top of page

45 Karya Mahasiswa Story Telling Pameran Fotografi "Lawang"

Apa arti sebuah pintu ? Mengapa pintu itu penting ? Apakah hanya sebuah bidang yang membagi ruang ?


SURABAYA - analisapost.com | Di dinding Visma Art Gallery Surabaya, terpampang 45 karya fotografi milik sembilan (9) mahasiswa semester tiga Fakultas Arsitektur Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya, Setiap siswa menampilkan masing-masing 5 karya foto unik. Pameran ini merupakan Ujian Akhir Semester dari mata kuliah pilihan yaitu Fotografi Arsitektur dibuka gratis untuk umum setiap hari pukul 10.00 WIB dan ditutup pada pukul 19.30 WIB mulai tanggal 3 - 9 Desember 2022 di Visma Art Gallery jalan Tegalsari 35, Surabaya.

Sembilan mahasiswa Universitas Katolik Darma Cendika tersebut adalah Bernadeth Chiquita Phoebe Sri P, Emmanuelle Litania Lutters, James Efandaru, Jovanny Yves Modiano, Lusia Dessy Arfiyanti, Odo Grean Kaesar Putra W, Phoebe Anthoineta Danny W, Valerio Sultan Agni S, dan Vebyola Indah Dwi C.


Pameran bertajuk LAWANG dibuka oleh Gunawan Sukianto selaku perwakilan dari Universitas Katolik Darma Cendika, dengan narasumber Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo, M.Arch dari Universitas Katolik Parahyangan, hadir juga Instruktur fotografi I Putu Kusuma Beratha, sebagai fotografer professional sekaligus dosen Universitas Airlangga yang mengulas sisi teknis fotografi, dan dosen pembimbing sekaligus curator pameran, B.G.Fabiola Natasha, pameran ini juga dikenal sebagai fotografer professional dan visual artist, dimoderatori oleh Achmad Pramudito, Ketua Umum DPP Perkumpulan Hotel & Media.


Jika diterjemahkan berarti pintu, menghadirkan foto pintu sebagai salah satu elemen penting pada sebuah bangunan, menghubungkan ruang dan memberikan sirkulasi. Pintu-pintu ini tidak sekedar dihadirkan secara visual. Dalam pengantar kuratorial yang berjudul Pintu Tidak Pernah Benar-Benar Tertutup, B.G.Fabiola Natasha menuliskan bahwa filosofi pintu adalah sebuah lorong kehidupan yang menghantarkan antar peristiwa dan menyalurkan energi yang melewatinya.

Pintu juga mewakili ketidakpastian dan misteri yang ada dibaliknya. Bisa saja tentang kisah-kisah tak terduga atau ratapan kesedihan. Pintu memiliki sejuta kisah. Apa yang disaksikan sang pintu niscaya akan menghantarkan spiritualitas manusia pada kesadaran tentang pintu-pintu dalam hidupnya.


Menurut Febiola, “Fotografi arsitektur tidak terbatas pada objek bangunan utuh. Mengapa tidak mengulas bagian-bagian terpenting dan unik dari bangunan tersebut? Maka dalam pameran ini dihadirkan pintu sebagai salah satu bagian terpenting bangunan “ujarnya.


"Kamera ibaratnya hanya alat, maka tidak masalah jika menggunakan telepon genggam dalam mengerjakan project ini. Pemilihan sudut pandang eye level pun bukan tanpa makna. Pintu-pintu ini ingin dihadirkan ‘secara nyata’ di hadapan pengunjung. Bayangkan ketika seseorang melintasi sebuah pintu, kemudian berhenti sejenak di depannya dan bertanya-tanya tentang kisah yang tersembunyi di baliknya” kata dosen yang juga dikenal sebagai fotografer professional dan visual artist ini.


Mata kuliah pilihan Fotografi Arsitektur merupakan mata kuliah baru dan kesembilan mahasiswa ini adalah angkatan pertama. “Fotografi saat ini sudah crossing bridge. Menurut saya, memang sebaiknya di jadikan bagian dari mata pelajaran khususnya untuk jurusan yang berkaitan dengan bidang seni dan design," jelas Fabiola.


