Bali Tetap Menjadi Destinasi Wisata Dunia Meski Dihantui Berbagai Tantangan
- analisapost
- 14 Jan
- 2 menit membaca
Diperbarui: 15 Jan
DENPASAR - analisapost.com | Bali, yang telah lama dikenal sebagai Pulau Dewata dan destinasi wisata kelas dunia, terus menunjukkan daya tariknya di tengah berbagai isu dan tantangan, Selasa (14/1/25)

Meskipun sempat muncul pernyataan dari beberapa pihak yang mempertanyakan kelayakan Bali sebagai destinasi wisata favorit, optimisme tetap tinggi di kalangan pelaku industri pariwisata, masyarakat lokal, dan pemerintah daerah.
Seperti yang telah disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun,A.Par.,MM memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut Bali masuk dalam daftar 15 destinasi yang tidak layak dikunjungi pada tahun 2025.
"Jika ada isu over tourism, itu tidak sepenuhnya benar. Masalah utama adalah konsentrasi wisatawan yang terpusat di Bali bagian selatan, khususnya di daerah Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, dan Canggu. Ini hanya kurang meratanya kunjungan wisatawan di Bali," ujarnya.
Menurutnya, wilayah-wilayah lain seperti Pemuteran, Lovina, Amed, Tulamben, Candidasa dan lainnya masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Tjok Bagus juga menyampaikan bahwa tantangan seperti kekhawatiran terhadap over-tourism, perubahan kebijakan pariwisata, hingga isu lingkungan menjadi perhatian besar. Berbagai langkah strategis telah dilakukan untuk memastikan Bali tetap menjadi pilihan utama wisatawan mancanegara maupun domestik.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Humas Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Divisi Domestik Bali, Wayan Gede Riyawan saat ditemui disela-sela kegiatannya sebagai penggiat pariwisata.
"Menanggapi isu-isu yang pernah di tulis oleh salah satu media Internasional, kritik itu adalah batu loncatan bagi kami untuk berbenah. Kami tetap yakin Bali adalah destinasi wisata primadona dengan budaya yang kuat dan alam yang indah," terangnya.
"Sebagai bagian dari upaya menjaga daya tarik Bali, desa-desa adat akan dioptimalkan menjadi desa wisata karena setiap desa adat di Bali memiliki keunikan budaya yang bisa ditawarkan kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara," ungkapnya kepada awak media AnalisaPost, Senin (13/1/25).
Mereka menekankan bahwa masalah sampah sering kali dipengaruhi oleh fenomena alam yang terjadi setiap tahun, terutama selama musim hujan. Namun, penggiat wisata menyatakan optimisme bahwa pemerintah dan masyarakat akan terus bekerja sama untuk mengatasi isu-isu ini, baik melalui penanganan langsung maupun peningkatan infrastruktur.
"Bali adalah kombinasi alam, budaya, dan keramahan masyarakat yang tidak dimiliki tempat lain. Kami yakin, dengan kerja sama dan inovasi, Bali akan terus menjadi destinasi wisata kelas dunia," tegasnya..

Menurut Wayan, tingkat okupansi hotel di Bali menunjukkan tren peningkatan setelah pandemi COVID-19, terutama dengan kembalinya wisatawan dari pasar utama seperti Australia, Eropa, dan Asia.
Wisatawan juga menegaskan bahwa Bali masih menjadi surga bagi mereka. “Saya datang ke Bali karena suasana yang damai dan keindahan alamnya. Tidak ada tempat lain seperti ini,” ujar Sophie Brown, wisatawan asal Australia.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Bali terus menunjukkan bahwa daya tariknya sebagai destinasi wisata dunia tetap kokoh dan sulit tergoyahkan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri, Bali diyakini mampu mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata utama dunia sekaligus menjadi contoh sukses dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan, serta terus menginspirasi dunia sebagai ikon pariwisata global. (Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
留言