DENPASAR- analisapost.com | Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun,A.Par.,MM memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut Bali masuk dalam daftar 15 destinasi yang tidak layak dikunjungi pada tahun 2025.
Menurut Tjok Bagus, Bali tetap menjadi destinasi wisata unggulan berkat keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahtamahan masyarakatnya. Bahkan, Bali dinobatkan sebagai salah satu destinasi wisata paling membahagiakan di dunia.
Tak hanya itu, Bali yang mengusung tagline 'Pariwisata Budaya' juga terus berkembang dengan terbangunnya berbagai destinasi penunjang atau pelengkap lainnya. Baik itu beach club, watersport, taman safari, maupun wisata buatan lainnya. Semua itu sebagai pelengkap dari Pariwisata Budaya Bali.
“Kita mengakui bahwa sejak berakhirnya Covid-19 terjadi euforia wisatawan untuk berlibur khususnya ke destinasi yang dianggap aman dan nyaman,” ungkapnya yang disampaikan kepada awak media AnalisaPost saat di temui di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Senin (2/12/24).
Klarifikasi Isu Over Tourism
Ia menambahkan, meski jumlah kunjungan wisatawan mencapai 5,3 juta orang hingga Oktober 2024, angka ini masih sebanding dengan capaian tahun 2019 sebelum pandemi.
"Jika ada isu over tourism, itu tidak sepenuhnya benar. Masalah utama adalah konsentrasi wisatawan yang terpusat di Bali bagian selatan, khususnya di daerah Jimbaran, Kuta, Legian, Seminyak, dan Canggu," tegasnya.
Menurutnya, wilayah-wilayah lain seperti Pemuteran, Lovina, Amed, Tulamben, Candidasa dan lainnya masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
“Jadi jika Bali disebut over tourism, ini tidak benar, ini hanya kurang meratanya kunjungan wisatawan di Bali," jelasnya, Senin (2/12/24)
Saat ini pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan moratorium pembangunan akomodasi di wilayah bagian selatan, lanjut mengarahkan pembangunan ke bagian utara di Buleleng, daerah timur Klungkung, Bangli, Karangasem dan barat Bali di Tabanan, Jembrana untuk menghindari wisatawan yang menumpuk.
Langkah Penanganan Masalah Kemacetan dan Sampah
Terkait kemacetan, Tjok Bagus mengungkapkan bahwa pemerintah telah merancang pembangunan infrastruktur seperti LRT, underpass, dan sistem transportasi terpadu, termasuk “Teman Bus” dan rencana pembangunan jalur kereta api keliling Bali.
Sementara untuk masalah sampah, sejak 2019 telah diberlakukan regulasi pengurangan plastik sekali pakai serta pengolahan sampah berbasis sumber.
Ia optimistis, jika program ini berhasil, Bali akan terbebas dari persoalan sampah, terutama plastik.
Imbauan untuk Bijak Bermedia Sosial
Tjok Bagus juga menekankan pentingnya bijak dalam bermedia sosial. "Isu negatif yang viral dapat merusak citra pariwisata dan memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan. Kita harus introspeksi dan bekerja sama menjaga keberlanjutan pariwisata Bali," imbaunya.
Ia mengajak seluruh pihak, baik masyarakat, pelaku pariwisata, maupun stakeholder, untuk bertanggung jawab menjaga nama baik Bali.
"Saring sebelum sharing, karena pariwisata adalah sumber kehidupan kita bersama," tutupnya. (Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comentários