Instruktur fotografi I Putu Kusuma Beratha, sebagai fotografer professional sekaligus dosen Universitas Airlangga yang mengulas sisi teknis fotografi. Ada bagian dari dasar fotografi yang bisa dikatakan sebagai pintu untuk menangkap sebuah moment, yaitu aperture.


"Cara kerja aperture mirip mata manusia dan memberi ruang pada sebuah foto. Pentingnya storytelling dalam sebuah karya, tidak sekedar focus pada estetika dan teknis semata melainkan bagaimana sebuah karya dapat menyampaikan sebuah cerita." papar pria tampan yang murah senyum ini disampaikan ke awak media Analisa Post.


Sementara Perwakilan Universitas Darma Cendika Ir Gunawan Sugianto mengapresiasi karya sembilan mahasiswa tersebut. Menurutnya tema "Lawang" memiliki makna mendalam. "Ada filosofi mengatakan bahwa semua hal yang terjadi di balik pintu adalah urusan penghuni, warga luar tidak boleh ikut. Bagi saya gambar mereka luar biasa," ujarnya berfilosofi.

Foto ini disajikan apik dengan memanfaatkan estetika dari tembok rumah yang mengelupas dan menampakkan susunan bata. Seperti karya ‘Hantu Dibalik Pintu’ dibidik Valerio Sultan Agni pada sebuah bangunan bekas Gudang penyimpanan gula dan minuman abad 19. Pintunya tidak tinggi.


Selain mengangkat kisah yang terjadi, para mahasiswa ini juga mengulas dari sisi estetika dan bahan. Pintu ganda kantor advokat bernuansa Tiongkok mengusung judul karya fotografi "Perpaduan Dua Budaya".Phoebe Anthonieta Danny W, Ia mengunggah foto pintu di Klenteng Sanggar Agung atau Klenteng Hong San Tang di Pantai Ria Kenjeran, Surabaya dengan ornamen perpaduan gaya Bali dan Tiongkok, berbahan besi dihadirkan secara visual yang tepat dan terdapat titik berjajar pada permukaan pintu dan pegangan pintu yang memiliki ornament kepala singa serta ada dua simbol naga sebagai simbol penolakan roh jahat yang dapat mengganggu ketenangan beribadah.


Lusia Dessy Arfiyanti menampilkan karya berjudul Izakaya-Go. Merupakan Japanese Restaurant and Lounge pertama di Surabaya. Pada 26 Juli 2021, restoran ini memutuskan untuk tutup secara permanen. Tempat yang biasanya ramai pengunjung, mendadak sepi dan tinggal menyisakan kenangan. Salah satunya sebuah pintu besi yang tertanam pada dinding batu kali.


Emmanuelle Litania Lutters yang berjudul ‘Saksi Bisu’. Pintu ini sangat menarik perhatian sebagian pengunjung galeri. Tanpa melihat narasi karya, pintu ini seolah menghadirkan perasaan yang sedih, kesendirian dan bahkan ada yang merasa ada kesan merinding. Pintu kayu yang tertutup rapat dengan sebuah pot disebelahnya.


Bernadeth Chiquita atau yang akrab disapa Beia. Papan nama kantor terpasang megah di atas bingkai pintu sengaja di hadirkan dalam komposisi fotonya. Karena hal ini menambah kesan kokohnya dari pintu tersebut. Pintu berwarna merah menyala menjadi salah satu karya yang menyita perhatian pengunjung galeri. Karena pintu ini berada di samping pintu utama dan merupakan akses untuk menjemur baju. Menurut ilmu Feng Shui, warna merah sejatinya untuk menolak energi negative.


Selain menghadirkan 45 karya, ada sebuah instalasi pintu. Pengunjung dipersilahkan memberikan respon dengan menuliskannya pada kartu dan menggantungkan pada paku-paku yang ada di instalasi tersebut. (Dna)



Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya