasnya.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans),"malam ini persiapannya sudah matang sambil membawa contekan biar apa yang saya sampaikan terarah," terangnya.
Debat ini menjadi momen penting yang menggambarkan dinamika politik Jawa Timur, sekaligus mempertegas peran rakyat dalam menentukan masa depan kepemimpinan di wilayah tersebut. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comentarii